JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana memperluas program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) secara gratis untuk perempuan usia 20 tahun ke atas. Program ini dijadwalkan mulai berjalan pada 2027 sebagai langkah strategis jangka panjang dalam upaya menekan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Gertrudis Tandy, mengungkapkan bahwa pemberian vaksin bagi kelompok dewasa muda telah masuk dalam agenda nasional. Namun, pelaksanaannya masih berada dalam tahap finalisasi perencanaan.
"Dalam program vaksinasi HPV, sudah tercantum pemberian vaksin pada kelompok usia yang lebih tua. Pelaksanaan dan implementasinya masih dibahas. Ini akan diberikan untuk 20 tahun ke atas dan rencananya akan kita mulai 2027," ujar Gertrudis Tandy.
Hingga tahun 2027, Kemenkes tetap memprioritaskan imunisasi HPV gratis bagi anak perempuan usia kelas 5–6 SD dan remaja 15 tahun. Program ini bertujuan mencapai cakupan vaksinasi sebesar 90 persen untuk anak perempuan usia 15 tahun hingga 2030. Setelah target tersebut tercapai, pemerintah akan melanjutkan program vaksinasi untuk perempuan dewasa muda.
Program ini merupakan bagian dari Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks yang telah disusun pemerintah. Rencana tersebut meliputi:
Vaksinasi HPV untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun hingga 2027.
Vaksinasi untuk perempuan dewasa muda usia 20–26 tahun.
Skrining 75 persen perempuan usia 30–69 tahun.
Penanganan 90 persen kasus pra-kanker dan kanker invasif.
Dengan strategi ini, diharapkan sekitar 1,2 juta perempuan Indonesia dapat terhindar dari kanker serviks hingga tahun 2070.
Kanker serviks sendiri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa kanker serviks merupakan kanker pembunuh kedua setelah kanker payudara.
"Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan Indonesia meninggal akibat kanker," tegas Budi Gunadi Sadikin saat membuka Global Cervical Cancer Elimination Forum 2025.
Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia diperkirakan mencapai 26.000 kasus setiap tahunnya, dan tren tersebut akan meningkat jika tidak ada upaya intervensi serius.
Vaksin HPV menjadi salah satu bentuk pencegahan paling efektif. Vaksin ini diberikan untuk melindungi tubuh dari infeksi Human Papillomavirus, penyebab utama kanker serviks. Selain kanker serviks, HPV juga dapat menyebabkan kanker vagina, vulva, penis, anus, hingga kanker kepala dan leher.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian vaksin HPV sebelum perempuan atau laki-laki aktif secara seksual. Efektivitas vaksin dapat mencapai lebih dari 90 persen jika diberikan pada usia 9–26 tahun.
Indonesia sendiri telah memulai program vaksinasi HPV gratis sejak 2016 yang diawali dari DKI Jakarta. Pada 2021, program ini diperluas ke 20 kabupaten/kota, meningkat menjadi 112 kabupaten/kota pada 2022, dan secara nasional mulai 2023. Vaksinasi diberikan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Pemberian vaksin HPV gratis untuk perempuan dewasa, terutama yang berusia 21–26 tahun, akan diawali dengan pendataan di puskesmas dan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Pendataan ini menjadi langkah awal sebelum pelaksanaan program vaksinasi secara menyeluruh pada 2027.
Selain vaksinasi, Kemenkes juga mendorong program skrining HPV DNA secara gratis yang dapat diakses melalui puskesmas untuk kelompok usia di atas target vaksinasi. Skrining ini merupakan langkah pencegahan komprehensif untuk mendeteksi dini risiko kanker serviks.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan pentingnya vaksinasi dan skrining berjalan beriringan.
"Sudah menjadi bagian komitmen global pada 2022 bahwa kita mengeluarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) dan diharapkan pada 2030 kita mencapai target 90 persen anak sebelum usia 15 tahun… Tapi kalau yang di bawah (1999), apa yang bisa dilakukan?… Skrining HPV," ujarnya.
Pemerintah menargetkan perempuan muda menjadi prioritas awal vaksinasi karena sistem imun pada usia tersebut lebih optimal dalam menghasilkan antibodi, sehingga perlindungan dari infeksi HPV menjadi lebih maksimal. Namun, pemberian vaksin untuk perempuan usia 20 tahun ke atas tetap krusial untuk memperluas cakupan perlindungan.
Implementasi program vaksinasi bagi kelompok dewasa muda nantinya akan dimulai dari proses pendataan calon penerima vaksin di puskesmas. Data tersebut kemudian akan dikompilasi oleh dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota. Fokus awal adalah perempuan berusia 21–26 tahun, tetapi kemungkinan terbuka juga bagi perempuan yang lebih tua jika dibutuhkan.
Kemenkes pun mengimbau masyarakat agar aktif mengikuti program vaksinasi HPV serta memanfaatkan layanan skrining HPV DNA gratis di fasilitas kesehatan terdekat. Orang tua juga diminta untuk memastikan anak-anak mereka yang berusia sekolah mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal.
Melalui langkah-langkah konkret ini, Indonesia berkomitmen penuh untuk mencapai target Eliminasi Kanker Serviks 2030 sebagaimana ditetapkan oleh WHO. Strategi nasional ini diharapkan dapat menyelamatkan jutaan perempuan Indonesia dari ancaman kanker serviks di masa depan.