Bank Indonesia (BI) Siap Luncurkan Inovasi QRIS Tap Tanpa Pindai untuk Transportasi Umum pada Maret 2025

Bank Indonesia (BI) Siap Luncurkan Inovasi QRIS Tap Tanpa Pindai untuk Transportasi Umum pada Maret 2025

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) bersiap meluncurkan inovasi terbaru di bidang pembayaran digital, yakni QRIS Tap, yang memungkinkan transaksi tanpa perlu melakukan pemindaian (scan). Inovasi ini ditargetkan siap digunakan pada layanan transportasi umum pada pertengahan Maret 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya BI dalam mendorong transformasi digital di Indonesia.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa peluncuran awalnya direncanakan pada akhir triwulan pertama 2025, namun menunjukkan indikasi dapat dipercepat. “Kemarin kan kami katakan mungkin (QRIS Tap diluncurkan) di akhir triwulan I. Nah, ini nampaknya kami bisa percepat gitu,” kata Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers yang digelar setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta.

Peluncuran QRIS Tap ini adalah bagian dari inisiatif yang lebih besar yang tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030. Sistem ini dikembangkan untuk mengakomodasi kebutuhan pembayaran digital yang semakin meningkat, sekaligus mendukung program transformasi digital pemerintah, khususnya di sektor transportasi.

Penggunaan Teknologi Canggih untuk Kenyamanan Masyarakat

Dalam sistem ini, pengguna cukup mendekatkan ponsel mereka kepada mesin pembaca di gerbang transportasi umum. "Jadi, nanti tidak perlu lagi memindai (scan), cukup melenggang, dekatkan saja HP (handphone)-nya (ke mesin pembayaran), bisa langsung masuk (ke layanan transportasi), yang penting ada dananya (yang tersimpan dalam aplikasi pembayaran di HP)," jelas Filianingsih lebih lanjut.

Selain itu, BI juga sedang menyiapkan langkah untuk memberikan kemudahan tambahan bagi masyarakat pengguna QRIS dengan menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) dari 0,4 persen menjadi 0 persen. Kebijakan ini difokuskan pada layanan yang mendukung kebutuhan publik seperti Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO).

Penurunan Biaya MDR: Upaya Meningkatkan Dukungan untuk Layanan Publik

MDR, yang merupakan biaya operasional dibebankan pada pemilik usaha setiap kali terjadi transaksi non-tunai, akan dihapuskan untuk sektor-sektor tertentu yang melibatkan layanan publik. "Kami akan menurunkan MDR untuk QRIS di BLU, Badan Layanan Umum, dan PSO. Ini merupakan bentuk keberpihakan Bank Indonesia untuk mendukung program pemerintah, khususnya untuk meningkatkan atau perbaikan layanan umum," terang Filianingsih.

Sektor-sektor yang akan mendapatkan manfaat dari penurunan MDR ini meliputi layanan kesehatan seperti rumah sakit, sektor pariwisata, pendidikan, dan transportasi umum seperti MRT, KRL, dan Damri. “Kebijakan skema harga QRIS untuk kriteria merchant Badan Layanan Umum dan Public Service Obligation dari 0,4 persen menjadi 0 persen akan berlaku mulai 14 Maret 2025, bersamaan dengan launching QRIS Tap,” tambahnya.

Peningkatan Penggunaan QRIS dan Dampaknya terhadap Perekonomian Digital

Sejalan dengan inovasi QRIS Tap, perkembangan transaksi menggunakan QRIS menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebutkan bahwa volume transaksi ekonomi dan keuangan digital melalui QRIS mengalami peningkatan sebesar 170,1 persen secara tahunan (year on year) sepanjang bulan lalu.

“Volume transaksi pembayaran digital melalui QR Indonesian Standard, QRIS, tetap tumbuh pesat sebesar 170,1 persen year on year didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” ungkap Perry Warjiyo. Hal ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem pembayaran digital dan pergeseran tren menuju transaksi non-tunai.

Dengan direncanakannya peluncuran QRIS Tap ini, Bank Indonesia menunjukkan komitmennya untuk terus mendorong kemajuan teknologi pembayaran di Tanah Air. Inovasi-inovasi seperti ini tidak hanya mempermudah transaksi sehari-hari bagi masyarakat tetapi juga berpotensi meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam sistem pembayaran digital secara keseluruhan.

Inovasi ini diharapkan akan mendorong masyarakat luas, termasuk pelaku usaha, untuk semakin aktif dalam ekosistem ekonomi digital. Ini juga menjadi langkah lanjut bagi BI dalam memainkan peran strategis untuk mengintegrasikan sistem pembayaran yang lebih efisien, aman, dan inklusif sesuai visi pembangunan nasional.

Sebagai penutup, dengan peluncuran QRIS Tap dan penurunan MDR, Bank Indonesia tidak hanya berfokus pada kemajuan teknologi semata, tetapi juga aspek sosial-ekonomi yang lebih luas. Semua ini dilakukan demi mencapai keseimbangan antara kemajuan teknologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui layanan publik yang lebih terjangkau.