JAKARTA – Meskipun identik dengan pembangunan megaproyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) membuktikan kekuatannya tidak hanya bertumpu pada beton dan aspal. Perusahaan secara strategis telah memperkokoh portofolionya dengan merambah ke berbagai sektor infrastruktur vital, mulai dari proyek air bersih, pengamanan pantai, pembangkit listrik, hingga pembangunan fasilitas publik seperti rumah sakit dan universitas.
Strategi diversifikasi ini menjadi salah satu pilar utama yang menopang kinerja cemerlang perusahaan. Kemampuan untuk mengelola beragam proyek kompleks terbukti menjadi fondasi yang kuat bagi kesehatan finansial Hutama Karya. Pada tahun 2024, perusahaan sukses membukukan laba bersih sebesar Rp2,8 triliun, melonjak 47,7% dari tahun sebelumnya, dengan total aset mencapai Rp196 triliun.
Kinerja impresif inilah yang mengantarkan Hutama Karya untuk pertama kalinya masuk dalam daftar prestisius Fortune Indonesia 100, langsung menempati peringkat ke-44 pada tahun 2025. Pencapaian ini menegaskan bahwa kekuatan Hutama Karya tidak hanya berasal dari satu sektor, melainkan dari portofolio bisnis yang terdiversifikasi dan tangguh.
Sementara JTTS tetap menjadi mahakarya yang mendongkrak ekonomi regional, proyek-proyek di luar jalan tol menunjukkan visi perusahaan yang lebih luas. Plt Direktur Utama Hutama Karya, Koentjoro, menekankan bahwa setiap proyek yang dijalankan, baik itu jalan tol maupun infrastruktur lainnya, memiliki tujuan yang sama.
“Hutama Karya hadir tak hanya membangun infrastruktur fisik, tapi juga sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” ujar Koentjoro.
Kepercayaan pasar terhadap model bisnis yang terdiversifikasi ini juga terlihat dari order book perusahaan yang mencapai Rp46,6 triliun pada semester I 2025. Menghadapi tantangan ke depan, perusahaan pun terus memperkuat strategi pembiayaan melalui instrumen inovatif seperti green sukuk dan kemitraan strategis untuk mendukung seluruh lini bisnisnya.
“Visi kami jauh melampaui beton dan aspal. Setiap kilometer yang kami bangun harus membawa nilai tambah yang signifikan bagi ekonomi nasional,” kata Koentjoro.
Pengakuan dari Fortune Indonesia menjadi konfirmasi bahwa strategi diversifikasi Hutama Karya telah berhasil, menempatkannya sebagai katalisator pembangunan nasional yang tidak hanya andal dalam membangun jalan, tetapi juga dalam menciptakan infrastruktur penunjang kehidupan yang berkelanjutan.