Kontroversi Pendanaan Ibu Kota Negara (IKN) dan Implikasinya bagi Politik Nasional
- Selasa, 11 Februari 2025

Jakarta - Pendanaan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Indonesia kini menjadi sorotan utama di tengah masyarakat. Isu ini mencuat setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Doddy Hanggodo, mengungkapkan bahwa anggaran untuk IKN diblokir oleh pemerintah. Pernyataan ini memicu diskusi publik dan membuka kembali perdebatan mengenai prioritas nasional serta mengaitkan nama-nama besar dalam dunia politik tanah air seperti mantan Presiden Joko Widodo dan tokoh politik lainnya, Selasa, 11 Februari 2025.
Blokir Anggaran IKN dan Respon Jokowi
Pengakuan Menteri Doddy mengenai terblokirnya anggaran untuk pembangunan IKN menjadi perhatian besar. Dalam sebuah wawancara, mantan Presiden Joko Widodo dimintai tanggapan terkait situasi pendanaan tersebut. Jokowi, yang menjabat sebagai presiden selama dua periode dan merupakan inisiator dari proyek IKN, menganjurkan masyarakat untuk meminta penjelasan langsung dari pemerintah saat ini. "Saya tak lagi memiliki wewenang. Silakan ditanyakan kepada pemerintah sekarang," ujar Jokowi ketika ditanya mengenai permasalahan ini.
Kontroversi Berkembang ke Ranah Politik
Topik IKN ini tidak hanya berhenti pada masalah pendanaan, tetapi juga melebar ke panggung politik, khususnya jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satu sosok yang mendapat sorotan terkait isu ini adalah Anies Baswedan. Dalam sebuah acara bertajuk 'Desak Anies', mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berdiskusi dengan mahasiswa dan menjelaskan pandangannya terkait pembangunan IKN.
Cuplikan video yang diunggah oleh pengguna akun X @Piyusaja2 memperlihatkan diskusi Anies dengan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan terkait solusi pembangunan IKN. Anies menegaskan pentingnya fokus pada kebutuhan mendasar masyarakat, dibandingkan menguras anggaran negara untuk proyek seperti IKN. "Ada banyak kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi," kata Anies. Pendiriannya ini mencerminkan prioritas yang berbeda dibandingkan dengan pemerintah yang tengah ada.
Pandangan Beragam dari Masyarakat dan Pengamat
Proyek IKN memang memantik berbagai pandangan dari masyarakat dan pengamat politik. Bagi sebagian pihak, IKN dianggap sebagai langkah maju dalam mendistribusikan pusat ekonomi dan pemerintahan di luar Pulau Jawa. Namun, ada pula pihak yang skeptis dan menilai bahwa dana besar yang diperlukan sebaiknya dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih krusial, seperti pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan kemiskinan.
Seorang pengamat kebijakan publik, Dr. Rini Kusumawati, mengatakan bahwa penundaan atau pemblokiran anggaran IKN bisa menjadi peluang bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali prioritas kebijakan. "Dalam situasi ekonomi pasca-pandemi, keseimbangan antara pembangunan fisik dan pemenuhan kebutuhan sosial harus dikelola dengan cermat," ujarnya.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025