JAKARTA - Beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan yang menyebutkan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan aplikasi pesan Telegram dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) di Indonesia. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa penerima bansos harus menggunakan aplikasi Telegram untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Namun, setelah ditelusuri, klaim tersebut terbukti tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada kerja sama antara Kemensos dan Telegram dalam penyaluran bansos di Indonesia.
Klarifikasi Resmi: Kemensos Tidak Bekerja Sama dengan Telegram
Narasi yang beredar di media sosial tersebut berasal dari akun palsu yang menggunakan logo Telegram sebagai gambar profil serta nama "Telegram Indonesia".
Telegram sendiri, melalui situs resminya telegram.org, menegaskan bahwa mereka tidak memiliki akun Facebook resmi dan tidak pernah bekerja sama dengan pihak mana pun untuk penyaluran bantuan sosial.
"Klaim yang menyebutkan bahwa Telegram bekerja sama dengan Kemensos dalam penyaluran bansos adalah informasi yang tidak benar. Telegram tidak memiliki akun resmi di Facebook dan tidak terlibat dalam program bansos apa pun," demikian pernyataan dari Telegram melalui situs resminya.
Modus Penipuan Menggunakan Akun Palsu
Berdasarkan hasil investigasi, unggahan yang menyebarkan informasi palsu tersebut dibuat oleh akun yang mencatut nama Telegram. Akun ini memanfaatkan logo Telegram untuk menciptakan kesan seolah-olah informasi yang disampaikan berasal dari sumber resmi.
Modus seperti ini sering digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menipu masyarakat. Mereka biasanya meminta korban untuk mendaftar melalui tautan tertentu atau mengisi data pribadi, yang nantinya bisa disalahgunakan untuk penipuan, pencurian data, atau tindakan kriminal lainnya.
Ciri-Ciri Informasi Hoaks dan Cara Menghindarinya
Kasus hoaks tentang bansos ini menegaskan bahwa masyarakat harus semakin waspada terhadap informasi yang beredar di media sosial. Berikut beberapa ciri-ciri informasi hoaks yang perlu diwaspadai:
Sumber Tidak Jelas
Informasi yang tidak berasal dari situs resmi atau akun media sosial yang sudah terverifikasi patut dicurigai. Dalam kasus ini, akun yang menyebarkan hoaks bukan akun resmi Kemensos atau Telegram.
Menggunakan Nama Lembaga Resmi Tanpa Konfirmasi
Oknum pembuat hoaks sering kali mencatut nama lembaga resmi, seperti Kemensos, untuk menciptakan kesan kredibilitas.
Memanfaatkan Platform Media Sosial Tidak Resmi
Telegram secara resmi menyatakan bahwa mereka tidak memiliki akun Facebook, sehingga klaim kerja sama dengan Kemensos di platform tersebut sudah pasti palsu.
Meminta Data Pribadi dengan Alasan Penyaluran Bantuan
Modus penipuan sering kali meminta masyarakat untuk mendaftar melalui tautan tertentu, mengisi data pribadi, atau bahkan melakukan transfer sejumlah uang dengan alasan mendapatkan bansos.
Menggunakan Gambar atau Logo Resmi untuk Menyesatkan
Akun penyebar hoaks ini menggunakan logo Telegram untuk menipu masyarakat agar percaya bahwa informasi tersebut benar.
Langkah yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Hoaks
Jika masyarakat menemukan informasi yang mencurigakan, terutama terkait bantuan sosial, langkah-langkah berikut bisa dilakukan untuk menghindari penipuan:
Cek di Sumber Resmi
Pastikan informasi yang diterima berasal dari situs atau media sosial resmi lembaga terkait, seperti kemensos.go.id atau akun media sosial resmi Kemensos yang sudah terverifikasi.
Gunakan Layanan Cek Fakta
Situs berita terpercaya seperti Kompas.com, Liputan6.com, atau Mafindo (CekFakta.com) sering menyediakan layanan cek fakta untuk melawan berita hoaks.
Laporkan Akun Palsu
Jika menemukan akun media sosial yang menyebarkan informasi palsu, segera laporkan ke Facebook atau platform media sosial terkait agar akun tersebut bisa diblokir.
Jangan Sebar Hoaks
Jika menerima informasi yang belum terverifikasi, jangan langsung menyebarkannya sebelum memastikan kebenarannya agar tidak ikut berkontribusi dalam penyebaran hoaks.
Masyarakat Harus Waspada Terhadap Hoaks Bansos
Beredarnya informasi palsu mengenai kerja sama antara Kemensos dan Telegram dalam penyaluran bansos adalah hoaks yang bertujuan menyesatkan masyarakat. Faktanya, tidak ada kerja sama antara Telegram dan Kemensos dalam bentuk apa pun terkait bantuan sosial.
Masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi, terutama yang menyangkut bantuan sosial atau program pemerintah lainnya. Pastikan selalu memeriksa informasi langsung dari sumber resmi agar tidak menjadi korban penipuan atau penyebaran hoaks.
Cek Fakta Sebelum Sebar! Jangan percaya informasi yang belum terverifikasi. Untuk berita resmi terkait bansos, kunjungi situs resmi Kemensos.go.id atau media terpercaya lainnya.