Gempa Bumi Bermagnitudo 5.2 Mengguncang Barat Daya Banda Aceh: BMKG Pastikan Tidak Ada Ancaman Tsunami

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:24:41 WIB
Gempa Bumi Bermagnitudo 5.2 Mengguncang Barat Daya Banda Aceh: BMKG Pastikan Tidak Ada Ancaman Tsunami

JAKARTA - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5.2 mengguncang wilayah barat daya Banda Aceh, Provinsi Aceh pada hari Kamis, 20 Februari 2025. Informasi ini dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memastikan bahwa gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami, meskipun kekuatannya cukup signifikan.

Detil Kejadian Gempa

Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa terjadi sekitar pukul 10.19 WIB. Lokasi episenter gempa terletak pada koordinat 4.92 Lintang Utara dan 94.63 Bujur Timur, berada sekitar 103 km di barat daya Banda Aceh. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 km yang tergolong dangkal, sehingga getaran dirasakan cukup kuat di sekitar wilayah tersebut.

Dalam cuitannya di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), BMKG (@infoBMKG) menyampaikan pesan berikut: "#Gempa Mag:5.2, 20-Feb-25 10:19:36 WIB, Lok:4.92 LU,94.63 BT (103 km BaratDaya BANDAACEH-ACEH), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG".

Dampak dan Skala Intensitas

Secara umum, gempa bumi dengan skala magnitudo 5.2 masuk dalam kategori sedang dan dapat menimbulkan kerusakan kecil tergantung lokasi dan kedalaman pusat gempa. Namun, gempa kali ini tidak menyebabkan kerusakan material yang signifikan dan tidak ada laporan korban jiwa.

Menurut skala Mercalli Modified Intensity (MMI), guncangan pada level ini dapat dirasakan oleh banyak orang di dalam dan sekitar bangunan, tetapi tidak cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan struktur yang parah. Berikut adalah paparan singkat terkait MMI dan dampaknya:
- I MMI: Getaran tidak terasa kecuali dalam kondisi sangat tenang.
- II MMI: Getaran ringan, benda-benda gantung bergoyang.
- III MMI: Getaran terasa dalam ruangan, seakan ada truk berat melintas.
- IV MMI: Terasa oleh orang banyak, pintu dan jendela berderit.
- V-VI MMI: Getaran dirasakan hampir oleh semua orang, beberapa benda jatuh.

Gempa di Banda Aceh kali ini dipastikan tidak merusak infrastruktur dasar, dan masyarakat diimbau untuk tetap tenang serta mewaspadai gempa susulan.

Tindakan dan Respons BMKG

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmawati, menjelaskan lebih lanjut mengenai gempa ini. "Gempa bumi yang terjadi sekitar pukul 10.19 WIB ini memiliki kedalaman yang cukup dangkal, sehingga getarannya terasa lebih kuat meski tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Kami terus memantau aktivitas seismik di kawasan tersebut," kata Rahmawati.

BMKG juga melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi dan meminta masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti arahan dan informasi resmi dari BMKG. Selain itu, BMKG menghimbau warga untuk tidak mudah percaya informasi yang tidak terbukti kebenarannya, terutama yang menyebar di media sosial tanpa sumber jelas.

Tujuan Mitigasi dan Kesadaran Publik

Gempa bumi seperti yang terjadi di Banda Aceh ini mengingatkan akan pentingnya mitigasi bencana dan pendidikan bagi publik. Aceh, sebuah provinsi yang berada di ujung Sumatera, terletak di atas jalur subduksi lempeng tektonik yang aktif, sehingga rawan mengalami gempa bumi dan ancaman tsunami.

Para ahli dan lembaga terkait terus menekankan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan bencana masyarakat. Rumah dan bangunan harus mematuhi standar tahan gempa, dan masyarakat dihimbau untuk memiliki rencana evakuasi darurat yang jelas.

Langkah ke Depan

Meskipun gempa kali ini tidak berdampak serius, tidak ada salahnya untuk selalu waspada. Edukasi dan sosialisasi tentang langkah-langkah sebelum, selama, dan setelah gempa penting terus dilakukan. Pengalaman masa lalu, terutama gempa dan tsunami besar yang melanda Aceh pada tahun 2004, menjadi pengingat pentingnya siap siaga bencana.

Sebagai tambahan, pihak berwenang dan pemerintah lokal didorong untuk meningkatkan upaya mitigasi dan perbaikan infrastruktur, seperti pembangunan gedung yang sesuai standar bencana. Distribusi informasi secara cepat dan efektif juga harus diperhatikan agar masyarakat mendapatkan data yang valid dan tidak menimbulkan kepanikan.

Sebagai penutup, sementara BMKG telah menyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami, masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti pembaruan dari sumber resmi dan tetap waspada terhadap aktivitas seismik lainnya. Integrasi teknologi modern dan pengetahuan lokal ditempatkan di garis depan strategi mitigasi bencana, khususnya di daerah-daerah yang rentan terhadap gempa bumi.

Terkini