Erupsi Semeru Sebabkan Gangguan Jadwal Penerbangan di Malang

Jumat, 27 Juni 2025 | 13:07:11 WIB
Erupsi Semeru Sebabkan Gangguan Jadwal Penerbangan di Malang

JAKARTA - Aktivitas erupsi Gunung Semeru yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mulai berdampak signifikan pada sektor transportasi udara di Jawa Timur. Hujan abu vulkanik yang mengguyur wilayah Malang Raya sejak dua pekan terakhir mengganggu operasional penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh, Pakis, Kabupaten Malang.

Pada Kamis, 26 Juni 2025, penerbangan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7581 rute Jakarta (Halim Perdanakusuma)–Malang terpaksa mengalami penundaan. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Abdulrachman Saleh, Purwo Cahyo Widhiatmoko, menjelaskan bahwa keterlambatan ini dipicu oleh turunnya abu vulkanik dari Gunung Semeru yang menutup sebagian area bandara.

“Memang ada turun abu sampai pukul 08.00, sehingga pesawat Batik Air baru mendarat sekitar pukul 11.47,” kata Purwo kepada wartawan, Kamis, 26 Juni 2025. Padahal, jadwal penerbangan semula mengharuskan pesawat lepas landas dari Jakarta pada pukul 07.00 dan mendarat di Malang sekitar pukul 09.00.

Abu Gunung Semeru Melanda Runway Bandara

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Kanjuruhan, hujan abu vulkanik mulai turun sejak pagi hari dan menyebabkan abu tipis menutupi permukaan landasan pacu bandara. Meski tidak terlalu tebal, abu ini berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan karena dapat mengganggu jarak pandang pilot serta merusak mesin pesawat.

Pihak bandara tidak langsung melakukan pembersihan abu karena menunggu kondisi angin yang kemudian membantu menyapu abu dari area landasan. “Hujan abu sudah berlangsung beberapa hari, biasanya terjadi pagi hari. Namun, ini sangat tergantung arah angin,” imbuh Purwo.

Status Semeru dan Potensi Dampak Lebih Lama

Sejak mengalami erupsi beberapa hari terakhir, status Gunung Semeru dinaikkan menjadi waspada. Berdasarkan data dari seismograf, erupsi Semeru terekam dengan amplitudo maksimum 22 milimeter, dan durasi letusan bervariasi antara 102 hingga 171 detik.

Abu vulkanik yang dihasilkan erupsi terbawa angin ke arah barat, barat daya, dan barat laut, sehingga wilayah Malang menjadi daerah terdampak utama. Situasi ini juga mengakibatkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Semeru berada pada kode oranye. Status ini berarti peningkatan kewaspadaan diperlukan karena adanya kemungkinan aktivitas vulkanik yang lebih besar.

Purwo menegaskan bahwa jika abu vulkanik terus turun dalam beberapa hari mendatang, pihak bandara akan terus memantau kondisi dengan seksama. Salah satu metode yang digunakan untuk memastikan keamanan penerbangan adalah paper test, yakni menguji keberadaan dan ketebalan abu di area bandara. “Kami akan lakukan paper test untuk melihat seberapa aman keberadaan abu vulkanik di area bandara,” ujarnya.

Dampak pada Aktivitas Penerbangan dan Ekonomi

Penundaan penerbangan akibat abu vulkanik tak hanya berdampak pada maskapai penerbangan, tetapi juga pada penumpang yang terpaksa menunda perjalanan, baik untuk urusan bisnis maupun wisata. Kondisi ini juga menimbulkan potensi kerugian bagi industri penerbangan dan sektor pariwisata di Malang dan sekitarnya yang tengah menggeliat.

Pihak maskapai Batik Air sendiri telah mengumumkan permohonan maaf atas keterlambatan jadwal kepada seluruh penumpang. Mereka juga menegaskan akan terus berkoordinasi dengan otoritas bandara dan BMKG untuk memastikan jadwal penerbangan berikutnya berjalan aman.

Arah Angin Jadi Penentu Penyebaran Abu

BMKG menekankan bahwa arah angin menjadi faktor utama yang memengaruhi penyebaran abu vulkanik dari Semeru. Ketika angin bergerak ke barat atau barat daya, abu dengan mudah terbawa ke wilayah Malang dan sekitarnya. Kondisi ini menuntut pengawasan ketat setiap hari, terutama bagi pihak bandara yang bertanggung jawab memastikan keselamatan penerbangan.

“Jika arah angin berubah ke timur, maka risiko abu menuju bandara bisa berkurang. Namun, kami tidak bisa hanya berharap pada perubahan arah angin, karena kondisi Semeru masih aktif,” ujar seorang petugas BMKG di Pos Pengamatan Semeru.

Imbauan untuk Masyarakat dan Penumpang

Mengingat kondisi cuaca dan aktivitas vulkanik yang masih fluktuatif, masyarakat terutama calon penumpang yang akan bepergian melalui Bandara Abdulrachman Saleh diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari otoritas bandara dan BMKG. “Kami mengimbau penumpang memastikan status penerbangan sebelum berangkat ke bandara agar tidak terjadi kesalahpahaman,” jelas Purwo.

Selain itu, masyarakat di kawasan Malang Raya juga diminta berhati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan. Abu vulkanik yang terbawa angin dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki riwayat penyakit paru-paru. Penggunaan masker saat beraktivitas di luar ruangan sangat disarankan.

Terkini