JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek energi di Papua Barat harus melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Hal ini ditegaskannya saat melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Gas Genting Oil Kasuri (GOKPL) di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, guna memantau perkembangan proyek Proyek Strategis Nasional (PSN) Asap Kido Merah (AKM) di Blok Kasuri.
Kunjungan Menteri Bahlil ke lapangan proyek tersebut menjadi bagian dari pengawasan pemerintah terhadap pelaksanaan PSN, sekaligus memastikan agar proyek energi besar seperti AKM memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Papua, baik dari sisi ekonomi, tenaga kerja, maupun pertumbuhan usaha lokal.
Menteri Bahlil secara tegas meminta agar pelaksanaan proyek ini tidak hanya melibatkan kontraktor atau mitra dari Jakarta, melainkan juga memberi ruang yang luas bagi kontraktor lokal untuk berpartisipasi.
"Kalau bisa pengusahanya jangan hanya satu bendera ya. Berbagi dengan yang lain, agar tidak ada kecemburuan," ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam pertemuan tersebut.
Libatkan Pengusaha Lokal, Hindari Kecemburuan Sosial
Menurut Bahlil, proyek strategis berskala nasional seperti lapangan gas AKM sudah seharusnya memberikan manfaat yang merata, terutama bagi masyarakat asli Papua. Ia tidak ingin proyek yang bernilai triliunan rupiah itu justru dinikmati oleh segelintir pihak dari luar Papua saja.
"Jangan semua dari Jakarta terus. Libatkan pengusaha lokal, beri mereka kesempatan untuk bertumbuh. Ini tanah mereka juga," tegasnya.
Pesan tersebut disampaikan langsung kepada manajemen Genting Oil Kasuri, perusahaan yang mengelola proyek gas AKM. Bahlil menilai, jika masyarakat sekitar proyek dilibatkan, maka akan tercipta rasa memiliki terhadap proyek tersebut, serta meningkatkan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Bahlil juga berharap, perusahaan mitra pelaksana proyek tidak hanya melibatkan pengusaha lokal dalam pekerjaan skala kecil, tetapi juga dalam pekerjaan bernilai besar yang memiliki kontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi masyarakat sekitar.
Proyek Gas AKM, Andalan Baru Energi Nasional
Proyek AKM dikelola oleh Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) dengan target produksi sebesar 300 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau sekitar 300 juta standar kaki kubik gas per hari. Produksi gas ini ditargetkan mulai mengalir secara komersial pada 2027.
Proyek ini memiliki peran penting sebagai salah satu tumpuan pasokan energi nasional, khususnya untuk mengantisipasi potensi defisit gas yang diproyeksikan terjadi di masa depan. Dengan peningkatan kebutuhan energi nasional seiring pertumbuhan industri dan elektrifikasi, lapangan gas AKM menjadi bagian penting dalam strategi energi Indonesia.
Menteri Bahlil menjelaskan, pengembangan lapangan gas AKM sudah menunjukkan progres yang cukup baik. Dari lima sumur pengembangan yang direncanakan, empat sumur telah selesai pengerjaannya 100 persen, sementara satu sumur lainnya masih dalam tahap penyelesaian.
"Secara umum, proyek ini menunjukkan kemajuan signifikan. Ini langkah positif untuk mendukung ketahanan energi nasional," kata Bahlil.
Floating LNG Pertama di Indonesia Segera Hadir
Tak hanya pengembangan lapangan gas, proyek AKM juga akan didukung oleh pembangunan fasilitas Floating LNG (FLNG) berkapasitas 1,2 juta ton per tahun. Fasilitas FLNG tersebut sedang dibangun di Shanghai, Tiongkok, oleh Genting Group melalui anak usahanya, PT Layar Nusantara Gas.
Fasilitas FLNG ini akan menjadi yang pertama di Indonesia dan merupakan yang kesembilan di dunia. Saat ini, progres pembangunan FLNG tersebut telah mencapai 55,3 persen. Nantinya, FLNG ini akan menjadi solusi strategis untuk pengangkutan dan pengolahan gas dari Blok Kasuri, sebelum dipasarkan ke berbagai wilayah.
Kehadiran FLNG akan mempercepat proses pengolahan gas dan meningkatkan nilai tambah proyek AKM secara keseluruhan.
Proyek Triliunan Rupiah untuk Papua, Serap Ribuan Tenaga Kerja Lokal
Proyek Asap Kido Merah (AKM) telah resmi masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak November 2023. Dengan nilai investasi mencapai USD 3,37 miliar atau sekitar Rp53 triliun (kurs Rp15.800 per USD), proyek ini diproyeksikan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan daerah.
Selain itu, proyek ini juga diperkirakan akan menambah penerimaan negara hingga USD 2,01 miliar atau sekitar Rp31,7 triliun selama masa operasionalnya. Tak hanya itu, manfaat langsung proyek ini juga terlihat dari sisi ketenagakerjaan. Saat proses konstruksi berlangsung, proyek ini akan menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja, dan ketika sudah beroperasi penuh, diperkirakan akan menyerap sekitar 200 tenaga kerja.
Lebih menggembirakan lagi, pemerintah telah menetapkan komitmen agar sekitar 80 persen dari tenaga kerja tersebut berasal dari Orang Asli Papua (OAP). Hal ini menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui keterlibatan langsung dalam industri energi.
"Kami ingin proyek ini bukan hanya jadi kebanggaan nasional, tetapi juga kebanggaan masyarakat Papua. Harus ada keterlibatan nyata dari mereka," ujar Bahlil.
Komitmen Pemerintah untuk Papua
Langkah tegas Menteri Bahlil menandakan komitmen kuat pemerintah untuk memastikan pembangunan energi di Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur seperti Papua Barat, tidak hanya menjadi proyek simbolik semata. Pemerintah menuntut agar manfaatnya dirasakan nyata oleh masyarakat lokal.
Pemerintah juga memastikan agar seluruh pelaksanaan proyek strategis nasional di Papua selalu mengedepankan prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan. Hal ini menjadi bagian dari kebijakan nasional untuk memperkecil kesenjangan pembangunan antarwilayah, sekaligus memberdayakan potensi ekonomi lokal.
Melalui proyek-proyek strategis seperti AKM, Papua diharapkan tidak hanya menjadi lokasi produksi energi nasional, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis industri migas dan energi terbarukan di masa depan.
Dengan langkah-langkah konkret seperti keterlibatan kontraktor lokal, pengutamaan tenaga kerja OAP, hingga pembangunan fasilitas modern seperti FLNG, proyek Asap Kido Merah menjadi bukti nyata sinergi antara pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat Papua.