Kolaborasi Internasional Jadi Kunci, PT Pertamina Geothermal Energy Tancap Gas Selesaikan Proyek Panas Bumi Lumut Balai Unit 2
- Sabtu, 22 Februari 2025

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), perusahaan terkemuka dalam sektor energi terbarukan di Indonesia, menyoroti pentingnya kolaborasi global untuk mempercepat pengembangan proyek panas bumi nasional. PGE secara terbuka mengapresiasi peran strategis mitra internasional dalam mendukung percepatan Proyek Lumut Balai Unit 2. Hingga saat ini, proyek tersebut telah mencapai progres sebesar 93,49 persen dan diproyeksikan selesai pada pertengahan tahun ini.
Dalam kunjungan Management Walkthrough (MWT) di Proyek Lumut Balai Unit 2, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyampaikan, “Kemitraan strategis dengan mitra internasional telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran proyek ini, terutama dalam hal transfer teknologi dan pengembangan talenta profesional panas bumi dalam negeri.”
Kolaborasi Memastikan Standar Global
Julfi menambahkan bahwa kolaborasi ini memastikan agar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 dapat beroperasi sesuai standar global. Proyek ini mendukung pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang PGE dalam dua tahun mendatang, yang sejalan dengan tujuan nasional untuk meningkatkan porsi energi terbarukan.
Proyek Lumut Balai Unit 2 mencakup sejumlah elemen penting, mulai dari pembangunan jalur pipa penyalur steam dan brine hingga konstruksi pembangkit listrik. Beroperasinya unit ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 581,8 ribu ton CO2eq per tahun, menjadikannya sebagai salah satu inisiatif utama Indonesia dalam upaya global untuk menurunkan emisi karbon.
Kolaborasi Tiga Negara: China, Jepang, dan Indonesia
Pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2 merupakan hasil kolaborasi unik dari tiga negara yang berbeda, yaitu China, Jepang, dan Indonesia. Melalui konsorsium yang terdiri dari SEPCO III Electric Power Construction, Mitsubishi Corporation dari Jepang, serta perusahaan konstruksi lokal Wijaya Karya (WIKA), proyek ini berhasil mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) di antara para insinyur dari ketiga negara.
Keterlibatan mitra internasional dengan keahlian teknis mereka telah membantu PGE mengatasi berbagai tantangan konstruksi di medan yang cukup menantang. Selain itu, kolaborasi ini juga memastikan penerapan metode kerja terbaik serta standar keselamatan tertinggi selama pelaksanaan proyek. Menariknya, proyek ini mencatatkan prestasi 2 juta jam kerja aman (safe man-hours) tanpa insiden yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja (Lost Time Injury - LTI) pada tahun 2024.
Penguat Ekosistem Energi Panas Bumi
Internasionalisasi dan kolaborasi ini tidak hanya mendukung proyek Lumut Balai Unit 2, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat ekosistem energi panas bumi di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya daya saing di pasar global, kolaborasi ini dapat memperkuat ketahanan energi nasional. Julfi Hadi optimis bahwa dengan dukungan mitra global, PGE akan dapat memenuhi target pemasangan 1 GW dalam dua tahun ke depan, sekaligus memperkukuh posisi Indonesia sebagai salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan energi panas bumi.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan energi yang lebih bersih, pengembangan proyek ini menandakan langkah penting bagi Indonesia. Inovasi dan kolaborasi internasional tidak hanya membantu menyelesaikan proyek ini dengan sukses tetapi juga menyiapkan panggung bagi perkembangan energi terbarukan lainnya di masa depan.
Dengan selesainya Proyek Lumut Balai Unit 2, PGE akan semakin menguatkan perannya dalam mencapai target energi bersih nasional, sekaligus memberikan kontribusi yang nyata terhadap upaya penurunan emisi global. Hal ini membuktikan bahwa kemitraan internasional bukan hanya strategi bisnis yang unggul tetapi juga katalis utama dalam upaya global menanggulangi perubahan iklim.
Meningkatkan Kompetensi Lokal melalui Kolaborasi Internasional
Salah satu aspek menarik dari kolaborasi ini adalah transfer pengetahuan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal. Dengan bekerja sama dengan ahli internasional, para profesional Indonesia mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka di bidang teknologi energi terbarukan. Hal ini diharapkan mampu mencetak tenaga ahli berkompeten yang akan memberikan kontribusi signifikan dalam sektor energi nasional di masa depan.
Baca JugaHarga BBM di Apau Kayan Tembus Rp 60 Ribu per Liter, Pertamina: Itu Ulah Pengecer

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.