PLN Mulai Proyek PLTM di Supiori 1,2 MW

Senin, 28 Juli 2025 | 13:07:27 WIB
PLN Mulai Proyek PLTM di Supiori 1,2 MW

JAKARTA - Upaya pemerataan akses listrik dan penguatan energi berbasis terbarukan di wilayah timur Indonesia kembali diperlihatkan dengan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Wabudori di Kabupaten Supiori. Proyek ini menjadi langkah konkret PT PLN (Persero) dalam menjawab kebutuhan listrik masyarakat lokal, sekaligus bagian dari strategi jangka panjang membangun ketahanan energi nasional yang merata.

Pembangkit dengan kapasitas 1,2 Megawatt (MW) ini dirancang untuk memanfaatkan aliran Sungai Wabudori sepanjang lima kilometer yang bermuara di Teluk Wabudori. Proyek ini diharapkan tak hanya menyuplai kebutuhan listrik warga Supiori, namun juga memperkuat sistem kelistrikan Biak 20 kV, yang selama ini menjadi tulang punggung pasokan listrik di wilayah tersebut.

Langkah awal dari pembangunan PLTM ini melibatkan pembaruan studi kelayakan atau feasibility study (FS) serta penyusunan detail engineering design (DED), dengan target penyelesaian operasional pada 2028 atau bahkan lebih cepat apabila dukungan berbagai pihak berjalan optimal.

Dalam kunjungannya ke lokasi proyek, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan hasil kolaborasi erat antara pemerintah pusat dengan PLN. Kolaborasi tersebut mencakup aspek tenaga kerja dan pendanaan yang semuanya bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Supiori.

“Minta tolong izin-izinnya dapat dipercepat, saat konstruksi masyarakat juga harus mendukung. Ini saya sudah membuat kebijakan. Tolong bantu PLN juga pada saat konstruksi,” ujar Menteri ESDM.

Ditekankan pula bahwa dukungan dari masyarakat setempat sangat dibutuhkan selama proses pembangunan. Peran aktif warga tidak hanya akan mempercepat progres konstruksi, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap proyek yang manfaatnya langsung dirasakan.

Direktur Utama PLN menyampaikan bahwa PLTM Wabudori merupakan simbol dari misi perusahaan untuk menyediakan energi bersih dan berkelanjutan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), seperti Papua. Menurutnya, ini adalah bagian dari pengejawantahan sila kelima Pancasila yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Pembangunan pembangkit EBT ini merupakan pengejawantahan sila kelima Pancasila dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” ujar Dirut PLN.

PLTM Wabudori nantinya akan mampu menyuplai listrik yang setara dengan kebutuhan sekitar 1.666 rumah tangga. Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam merespons pertumbuhan permintaan listrik di wilayah Biak dan sekitarnya. PLN juga menyebutkan bahwa sistem Biak 20 kV saat ini memiliki total daya mampu sebesar 32,29 MW dengan beban puncak 14,8 MW. Hal ini memberikan cadangan daya sebesar 17,48 MW, yang cukup untuk menopang pertumbuhan permintaan ke depan.

Selain meningkatkan kapasitas daya, proyek ini juga memperkuat misi transisi energi nasional dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT). PLTM Wabudori menggunakan sumber daya air yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit berbahan bakar fosil yang selama ini mendominasi sistem kelistrikan di wilayah-wilayah terpencil.

Pembangunan proyek ini juga diharapkan membuka peluang baru di sektor ekonomi lokal. Dengan hadirnya infrastruktur kelistrikan yang stabil, maka aktivitas ekonomi masyarakat bisa tumbuh, termasuk sektor pendidikan dan layanan dasar lainnya yang membutuhkan pasokan listrik yang andal.

Sebagai bagian dari sistem kelistrikan Biak 20 kV, Kabupaten Supiori telah tersambung dengan jaringan listrik dari Kabupaten Biak Numfor. Dengan pembangunan PLTM ini, jaringan kelistrikan akan semakin stabil, dan dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap pengembangan wilayah.

Dalam proses perencanaannya, PLN menegaskan bahwa aspek keberlanjutan dan keberpihakan terhadap lingkungan tetap menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, studi kelayakan dan perencanaan teknis dilakukan secara cermat untuk memastikan bahwa pembangunan tidak berdampak buruk terhadap ekosistem setempat.

Proyek ini pun turut menjadi bagian dari langkah-langkah nyata pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di wilayah Papua. Dengan dukungan penuh dari kementerian, PLN, dan masyarakat, PLTM Wabudori diharapkan menjadi salah satu contoh proyek EBT yang sukses secara teknis, sosial, dan ekonomi.

PLN menargetkan agar PLTM Wabudori dapat mulai beroperasi secepat mungkin. Meski secara resmi diproyeksikan selesai pada 2028, namun percepatan bisa dilakukan jika semua aspek teknis dan perizinan dapat dipenuhi dengan baik. Oleh sebab itu, pemerintah berharap agar berbagai pihak, termasuk pemda dan tokoh masyarakat, mendukung penuh kelancaran pembangunan proyek strategis ini.

Sebagai tambahan informasi, pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah dalam mencapai target net zero emission. Proyek PLTM Wabudori masuk dalam deretan proyek hijau yang digarap di daerah timur Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen terhadap transisi energi nasional secara bertahap dan inklusif.

Dengan bergulirnya pembangunan PLTM ini, PLN menunjukkan bahwa transformasi energi tidak hanya terjadi di pusat-pusat ekonomi besar, melainkan menjangkau daerah pelosok yang selama ini minim akses listrik berkualitas. Proyek seperti inilah yang mencerminkan semangat keadilan energi dan pembangunan berkelanjutan.

Terkini

BRI Dukung Program Rumah Terjangkau

Senin, 28 Juli 2025 | 14:04:13 WIB

Rekomendasi Rumah Murah Subsidi di Banjarnegara

Senin, 28 Juli 2025 | 14:06:38 WIB

Harga BBM Stabil Jelang Akhir Juli

Senin, 28 Juli 2025 | 14:09:54 WIB

Energi Ramah Lingkungan Kian Diminati Generasi Muda

Senin, 28 Juli 2025 | 14:15:28 WIB