Kebiasaan Anak Muda yang Mengancam Kesehatan

Rabu, 02 Juli 2025 | 08:45:48 WIB
Kebiasaan Anak Muda yang Mengancam Kesehatan

JAKARTA — Di balik tren gaya hidup kekinian yang digemari anak muda, ternyata banyak kebiasaan populer yang justru membawa dampak buruk bagi kesehatan jiwa dan raga. Kebiasaan-kebiasaan ini sering dianggap wajar, bahkan identik dengan rutinitas generasi muda yang aktif, namun psikologi mengingatkan risiko tersembunyi yang bisa mengancam kesejahteraan dalam jangka panjang.

Menurut para ahli, keseimbangan antara kesenangan dan kesehatan mental harus mulai diperhatikan sejak usia muda. Sebab, perilaku yang tampak menyenangkan pada awalnya bisa menimbulkan efek domino pada fisik dan psikologis jika dijalani secara terus-menerus. Dilansir dari geediting.com, berikut delapan kebiasaan yang paling sering dilakukan anak muda, namun berbahaya bagi kesehatan mereka:

1. Bermain Ponsel hingga Larut Malam

Menghabiskan waktu di depan layar ponsel hingga larut malam kerap dianggap hiburan yang mengusir stres. Namun, kebiasaan ini bisa mengganggu ritme sirkadian alami tubuh akibat paparan cahaya biru yang membuat otak mengira masih siang. Akibatnya, tidur menjadi sulit dan kualitas istirahat menurun. Selain itu, mata pun rentan mengalami ketegangan akibat penggunaan gadget dalam waktu lama. Pikiran yang penuh informasi digital juga menciptakan kebisingan mental yang memperburuk kualitas tidur.

2. Melewatkan Sarapan Pagi

Sarapan sering dilewatkan karena terburu-buru beraktivitas atau hanya mengandalkan kopi sebagai pengganti. Padahal, tubuh yang tidak mendapat asupan energi setelah puasa semalaman cenderung lemas, mudah lapar berlebihan di siang hari, dan berisiko mengalami kenaikan berat badan. Kondisi ini juga membuat suasana hati tidak stabil karena tubuh tidak memiliki bahan bakar yang cukup untuk berfungsi optimal sepanjang hari.

3. Gaya Hidup Kurang Bergerak

Kemudahan teknologi membuat banyak aktivitas bisa dilakukan sambil duduk dalam waktu lama. Kebiasaan sedentari ini memicu masalah serius mulai dari obesitas, gangguan jantung, hingga meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Ironisnya, meskipun seseorang rutin olahraga, jika tetap duduk lama setiap hari, tetap akan merasakan dampak negatif yang disebut "sindrom kentang sofa aktif". Kuncinya adalah bergerak lebih sering sepanjang hari.

4. Konsumsi Makanan Olahan Berlebihan

Burger, pizza, dan snack cepat saji memang praktis dan lezat. Namun, makanan olahan ini tinggi lemak jenuh, gula, serta natrium yang berkontribusi pada risiko obesitas, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes. Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara diet tinggi makanan olahan dengan risiko depresi dan gangguan kecemasan. Sebaliknya, pola makan berbasis makanan utuh seperti sayuran, buah, dan protein tanpa lemak lebih mendukung kesehatan fisik dan mental.

5. Mengabaikan Perawatan Diri

Fokus pada pekerjaan, kuliah, dan kewajiban sosial sering membuat anak muda lupa merawat diri sendiri. Padahal, self-care bukan hal egois melainkan kebutuhan mendasar untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Tanpa waktu untuk istirahat dan memenuhi kebutuhan diri, risiko kelelahan berujung burnout akan semakin besar. Aktivitas sederhana seperti mandi dengan rileks, membaca, atau tidur cukup sangat penting sebagai investasi bagi kesehatan.

6. Ketergantungan pada Kafein

Kopi atau minuman energi kerap jadi andalan untuk melawan kantuk. Namun, konsumsi kafein berlebihan memicu gangguan tidur, lonjakan tekanan darah, hingga kecemasan. Lebih parah, tubuh bisa mengalami ketergantungan sehingga membutuhkan dosis semakin tinggi demi efek yang sama. Ketika asupan kafein berkurang, muncul gejala withdrawal seperti pusing dan iritabilitas. Mengurangi konsumsi secara perlahan serta mengganti dengan teh herbal bisa membantu tubuh lepas dari ketergantungan.

7. Mengabaikan Kesehatan Mental

Kesehatan mental sering dikesampingkan karena dianggap kurang penting dibanding kesehatan fisik atau pencapaian akademik dan karier. Padahal, kesehatan jiwa memiliki peran besar terhadap kualitas hidup. Mengabaikannya dapat berujung pada gangguan serius seperti depresi, stres berkepanjangan, atau kecemasan yang menurunkan produktivitas. Rutin melakukan mindfulness, meditasi, atau yoga serta tak segan mencari bantuan profesional bila dibutuhkan adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan mental.

8. Kurangnya Aktivitas Fisik Rutin

Olahraga bukan hanya bermanfaat untuk menjaga kebugaran, tetapi juga efektif mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati. Sayangnya, masih banyak anak muda yang tidak rutin berolahraga karena alasan malas atau kesibukan. Padahal, aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, naik tangga, atau bermain musik sambil menari sudah cukup membantu tubuh tetap aktif. Konsistensi jauh lebih penting daripada intensitas, sehingga aktivitas sederhana pun tetap bermanfaat jika dilakukan teratur.

Kedelapan kebiasaan tersebut bisa jadi terlihat sepele, namun jika dibiarkan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak muda di masa depan. Psikolog mengingatkan pentingnya kesadaran untuk mengurangi kebiasaan buruk sejak dini demi kualitas hidup yang lebih baik. Mulai dari langkah kecil seperti memprioritaskan tidur cukup, rutin bergerak, hingga menjaga pola makan sehat bisa menjadi awal perubahan positif yang berkelanjutan.

Terkini

OPPO A5x: Baterai Jumbo, Desain Tangguh

Jumat, 04 Juli 2025 | 12:16:06 WIB

Xiaomi Luncurkan Redmi Pad 2 untuk Edukasi

Jumat, 04 Juli 2025 | 12:20:46 WIB

BMKG Peringatkan Aceh Soal Potensi Hujan Lebat

Jumat, 04 Juli 2025 | 12:27:51 WIB

Dominasi Batu Bara di Proyeksi Energi Indonesia

Jumat, 04 Juli 2025 | 12:31:40 WIB

Rumah Murah Manokwari Selatan Mulai 219 Juta

Jumat, 04 Juli 2025 | 12:35:50 WIB