JAKARTA - Aktivitas penyeberangan kapal ferry jurusan Tigaras-Simanindo yang sempat terhenti akibat cuaca ekstrem kini kembali beroperasi normal. Setelah sempat dihentikan selama beberapa waktu karena angin kencang yang melanda perairan Danau Toba, penyeberangan tersebut kembali dibuka pada Rabu pagi.
Penyeberangan ferry yang menghubungkan Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun dengan Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir ini merupakan salah satu jalur vital yang melayani arus transportasi masyarakat, wisatawan, serta distribusi barang di kawasan Danau Toba.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Danau Toba (KSOPP) Rijaya Simarmata menjelaskan bahwa penghentian operasional ferry dilakukan sebagai langkah mitigasi risiko mengingat kondisi angin di kawasan Danau Toba sempat mencapai kecepatan 15 knot.
"Keputusan untuk menghentikan penyeberangan kami ambil demi keselamatan. Saat kecepatan angin mencapai 15 knot, seluruh pelayaran kami hentikan sementara," ujar Rijaya Simarmata dalam keterangannya.
Penyeberangan Kembali Dibuka Setelah Kondisi Cuaca Membaik
Menurut Rijaya, sejak Rabu pagi, kondisi cuaca di perairan Danau Toba berangsur membaik, sehingga pihaknya memutuskan untuk kembali membuka layanan penyeberangan kapal ferry secara bertahap. Aktivitas pelayaran kembali normal dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca.
"Kami selalu berpedoman pada standar keselamatan pelayaran. Ketika angin sudah turun di bawah ambang batas, pelayaran bisa kita operasikan kembali. Tetapi jika kembali meningkat kecepatan anginnya, maka akan dihentikan lagi demi keselamatan," jelas Rijaya.
Pihak KSOPP juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta instansi terkait untuk memantau perkembangan cuaca harian, mengingat dalam beberapa hari terakhir wilayah Danau Toba mengalami cuaca yang cukup ekstrem.
Cuaca Ekstrem Ganggu Aktivitas Pelayaran di Danau Toba
Beberapa hari terakhir, cuaca buruk melanda kawasan perairan Danau Toba. Angin kencang yang terjadi membuat gelombang air meningkat, sehingga membahayakan aktivitas pelayaran. Berdasarkan standar operasional KSOPP, jika kecepatan angin mencapai 12 knot, pelayaran kapal tradisional tidak diizinkan beroperasi, sedangkan pada kecepatan 15 knot, seluruh aktivitas pelayaran dihentikan sementara.
"Kalau kecepatan sudah mencapai 15 knot, semua pelayaran akan kita hentikan, tetapi kalau masih mencapai 12 knot, hanya kapal tradisional yang tidak diizinkan berlayar," tambah Rijaya Simarmata.
Penghentian sementara aktivitas penyeberangan dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan laut, apalagi mengingat tingginya aktivitas pelayaran tradisional yang sering mengangkut penumpang dari dan ke Pulau Samosir.
KSOPP Minta Nahkoda Kapal Tingkatkan Kewaspadaan
Untuk mengantisipasi risiko lebih lanjut, pihak KSOPP juga telah mengimbau kepada seluruh operator kapal, baik kapal ferry maupun kapal tradisional, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menjalankan aktivitas pelayaran. Para nahkoda kapal diminta selalu memperhatikan perkembangan informasi cuaca sebelum memutuskan untuk berangkat.
"Kami minta semua nahkoda dan awak kapal terus memantau informasi cuaca, jangan memaksakan berlayar kalau kondisi cuaca membahayakan. Keselamatan harus menjadi prioritas," tegas Rijaya.
Selain itu, KSOPP juga memastikan bahwa seluruh kapal ferry yang dioperasikan telah melalui proses pemeriksaan kelaikan laut (ramp check) secara berkala. Pemeriksaan tersebut meliputi kondisi mesin, alat navigasi, pelampung, hingga ketersediaan alat pemadam kebakaran di kapal.
Antisipasi Lonjakan Penumpang Menjelang Libur Panjang
Di sisi lain, KSOPP Danau Toba juga bersiap menghadapi potensi lonjakan penumpang menjelang libur panjang dan musim liburan sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengatur jadwal keberangkatan kapal ferry agar lebih terjadwal, serta menyiapkan armada tambahan jika diperlukan.
"Kami juga terus memantau kebutuhan armada agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi menjelang liburan panjang seperti akhir pekan dan libur sekolah. Keselamatan tetap menjadi prioritas," ujar Rijaya.
Sebagai langkah antisipatif, pihak KSOPP juga telah menginstruksikan kepada operator kapal agar tidak memaksakan mengangkut penumpang melebihi kapasitas yang ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran berlangsung.
Wisatawan Diminta Ikuti Petunjuk Keselamatan
Meningkatnya aktivitas wisata ke Danau Toba, terutama ke Pulau Samosir, membuat pihak pelabuhan turut mengingatkan para wisatawan agar selalu mematuhi aturan keselamatan selama perjalanan menggunakan transportasi air.
Wisatawan juga diminta agar selalu mengenakan pelampung keselamatan (life jacket) selama berada di atas kapal, serta mengikuti arahan dari awak kapal terkait prosedur keselamatan.
"Kami imbau masyarakat dan wisatawan selalu mengikuti prosedur keselamatan yang ada. Kenakan pelampung selama pelayaran dan dengarkan arahan dari petugas kapal," tutur Rijaya.
Dengan semakin membaiknya cuaca dan normalnya kembali operasional penyeberangan, diharapkan mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di kawasan Danau Toba dapat kembali lancar.
Pengoperasian KMP Pora-Pora Jadi Kabar Baik untuk Wisatawan
Sebagai informasi tambahan, KSOPP juga menyampaikan kabar baik terkait pengoperasian Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Pora-Pora yang akan mulai beroperasi dari Pelabuhan Ajibata ke Ambarita, pukul 06.00 WIB. Kehadiran KMP Pora-Pora diharapkan dapat meningkatkan kelancaran arus transportasi laut di kawasan Danau Toba.
KMP Pora-Pora akan menjadi salah satu armada yang melayani kebutuhan masyarakat untuk menyeberang, terutama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Pulau Samosir.
Dengan berbagai langkah antisipasi dan pengawasan ketat yang dilakukan oleh pihak KSOPP Danau Toba, diharapkan keselamatan pelayaran di kawasan Danau Toba tetap terjaga, terutama menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan.