JAKARTA - Saham-saham emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencetak penguatan signifikan seiring dengan kenaikan harga batu bara acuan global dalam tiga hari berturut-turut. Lonjakan harga batu bara ini berhasil memantik minat investor terhadap sektor energi, khususnya emiten tambang, yang mengalami reli harga saham hingga menyentuh kenaikan dua digit dalam satu hari perdagangan.
Pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025, indeks sektor energi tercatat mengalami penguatan sebesar 1,35%, menjadikannya salah satu sektor dengan performa terbaik hari itu, hanya kalah dari sektor barang baku yang mencatat kenaikan 3,18%. Di antara saham-saham batu bara, yang paling mencolok adalah PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) yang melonjak 23,5% ke level Rp63 per saham, diikuti oleh PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) yang menguat 15,9% ke Rp1.310, dan PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID) yang melesat 12% ke posisi Rp520 per saham.
Kenaikan signifikan pada saham-saham batu bara ini tidak terlepas dari tren technical rebound harga batu bara global yang mulai menanjak setelah mengalami tekanan panjang sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data yang dihimpun dari pasar komoditas internasional, harga batu bara dunia masih tertekan 20,64% year-to-date (YtD) dan telah merosot 32,2% dalam setahun terakhir.
Harga Sudah Murah, Peluang Rebound Terbuka
Para analis menilai bahwa harga batu bara saat ini berada pada level yang sangat rendah, sehingga membuka ruang untuk koreksi teknikal ke atas. Dengan valuasi yang semakin menarik, para pelaku pasar mulai melakukan aksi beli, mendorong reli saham-saham di sektor tersebut.
“Harga batu bara sudah begitu murah, sehingga menjadi menarik bagi investor untuk mulai masuk kembali ke sektor energi. Potensi teknikal rebound sangat besar karena sebelumnya harga sudah jatuh terlalu dalam,” ujar seorang analis pasar modal dari perusahaan sekuritas terkemuka di Jakarta.
Lonjakan harga batu bara juga turut dipengaruhi oleh kenaikan harga gas alam, yang memicu permintaan akan alternatif energi lain. Sepanjang pekan lalu, harga gas alam di pasar TTF Belanda naik 0,59%, sementara di pasar Inggris mencatat kenaikan 2,77%.
Faktor Global: Redanya Ketegangan Dagang AS-China
Salah satu pendorong utama rebound harga komoditas energi adalah menurunnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, dua raksasa ekonomi dunia yang selama ini saling berhadapan dalam konflik tarif perdagangan.
Bloomberg News melaporkan bahwa China mulai membuka ruang untuk negosiasi dagang dengan AS. Pernyataan ini juga dikonfirmasi oleh Kementerian Perdagangan China.
“Pihak AS mengirimkan sejumlah pesan ke China dengan maksud untuk membuka dialog. China tengah mengkaji soal ini,” ungkap pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dikutip Bloomberg.
Harapan atas meredanya konflik dagang ini meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi global, yang pada akhirnya akan mendorong permintaan energi termasuk gas dan batu bara. Pertumbuhan ekonomi berarti peningkatan konsumsi energi, yang secara langsung akan menopang harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Daftar Saham Batu Bara yang Menguat Tajam
Berikut adalah daftar lengkap saham-saham batu bara yang mencatat penguatan signifikan pada perdagangan Rabu (7/5/2025):
Nama Emiten | Kode Saham | Kenaikan Harga | Harga Penutupan |
---|---|---|---|
Humpuss Maritim Internasional | HUMI | +23,5% | Rp63 |
Batulicin Nusantara Maritim | BESS | +15,9% | Rp1.310 |
BUMA Internasional Group | DOID | +12% | Rp520 |
Mitrabahtera Segara Sejati | MBSS | +7,78% | Rp1.245 |
Petrosea | PTRO | +4,75% | Rp3.090 |
Dwi Guna Laksana | DWGL | +4,62% | Rp272 |
Ancara Logistics Indonesia | ALII | +4,22% | Rp494 |
Harum Energy | HRUM | +3,61% | Rp860 |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | +3,51% | Rp1.915 |
Indika Energy | INDY | +3,01% | Rp1.545 |
Dian Swastatika Sentosa | DSSA | +2,85% | Rp49.575 |
Sumber Global Energy | SGER | +2,74% | Rp376 |
Golden Eagle Energy | SMMT | +2,38% | Rp860 |
Petrindo Jaya Kreasi | CUAN | +2,28% | Rp8.975 |
Bukit Asam | PTBA | +2,22% | Rp2.770 |
Alamtri Resources Indonesia | ADRO | +1,33% | Rp1.900 |
Adaro Andalan Indonesia | AADI | +1,08% | Rp7.000 |
Resources Alam Indonesia | KKGI | +1,04% | Rp390 |
Baramulti Suksessarana | BSSR | +0,98% | Rp4.170 |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | +0,45% | Rp22.375 |
Potensi Lanjutan Kenaikan Harga Batu Bara
Dari sisi teknikal, analis memperkirakan bahwa harga batu bara masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut. Berdasarkan grafik harian (daily time frame), batu bara kini berada dalam zona bullish dengan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) di level 54,69, sedikit di atas ambang batas netral 50.
“RSI yang berada di atas 50 menunjukkan tren bullish yang mulai terbentuk. Jika momentum ini berlanjut, harga batu bara berpotensi menembus level resistance teknikal di US$107 per ton, dan bahkan bisa menyentuh US$125 per ton,” ungkap analis teknikal dari PT XYZ Sekuritas.
Namun demikian, pelaku pasar tetap diminta berhati-hati mengingat faktor volatilitas pasar global yang masih tinggi. Pergerakan harga komoditas energi sangat dipengaruhi oleh dinamika geopolitik, kondisi perekonomian global, dan kebijakan negara-negara konsumen utama seperti China dan India.
Momentum Saham Energi Masih Kuat
Reli saham batu bara dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa sektor energi kembali menarik perhatian investor di tengah sentimen positif global. Kenaikan harga batu bara, didukung oleh rebound harga gas dan meredanya tensi geopolitik, membuka peluang untuk pemulihan sektor ini setelah tertekan dalam beberapa bulan terakhir.
“Jika harga batu bara terus menunjukkan penguatan, bukan tidak mungkin sektor energi akan kembali menjadi primadona di pasar modal Tanah Air dalam waktu dekat,” tutup analis tersebut.
Dengan tren positif ini, investor disarankan mencermati pergerakan saham-saham batu bara, namun tetap waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek yang bisa saja terjadi jika sentimen global kembali berubah.