KLHK Dorong Inovasi Pengelolaan Sampah untuk Energi Terbarukan
- Rabu, 13 Agustus 2025

JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong transformasi pengelolaan sampah melalui program inovatif yang mengubah limbah menjadi sumber energi listrik. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menghadapi persoalan sampah yang kian meningkat sekaligus mendukung ketahanan energi nasional dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Rasio Ridho Sani, menegaskan bahwa perhatian pemerintah, khususnya Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, sangat besar terhadap penanganan sampah secara tepat dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan dalam sosialisasi Kebijakan dan Pelaksanaan Pembinaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tahun 2025 yang digelar di Pangkalpinang pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Rasio menjelaskan bahwa pemerintah telah menggelar beberapa rapat khusus untuk merumuskan strategi pengelolaan sampah, terutama sampah plastik yang selama ini menjadi persoalan serius. Fokus utama adalah mengubah sekitar 12 persen sampah plastik nasional menjadi sumber energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Baca Juga
Salah satu terobosan penting dalam program ini adalah keterlibatan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan membeli listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah tersebut. Selain itu, dukungan teknis dan pembiayaan disediakan oleh Daya Anagata Nusantara (Danatara), sehingga sinergi ini diharapkan dapat mempercepat realisasi fasilitas pengolahan sampah menjadi energi terbarukan.
Untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah menjadi pembangkit listrik, pemerintah menetapkan kebutuhan sampah minimal sekitar 10.000 ton per hari. Namun, wilayah Kepulauan Bangka Belitung saat ini belum memenuhi kriteria tersebut karena volume sampah yang dihasilkan masih relatif kecil.
“Jumlah sampah di Kepulauan Babel belum mencapai 10.000 ton per hari, sehingga daerah ini belum masuk dalam rencana pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik,” ujar Rasio. Ia menambahkan bahwa kriteria pembangunan fasilitas ini dipatok untuk wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta jiwa, dengan asumsi tiap orang menghasilkan sampah sekitar 50 kilogram per hari.
Sebagai gambaran, jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru sekitar 1,5 juta jiwa, sehingga belum cukup memenuhi syarat untuk mendirikan fasilitas tersebut. Meski demikian, Rasio menegaskan perlunya pengelolaan sampah yang efisien di daerah ini, terutama karena lebih dari 50 persen sampah yang masuk ke tempat pemrosesan akhir adalah sisa makanan dari rumah tangga.
Menurut data yang disampaikan, volume sampah di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 483,74 ton per bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 ton per bulan atau 45,18 persen dikelola di TPA yang tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.
Rasio memandang potensi besar sampah organik tersebut untuk diolah menjadi kompos yang memiliki nilai ekonomi. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah sisa makanan rumah tangga ini dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi volume limbah sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Selain fokus pada pengolahan sampah menjadi energi, program pemerintah juga mengedepankan pendekatan ramah lingkungan dan ekonomi hijau, sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan. Program pengelolaan sampah menjadi listrik ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil sekaligus meminimalisir dampak negatif sampah terhadap lingkungan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk PLN dan Danatara, KLHK berkomitmen melanjutkan program inovasi ini secara bertahap dan terencana. Ke depan, pengembangan fasilitas pengolahan sampah di daerah-daerah dengan potensi besar akan terus didorong agar target energi terbarukan dan pengelolaan sampah nasional dapat tercapai secara optimal.
Melalui kebijakan ini, pemerintah tidak hanya menuntaskan persoalan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan energi nasional. Langkah inovatif ini sekaligus membuka peluang investasi dan pengembangan teknologi bersih yang mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Tubuh
- 13 Agustus 2025
2.
20 Destinasi Wisata Favorit di Bandung untuk Liburan Keluarga
- 13 Agustus 2025
3.
Samsung Galaxy A15: Harga dan Spesifikasi Terbaru
- 13 Agustus 2025
4.
Skincare Pilihan untuk Wajah Segar dan Cerah
- 13 Agustus 2025
5.
Jadwal Pelni Ambon Ternate Agustus 2025
- 13 Agustus 2025