BUMN Karya Akan Dimerger Jadi Tiga

Senin, 28 Juli 2025 | 13:14:36 WIB
BUMN Karya Akan Dimerger Jadi Tiga

JAKARTA - Restrukturisasi badan usaha milik negara (BUMN) sektor konstruksi kini memasuki fase baru. Pemerintah bersiap untuk melakukan konsolidasi besar-besaran terhadap tujuh BUMN karya, yang akan dimerger menjadi hanya tiga entitas utama. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menata ulang struktur bisnis dan meningkatkan efisiensi perusahaan pelat merah yang selama ini menjadi pemain utama di sektor infrastruktur nasional.

Langkah merger ini tidak hanya sekadar penggabungan entitas, tetapi juga mencakup penyederhanaan fokus usaha. Menurut Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, hanya anak perusahaan dengan kegiatan inti sebagai kontraktor yang akan dipertahankan. Sementara unit usaha non-kontraktor yang dinilai sebagai sumber berbagai persoalan akan dikelompokkan dan dikelola secara berbeda.

“Jadi anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktornya yang selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan yang akan kita kelompokkan,” ujar Dony.

Langkah korporasi ini diperkirakan akan dijalankan dalam lima bulan ke depan, seiring dengan proses evaluasi yang kini tengah dilakukan oleh BPI Danantara. Dony menyebut bahwa pengurangan jumlah perusahaan BUMN karya merupakan bagian dari rencana besar konsolidasi yang telah disampaikan ke publik, termasuk dalam rapat dengar pendapat bersama DPR.

“Di antaranya salah satu yang pasti ada merger-nya pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN Karya sedang kami kaji,” ujarnya.

Meski masyarakat telah mengetahui wacana ini sejak beberapa waktu lalu, Dony menegaskan bahwa perhitungan dan kajian teknis terkait merger masih berlangsung. Menurutnya, keputusan akhir akan didasarkan pada hasil evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan struktur masing-masing entitas.

“Karena ini udah jadi publik ya kan tadi kan kita sudah sampaikan di RDP yang konsultasi dengan Profesional Jadi salah satunya di antaranya ada pengurangan dan konsolidasi Kita lagi menghitung,” lanjutnya.

Lebih jauh, Dony menjelaskan bahwa program konsolidasi yang dilakukan anak perusahaan Danantara, yakni PT Danantara Aset Manajemen, tidak hanya terbatas pada sektor konstruksi. Sejumlah sektor strategis lain seperti pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, hingga kawasan industri juga menjadi target restrukturisasi.

“PT Pupuk Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang tangguh ke depan. Ini juga menjadi prioritas kami, terutama karena ada kebijakan pemerintah agar Indonesia mencapai swasembada pangan,” ucapnya.

Rencana penggabungan perusahaan BUMN karya sendiri telah menjadi bagian dari kebijakan strategis yang dicanangkan sejak awal oleh Menteri BUMN. Erick Thohir, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan pentingnya penyatuan BUMN karya agar lebih fokus dan menghindari tumpang tindih proyek serta persaingan antar anak bangsa sendiri.

Pada rencana awal, tujuh BUMN karya akan dikonsolidasikan menjadi tiga perusahaan. Namun, Erick tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut dapat dipangkas lebih jauh lagi menjadi dua bahkan satu entitas, bergantung pada hasil kajian dalam dua hingga tiga bulan ke depan.

“Nah kalau saya melihat dari 7 ke 3 sampai hari ini masih bisa kalkulasinya baik. Tapi kalau nanti kita lihat 2-3 bulan ini seperti apa, ya bukan tidak mungkin efisiensi merger karya dari 3 bisa saja ke 2 bahkan ke 1, tapi ini masih perlu kajian saya rasa,” ungkap Erick dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta.

Erick juga menyebut bahwa proses merger di masa lalu memerlukan waktu hingga dua hingga tiga tahun karena kompleksitas lintas kementerian yang harus dilalui. Namun, ia optimistis proses serupa kini bisa berjalan lebih cepat apabila revisi undang-undang BUMN yang baru disahkan dan diberlakukan.

“Yang kemarin memakan 2-3 tahun karena proses banyak kementerian mungkin kita proses merger-nya bisa lebih cepat kalau memang RUU BUMN itu berlaku,” jelasnya.

Tujuan dari restrukturisasi ini adalah agar BUMN karya dapat memiliki spesialisasi yang lebih tajam dan tidak lagi bersaing satu sama lain di sektor yang sama. Dengan begitu, diharapkan performa keuangan perusahaan akan membaik dan lebih sehat secara berkelanjutan.

Adapun pengelompokan fokus kerja pascamerger telah disusun secara garis besar. Hutama Karya dan Waskita Karya, misalnya, akan diarahkan untuk menggarap proyek jalan tol, proyek non-tol, bangunan institusi, dan proyek hunian komersial.

Sementara itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan difokuskan pada pembangunan pelabuhan, bandara, serta tetap terlibat dalam pembangunan hunian, mengingat masih adanya sejumlah aset residensial yang belum terserap di masa lalu.

Sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Nindya Karya (Persero) dirancang untuk fokus pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur air, rel kereta api, serta infrastruktur lainnya yang berkaitan dengan transportasi dan sumber daya air.

Langkah transformasi ini diyakini akan membawa arah baru bagi BUMN karya. Dengan penyatuan dan spesialisasi yang lebih jelas, perusahaan-perusahaan konstruksi milik negara diharapkan bisa menjadi lebih kompetitif, efisien, dan mendukung pembangunan nasional secara optimal.

Terkini

BRI Dukung Program Rumah Terjangkau

Senin, 28 Juli 2025 | 14:04:13 WIB

Rekomendasi Rumah Murah Subsidi di Banjarnegara

Senin, 28 Juli 2025 | 14:06:38 WIB

Harga BBM Stabil Jelang Akhir Juli

Senin, 28 Juli 2025 | 14:09:54 WIB

Energi Ramah Lingkungan Kian Diminati Generasi Muda

Senin, 28 Juli 2025 | 14:15:28 WIB