Dokter Imbau Orang Tua Lengkapi Vaksin Anak

Rabu, 23 Juli 2025 | 07:46:28 WIB
Dokter Imbau Orang Tua Lengkapi Vaksin Anak

JAKARTA - Menjaga kesehatan anak bukan hanya soal makanan bergizi dan pola hidup sehat, namun juga memastikan bahwa anak mendapatkan vaksinasi secara lengkap, baik vaksin primer maupun tambahan. Hal ini menjadi perhatian serius para tenaga medis, termasuk dr. Jessica Sugiharto, Sp.A, dokter spesialis anak lulusan Universitas Udayana, yang menegaskan pentingnya vaksinasi demi pembentukan imunitas optimal pada anak.

Dr. Jessica menekankan bahwa vaksin bukan sekadar tindakan pencegahan, tetapi merupakan bentuk perlindungan menyeluruh yang mampu menghindarkan anak dari berbagai ancaman penyakit berbahaya.

Salah satu vaksin primer yang mendapat perhatian adalah vaksin DPT, yang melindungi dari tiga penyakit serius: difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus. Vaksin ini diberikan dalam beberapa tahap, dimulai saat anak berusia dua hingga empat bulan, dengan dosis tambahan saat usia 18 bulan, lima tahun (usia prasekolah), dan antara 10 hingga 12 tahun.

“Setelah tiga dosis primer diberikan, proteksi terhadap infeksi bakteri mampu melindungi anak dari pertusis hingga 85 persen,” ujar dr. Jessica dalam pemaparannya.

Ia menambahkan bahwa jika dosis tambahan tidak diberikan sesuai jadwal, maka tingkat perlindungan bisa menurun dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun. Oleh karena itu, kelengkapan jadwal vaksinasi menjadi sangat penting, terutama ketika anak mulai berinteraksi lebih luas di lingkungan sekolah.

Tidak hanya vaksin primer, dr. Jessica juga mendorong agar orang tua mempertimbangkan pemberian vaksinasi tambahan, yang dapat memberikan perlindungan lebih luas terhadap penyakit lain yang sering mengintai anak-anak.

Salah satu contohnya adalah vaksin influenza, yang berperan melindungi dari virus tipe A dan tipe B. Vaksin ini bisa diberikan sejak anak berusia enam bulan dan dianjurkan untuk dilakukan setiap tahun, mengingat virus influenza cenderung bermutasi.

“Vaksin pertama yang lebih berfokus pada penyakit pernapasan misalnya vaksin influenza, bisa diberikan mulai usia enam bulan dan diberikan booster setiap tahun,” jelasnya.

Efektivitas vaksin influenza berkisar antara 6 hingga 12 bulan, sehingga pemberian rutin tiap tahun menjadi langkah penting dalam mencegah infeksi saluran pernapasan yang cukup umum terjadi pada anak-anak.

Tak hanya itu, perlindungan terhadap saluran pencernaan juga perlu mendapat perhatian. Lingkungan sekitar seperti makanan yang terkontaminasi, tangan yang tidak bersih, atau sanitasi yang kurang memadai dapat menjadi sumber infeksi. Dalam hal ini, vaksin hepatitis A menjadi solusi yang bisa diandalkan.

Vaksin hepatitis A direkomendasikan mulai dari usia satu tahun, dengan dosis kedua diberikan dalam rentang enam hingga 18 bulan setelah dosis pertama. Vaksin ini sangat efektif, dengan tingkat perlindungan mencapai 95 persen setelah satu dosis, dan hingga 100 persen untuk dua dosis. Yang menarik, dua dosis vaksin hepatitis A sudah cukup memberikan perlindungan jangka panjang hingga 20 tahun, tanpa perlu booster tambahan.

"Imunitas sudah tercapai dengan sangat baik setelah dua dosis, sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan," terang dr. Jessica.

Jenis vaksin tambahan lainnya yang juga tak kalah penting adalah MMR (Measles, Mumps, Rubella), yang memberikan perlindungan terhadap campak, gondongan, dan rubella. Vaksin MMR sebaiknya diberikan saat anak berusia 15 bulan, dengan dosis lanjutan dilakukan lima hingga tujuh tahun setelahnya.

Menurut dr. Jessica, setelah dua kali pemberian vaksin MMR, anak akan memiliki perlindungan terhadap ketiga penyakit tersebut selama 10 hingga 20 tahun. Ini menjadi investasi jangka panjang dalam menjaga kualitas kesehatan anak di masa pertumbuhannya.

Dengan banyaknya pilihan vaksin yang tersedia, orang tua diharapkan dapat lebih proaktif dalam mencari informasi dan berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan agar mengetahui jadwal dan jenis vaksin yang sesuai dengan usia anak.

Melengkapi vaksinasi, baik primer maupun tambahan, bukan hanya soal mencegah anak jatuh sakit. Lebih dari itu, ini adalah bentuk tanggung jawab dan cinta orang tua dalam memastikan masa depan anak yang sehat dan kuat.

“Dengan teknologi vaksin yang tersedia saat ini, kita memiliki kesempatan yang sangat besar untuk melindungi anak dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” pungkas dr. Jessica.

Melalui edukasi dan kesadaran yang terus ditingkatkan, diharapkan masyarakat bisa lebih memahami pentingnya imunisasi. Anak-anak yang mendapatkan vaksinasi lengkap bukan hanya terlindungi secara individu, tetapi juga ikut memperkuat kekebalan komunitas atau herd immunity yang lebih luas.

Terkini