JAKARTA - Fenomena keterlambatan jadwal penerbangan udara di Indonesia kembali menjadi pusat perhatian, seiring dengan meningkatnya keluhan dari berbagai pihak terkait kualitas layanan industri ini. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penumpang, tetapi juga berimbas pada sektor bisnis dan pemerintahan yang mengandalkan moda transportasi udara untuk keperluan efisiensi waktu.
Dr. Yulianus Henock Sumual, SH, M.Si., Anggota DPR RI Komite II dari Daerah Pemilihan Kalimantan Timur menyoroti permasalahan ini dan mendesak agar ada perbaikan menyeluruh dalam pelayanan penerbangan di Indonesia. "Akhir-akhir ini penerbangan pesawat di Indonesia sering mengalami delay, yang menyebabkan kerugian bagi para penumpang," ujarnya.
Keterlambatan penerbangan ini, menurut Dr. Yulianus, tidak hanya merugikan penumpang secara individu, tetapi juga mengganggu berbagai kegiatan industri yang sangat mengandalkan ketepatan waktu. Ia menggarisbawahi bahwa moda transportasi udara seharusnya dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan efisiensi dan ketepatan waktu. Dengan terus terjadinya keterlambatan, tujuan utama dari transportasi udara sebagai sarana yang cepat dan tepat jadi tidak tercapai.
Dr. Yulianus menegaskan bahwa ketidakpastian jadwal keberangkatan dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan penerbangan domestik. Ia memandang bahwa maskapai penerbangan dan otoritas terkait harus lebih serius dalam meningkatkan kualitas layanan, khususnya dalam menjaga ketepatan waktu. "Pelayanan transportasi udara harus ditingkatkan agar masyarakat tidak dirugikan," tambahnya.
Analis menyebutkan bahwa dalam jangka panjang, citra buruk yang dihasilkan dari pelayanan yang tidak memadai dapat berdampak pada minat investor di sektor ini. Oleh karena itu, Dr. Yulianus mendorong adanya regulasi yang lebih ketat dan mekanisme pengawasan lebih baik terhadap operasional maskapai penerbangan. Menurutnya, upaya ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekacauan yang berulang di masa depan.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Dr. Yulianus menekankan pentingnya identifikasi faktor utama penyebab keterlambatan penerbangan yang bisa berasal dari operasional maskapai, manajemen bandara, hingga faktor eksternal lainnya. "Ini adalah masalah yang memerlukan solusi segera dan taktis," ucapnya menekankan.
Menanggapi situasi ini, berbagai pihak mulai dari Kementerian Perhubungan hingga pelaku industri diharapkan dapat bersinergi untuk mencari solusi yang efektif. Langkah konkret yang diupayakan dapat mencakup peningkatan infrastruktur bandara, pengurangan waktu ground handling, serta optimalisasi jadwal penerbangan.
Dalam kesempatan yang sama, pakar penerbangan menyebut bahwa peningkatan kualitas layanan merupakan prioritas utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa transparansi informasi dan peningkatan komunikasi dengan penumpang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari keterlambatan.
Masyarakat luas menantikan respon cepat dan efektif dari semua pemangku kepentingan dalam sektor penerbangan. Diharapkan, transportasi udara bisa kembali diandalkan sebagai moda transportasi yang efisien dan tepat waktu, mendukung mobilitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan itu, Dr. Yulianus mengajak pemerintah dan maskapai penerbangan untuk berkomitmen dalam meningkatkan kualitas layanan. "Pemerintah dan maskapai harus memiliki komitmen nyata untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," tutupnya. Ketegasan dan prioritas yang diharapkan dari pihak terkait menjadi kunci untuk perbaikan kualitas transportasi udara Indonesia, upaya ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat dan memastikan kenyamanan dalam setiap perjalanan udara.