JAKARTA - Dalam perkembangan penting untuk sektor BUMN di Indonesia, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, memastikan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara, atau lebih dikenal sebagai Danantara, akan diluncurkan bulan depan. Pernyataan ini disampaikan oleh Kartika, yang akrab disapa Tiko, dalam sebuah forum investasi yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 11 Februari 2025.
Penyelesaian Regulasi Menjadi Kunci Peluncuran
Peluncuran Danantara sangat bergantung pada pengesahan Undang-Undang BUMN yang baru oleh Presiden Prabowo Subianto. "Di bawah Undang-Undang baru BUMN ini, kami akan mengembangkan superholding baru kami Danantara," kata Tiko dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025. Pernyataan ini menegaskan pentingnya regulasi baru sebagai fondasi bagi implementasi dan peluncuran badan investasi baru tersebut.
Peran Strategis Danantara
Danantara diharapkan menjadi superholding BUMN yang dapat menarik investasi untuk Indonesia. Tiko menjelaskan bahwa tujuan utama pembentukan Danantara adalah untuk menarik lebih banyak investasi asing dan mengonsolidasikan pengelolaan BUMN dalam skala yang lebih efisien dan efektif. "Mohon bersabar selama sebulan untuk memastikan bahwa ada perincian yang tepat mengenai organisasi ini. Dan kami akan meluncurkan organisasi ini mudah-mudahan dalam waktu sekitar satu bulan ke depan," jelas Tiko.
Komitmen Pemerintah terhadap Danantara
Sebelummya, Menteri BUMN, Erik Thohir, telah mengumumkan bahwa pembentukan BPI Danantara telah resmi setelah disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN menjadi UU. Dalam penjelasannya, Erik menyatakan bahwa "BP Danantara secara resmi didirikan dan dibentuk dalam rangka melakukan konsolidasi pengelolaan BUMN serta mengoptimalisasi pengelolaan dividen dan investasi."
Struktur dan Potensi Ekonomi
Pada tahap awal, Danantara direncanakan untuk mengelola tujuh BUMN besar yang selama ini menjadi mesin dividen bagi kas negara, serta Indonesia Investment Authority (INA). Ketujuh BUMN tersebut adalah BRI, Mandiri, BNI, MIND ID, PLN, Pertamina, dan Telkom Indonesia, dengan nilai aset yang akan dikelola oleh Danantara diperkirakan mencapai USD600 miliar atau setara Rp9.520 triliun.
Menurut data Biro Riset Infobank, Danantara akan mengelola 95,2 persen dari total aset BUMN yang mencapai Rp10.402 triliun. Besaran dana yang dikelola ini menjadikan Danantara sebagai salah satu superholding terbesar di dunia, hanya di belakang superholding asal Norwegia, China, dan Dubai.
Reaksi Positif dan Optimisme
Langkah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk analisis dari kalangan ekonom dan anggota DPR. Anggota DPR RI telah mengungkapkan keyakinannya bahwa keberadaan Danantara akan memberikan dampak besar bagi peningkatan investasi di Indonesia. Dengan potensi menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Danantara diharapkan mampu menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, Bambang Brodjonegoro, salah satu pakar ekonomi Indonesia, telah menyampaikan pandangannya terkait strategi besar di balik pembentukan Danantara ini. Menurutnya, "Danantara dipersiapkan tidak hanya untuk menarik investasi asing tetapi juga untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia yang terus berubah."
Tantangan dan Langkah Ke Depan
Meskipun banyak optimisme, pembentukan Danantara tidak luput dari tantangan. Koordinasi antara berbagai pihak serta penyelesaian regulasi merupakan faktor penting yang harus segera diselesaikan agar peluncuran Danantara dapat segera direalisasikan. Selain itu, penyusunan strategi dan perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk mengelola portofolio investasi secara efektif, memaksimalkan keuntungan, dan meminimalkan risiko.
Tiko secara terbuka mengajak semua pihak untuk turut mendukung proses ini. “Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tahapan-tahapan penting yang masih di depan mata, dan bersama-sama kita dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk Danantara,” ujarnya.
Peluncuran Danantara sebagai superholding BUMN diharapkan tidak hanya menjadi langkah besar bagi reformasi BUMN tetapi juga menambah kepercayaan internasional terhadap stabilitas dan potensi pasar Indonesia. Keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada kemampuan untuk menarik investasi dan mengelola aset yang ada dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
Dengan komunikasi yang efektif dan kolaborasi antarlembaga pemerintah dan sektor swasta, Danantara bisa menjadi sarana penting dalam meraih visi ekonomi jangka panjang Indonesia di tengah dinamika perekonomian global. Semua mata kini tertuju pada bulan depan, ketika Danantara diharapkan akan diluncurkan secara resmi, menandai era baru bagi pengelolaan aset BUMN dan investasi di Indonesia.