JAKARTA - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia, mencatat perolehan kontrak baru mencapai Rp24,4 triliun hingga Oktober 2024. Pencapaian ini menandakan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kinerja baik meskipun di tengah tantangan ekonomi global yang fluktuatif.
Berdasarkan laporan resmi yang diterima ANTARA, pertumbuhan kontrak baru ini menggambarkan peningkatan signifikan dibanding tahun lalu, serta menegaskan posisi PTPP sebagai pemain kunci di sektor konstruksi dan infrastruktur nasional.
Direktur Utama PTPP, Yuyus Juarsa, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi perusahaan yang fokus pada diversifikasi proyek dan peningkatan kualitas layanan. "Kami selalu berusaha untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Pencapaian kontrak baru ini merupakan bukti nyata dari komitmen kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi klien dan mendukung pembangunan infrastruktur nasional," ujarnya.
Portofolio proyek yang dimenangkan PTPP sangat bervariasi, mencakup konstruksi gedung bertingkat, jalan tol, pelabuhan, hingga proyek energi terbarukan. Di antara proyek-proyek tersebut, pembangunan jalan tol dan jembatan menjadi salah satu kontributor terbesar. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas nasional.
Lebih lanjut, Yuyus menambahkan bahwa pihaknya juga mendapatkan kontrak strategis di bidang energi terbarukan yang mencakup pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa lokasi strategis di Indonesia. Ini menandai langkah positif PTPP dalam mendukung transisi energi bersih yang sedang dicanangkan oleh pemerintah.
Pengamat ekonomi dan infrastruktur, Dr. Fahmi Rizal, menilai bahwa pencapaian PTPP tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran perusahaan BUMN dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Perusahaan seperti PTPP sudah terbukti mampu menggarap proyek besar dengan baik dan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional," jelas Dr. Rizal. "Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa sektor konstruksi di Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan," tambahnya.
Sementara itu, Manajer Investasi PTPP, Iman Purnama, menyebut bahwa optimisme perusahaan terhadap pertumbuhan kontrak baru di masa yang akan datang tetap terjaga. Menurut Iman, peluang pembangunan infrastruktur di Indonesia ke depan masih sangat besar seiring dengan program-program strategis pemerintah. "Kami melihat peluang demi peluang yang terus berdatangan. Dengan berpegang pada prinsip profesionalisme dan kualitas, kami yakin dapat merealisasikan target kontrak baru hingga akhir tahun ini," kata Iman.
PTPP juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan ke depan, termasuk meningkatkan efisiensi operasional dan menjaga cash flow perusahaan tetap sehat. Dengan basis keuangan yang kuat, PTPP berkomitmen untuk tidak hanya mengejar pertumbuhan kontrak, tetapi juga memastikan bahwa setiap proyek yang dikerjakan selesai tepat waktu dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
Pencapaian kontrak baru PTPP hingga Oktober 2024 ini tidak hanya mengukuhkan posisi perusahaan di industri konstruksi, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar di tanah air, PTPP terus berupaya untuk menjalankan perannya dalam membangun infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Keberhasilan PTPP meraih kontrak baru senilai Rp24,4 triliun ini menjadi cerminan dari kinerja perusahaan yang solid dan kemampuan manajemen dalam menangkap peluang pasar di tengah persaingan yang ketat. "Kami berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik dan memainkan peran penting dalam pembangunan Indonesia," tutup Yuyus Juarsa.
Dengan keberlanjutan strategi yang tepat dan dukungan penuh dari pemerintah serta pemangku kepentingan terkait, PTPP diharapkan mampu terus menciptakan nilai dan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan sektor infrastruktur Indonesia di masa depan.