PLTP Mataloko Capai 79,57 Persen: Proyek Geotermal PLN Dorong Flores Menuju Kemandirian Energi Berbasis Panas Bumi
- Jumat, 02 Mei 2025

JAKARTA – Proyek strategis nasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko yang dibangun di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga April 2025, progres fisik proyek telah mencapai 79,57%, mencerminkan kemajuan nyata dalam pembangunan infrastruktur energi bersih berbasis panas bumi di Pulau Flores.
Capaian tersebut mencakup penyelesaian konstruksi empat area wellpad, yakni wellpad A, B, C, dan D. Selain itu, pembangunan area laydown—lokasi penyimpanan peralatan proyek—telah rampung, bersamaan dengan pengaspalan jalan akses sepanjang 3 kilometer dari total 7 kilometer yang direncanakan. Peningkatan akses jalan ini dilakukan dengan memanfaatkan jalur eksisting tanpa menggusur lahan produktif milik warga.
Proyek Strategis Nasional Dorong Energi Terbarukan di Timur Indonesia
Baca Juga
PLTP Mataloko dibangun di atas lahan seluas 12,9 hektare, berada dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang mencakup 996,2 hektare. Proyek ini merupakan salah satu bagian dari upaya PT PLN (Persero) mendorong transisi energi nasional, khususnya di kawasan timur Indonesia yang kaya potensi energi baru dan terbarukan.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Yasir, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen mempercepat penyelesaian proyek demi mendukung cita-cita Flores sebagai pulau mandiri energi. Sinergi antara PLN dan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, terus diperkuat untuk mengawal kelancaran pelaksanaan proyek.
“PLN siap menjalin sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Tim Satuan Tugas Geothermal yang dibentuk Pemerintah Provinsi NTT. Kami siap melakukan survei lapangan bersama Tim Satgas. Harapannya, upaya bersama ini dapat mewujudkan cita-cita besar Flores sebagai pulau mandiri energi berbasis sumber daya panas bumi,” ujar Yasir.
Klarifikasi Ilmiah: Manifestasi Alamiah Geotermal Bukan Akibat Kegiatan Proyek
Seiring dengan progres pembangunan, muncul kekhawatiran dari sebagian masyarakat mengenai keberadaan fumarol atau semburan uap panas di sekitar lokasi proyek. Menanggapi hal ini, PLN menggandeng pakar geologi untuk memberikan klarifikasi ilmiah kepada publik.
Dalam forum audiensi bersama Gubernur NTT pada 28 April 2025 lalu, Dosen Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Pri Utami, yang hadir sebagai narasumber ahli, menjelaskan bahwa manifestasi geotermal seperti fumarol merupakan fenomena alamiah yang wajar terjadi di kawasan dengan potensi panas bumi tinggi.
“Seperti di Kawah Sikidang, Dieng, manifestasi itu berpindah-pindah bahkan sejak sebelum adanya kegiatan pengeboran. Ini sudah terjadi bahkan sebelum kita lahir,” terang Dr. Pri Utami.
Ia menegaskan bahwa asap atau uap yang keluar dari lokasi sekitar proyek merupakan hasil dari aktivitas bawah permukaan bumi yang berlangsung secara alami. “Itu bukan gejala baru yang disebabkan proyek. Ini bagian dari karakteristik geotermal di wilayah tersebut,” imbuhnya.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Osta Melanno, Manager Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2 PLN, yang menegaskan bahwa tahap pengembangan saat ini masih fokus pada pembangunan infrastruktur dasar. “Saat ini kami masih fokus pada pembangunan infrastruktur dasar sebagai tahap awal pengembangan, dan belum memasuki fase pengeboran,” jelas Osta.
Komitmen Sosial: Pelibatan Masyarakat dan Pemberdayaan Lokal
PLN juga memastikan bahwa pembangunan PLTP Mataloko tidak hanya fokus pada aspek teknis, namun juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Dalam proses perencanaan, PLN telah melaksanakan skema Free, Prior and Informed Consent (FPIC) di lima desa sekitar proyek. Proses ini merupakan pendekatan dialogis dan partisipatif untuk memastikan bahwa masyarakat lokal memahami, menyetujui, dan turut serta dalam proses pembangunan.
Hasilnya, keterlibatan masyarakat dalam proyek ini sangat tinggi. Dari total 315 tenaga kerja yang dilibatkan dalam pembangunan proyek, sekitar 80% merupakan warga lokal dari wilayah Ngada dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa proyek turut memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempat, termasuk dalam bentuk lapangan kerja dan alih keterampilan.
Selain itu, PLN aktif melaksanakan berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di wilayah Mataloko. Program tersebut meliputi layanan pengobatan gratis, bantuan alat kesehatan untuk fasilitas medis setempat, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta pelatihan dan pendampingan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat penerimaan sosial proyek, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pengembangan energi panas bumi.
Landasan Regulasi dan Kepastian Hukum
Proses pengadaan lahan proyek telah dilaksanakan secara transparan dan tuntas oleh Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Ngada sepanjang tahun 2021 hingga 2022. Seluruh proses berlangsung tanpa konflik, menunjukkan keberhasilan pendekatan partisipatif antara PLN, pemerintah daerah, dan warga pemilik lahan.
Dengan legalitas yang telah terjamin serta komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, proyek PLTP Mataloko menjadi salah satu model pengembangan energi terbarukan yang patut dicontoh. Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam transisi energi menuju netralitas karbon pada 2060, serta penguatan bauran energi nasional yang lebih ramah lingkungan.
PLN Dorong Transformasi Energi Nasional dari Timur
Melalui proyek-proyek seperti PLTP Mataloko, PLN menegaskan posisinya sebagai motor penggerak transformasi sektor ketenagalistrikan nasional. Pembangunan infrastruktur energi bersih berbasis sumber daya lokal menjadi fondasi penting dalam mewujudkan sistem ketenagalistrikan yang berkelanjutan, inklusif, dan berpihak kepada masyarakat.
“Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa pengembangan energi panas bumi tidak hanya tentang pembangunan pembangkit, tetapi juga tentang membangun masa depan energi yang berkelanjutan bersama masyarakat,” tutup Yasir.
Dengan capaian progres yang mendekati 80% dan fondasi sosial yang kuat, PLTP Mataloko menjadi bukti bahwa pembangunan energi bersih dapat berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.