Penerbangan Halim Dialihkan, Soekarno Hatta Siap Beroperasi

Rabu, 30 Juli 2025 | 11:52:08 WIB
Penerbangan Halim Dialihkan, Soekarno Hatta Siap Beroperasi

JAKARTA - Sejak tanggal 1 Agustus 2025, sebagian rute penerbangan yang sebelumnya beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma mulai dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Langkah ini menandai perubahan besar dalam pengelolaan rute penerbangan di wilayah Jabodetabek, dengan 50 rute dari dua maskapai, Citilink dan Batik Air, yang kini beroperasi di Bandara Soetta. Transisi tersebut tidak hanya menuntut kesiapan dari pihak maskapai, tetapi juga penyesuaian signifikan dari pengelola bandara Soekarno-Hatta demi menjamin pelayanan yang optimal bagi penumpang.

Sebagai bandara utama dengan kapasitas besar, Bandara Soekarno-Hatta mengambil langkah-langkah strategis agar penyesuaian operasional ini dapat berjalan mulus. Manajemen bandara telah melakukan berbagai persiapan, mulai dari pengaturan slot waktu penerbangan yang cermat, penempatan parking stand yang efisien, hingga koordinasi intensif dengan layanan ground handling dan fasilitas terminal. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menampung peningkatan volume penerbangan dan menjaga kenyamanan para penumpang selama proses keberangkatan dan kedatangan.

Secara rinci, dua maskapai yang melakukan perpindahan ini akan melayani penerbangan dari dua terminal yang berbeda di Bandara Soekarno-Hatta. Citilink akan beroperasi di Terminal 1B, sedangkan Batik Air menggunakan Terminal 2D. Pemisahan terminal ini diharapkan dapat membantu mengelola alur penumpang secara lebih efisien dan menghindari penumpukan di satu titik.

Dwi Ananda Wicaksana, General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menegaskan bahwa seluruh penyesuaian yang dilakukan merupakan bagian dari upaya memastikan pengalaman pengguna jasa tetap lancar dan menyenangkan. “Penumpang yang akan terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta kini dilayani melalui Terminal 1B untuk Citilink dan Terminal 2D untuk Batik Air,” ujarnya pada Rabu, 30 Juli 2025.

Tidak hanya soal pengaturan terminal, pengelola bandara juga memperhatikan detail operasional lain seperti area check-in, boarding gate, dan layanan informasi. Penambahan jumlah penerbangan tentu berpotensi menimbulkan kepadatan, sehingga koordinasi dengan maskapai dan stakeholder lain menjadi kunci agar semua proses bisa berjalan tanpa hambatan.

Untuk memudahkan navigasi dan memastikan penumpang memperoleh informasi yang mereka butuhkan, petugas customer service ditingkatkan kehadirannya di dalam terminal. Mereka disiapkan untuk memberikan panduan serta menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin muncul selama proses keberangkatan. Hal ini juga didukung dengan penyebaran informasi melalui berbagai kanal komunikasi digital dan media sosial resmi bandara.

Dwi Ananda juga menyampaikan bahwa koordinasi dengan pihak maskapai dan instansi terkait terus berjalan intensif agar setiap perubahan atau pembaruan layanan dapat langsung disampaikan kepada publik. “Informasi mengenai lokasi terminal, jadwal penerbangan, hingga titik-titik layanan penumpang kami sebarluaskan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial dan informasi digital di bandara,” tambahnya.

Perpindahan sebagian besar penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Soekarno-Hatta ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dan pengelola bandara dalam mengoptimalkan kapasitas dan pelayanan di kawasan Jabodetabek. Bandara Halim yang selama ini menjadi basis penerbangan komersial kini fokus pada penerbangan militer, VIP, dan charter sehingga penerbangan komersial dialihkan ke Bandara Soetta yang memiliki kapasitas lebih besar dan fasilitas lebih lengkap.

Beralihnya rute penerbangan ini diproyeksikan dapat meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penumpang dari sisi fasilitas dan kemudahan akses. Dengan pengaturan terminal yang terpisah dan manajemen slot penerbangan yang terencana, Bandara Soekarno-Hatta berharap dapat mengatasi lonjakan penumpang yang dipicu oleh integrasi rute baru ini tanpa mengorbankan kenyamanan.

Kesiapan Bandara Soekarno-Hatta ini juga menjadi tolok ukur bagaimana pengelola bandar udara mampu menyesuaikan diri dengan dinamika industri penerbangan yang terus berkembang. Penyesuaian operasional dan koordinasi antar pihak yang terlibat menjadi hal vital agar bandara tetap dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai hub penerbangan nasional dengan layanan terbaik.

Secara keseluruhan, perpindahan rute ini bukan hanya soal pengalihan titik keberangkatan, tetapi juga sebuah proses transformasi dalam pelayanan penerbangan di Jabodetabek. Dengan segala penyesuaian dan persiapan yang matang, diharapkan masyarakat dapat menikmati kemudahan akses dan kualitas layanan yang lebih baik di Bandara Soekarno-Hatta, sekaligus mendukung kelancaran mobilitas udara yang semakin meningkat.

Terkini