Jakarta - Desember lalu, inflasi dalam kelompok transportasi pribadi di Kota Metro mengalami lonjakan yang signifikan, mencapai 0,49%. Angka ini menunjukkan peningkatan tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tercatat 0,02%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kelompok transportasi menjadi salah satu penyumbang utama inflasi di daerah ini, dengan sumbangan sebesar 0,29% terhadap inflasi Kota Metro.
BPS juga melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk sektor transportasi di Kota Metro berada di posisi 111,3 pada Desember 2024. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 110,76, menandakan adanya kenaikan harga yang cukup signifikan pada komponen-komponen transportasi di daerah tersebut, Senin, 10 Februari 2025.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi di sektor transportasi sebenarnya telah mengalami penurunan sebesar 11,73% secara year on year (yoy). Namun, ketika dilihat dari awal tahun hingga Desember 2024, harga-harga komponen yang menyumbang inflasi di Kota Metro mencatat pertumbuhan sebesar 0,82% (year to date/ytd).
Dalam daftar enam kelompok inflasi yang diukur di Kota Metro, kelompok transportasi menempati urutan keempat. Ini menunjukkan bahwa meskipun transportasi adalah salah satu penyumbang terbesar, masih ada sektor lain yang juga memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi kota.
Inflasi Subkelompok Transportasi di Kota Metro
Lebih rinci, BPS melaporkan inflasi di subkelompok transportasi yang meliputi:
- Kelompok transportasi: 0,29%
- Kelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi: 0,49%
Ketika dibandingkan dengan 99 kabupaten/kota lainnya di Indonesia, inflasi transportasi tertinggi terjadi di Indonesia dengan inflasi sebesar 0,07% dan IHK sebesar 111.55. Sementara itu, Kabupaten Jayawijaya mencatat inflasi terendah sebesar 0,1% dengan IHK sebesar 111.39. Kota Metro sendiri menempati urutan ketiga dalam hal inflasi transportasi.
Pandangan Pakar
Menurut Dr. Andre Setiawan, seorang ekonom transportasi dari Universitas Metro, lonjakan inflasi ini mencerminkan tekanan harga yang dirasakan oleh konsumen akibat peningkatan biaya operasional kendaraan, termasuk bahan bakar dan perawatan. "Kenaikan harga komponen transportasi pribadi bisa berdampak luas, terutama bagi masyarakat yang sangat bergantung pada kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari," ujar Dr. Andre.
Sementara itu, inflasi umum nasional pada September 2024 menunjukkan penurunan 0,12% month to month (m-to-m), menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, inflasi umum nasional telah mencapai 1,08% (ytd), sedangkan jika diperbandingkan dengan posisi November 2023, inflasi mengalami penurunan 8,4% (yoy).
Kondisi inflasi yang mengkhawatirkan ini membuat pemerintah dan pengambil kebijakan diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah strategis guna mengendalikan kenaikan harga, terutama di sektor transportasi. "Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan bisa memberikan dampak positif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," tambah Dr. Andre.
Dengan kondisi yang ada, masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan mereka, terutama terkait pengeluaran untuk transportasi yang nampaknya akan terus mengalami tekanan. Transparansi data dan informasi dari pihak terkait juga sangat diperlukan agar masyarakat dapat lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi di pasar.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat fluktuasi dalam komponen transportasi, langkah-langkah konkrit dari semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi di Kota Metro dan wilayah lainnya di Indonesia.