JAKARTA - Mendidik anak untuk terbiasa hidup bersih dan sehat memang penting, tetapi ternyata ada batasan yang perlu dipahami orang tua. Banyak anggapan yang berkembang bahwa anak sebaiknya tidak dijaga terlalu bersih agar sistem kekebalan tubuhnya lebih kuat. Pandangan ini ada benarnya, namun menurut para ahli kesehatan, penerapannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Ria Yoanita, dokter spesialis anak sekaligus anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan bahwa orang tua perlu memahami konteks dan batas dari pola hidup bersih pada anak. Menurutnya, menjaga anak tetap sehat tidak berarti harus melindunginya dari segala bentuk paparan lingkungan, sebab justru sebagian paparan alami bisa membantu menguatkan daya tahan tubuh.
“Ada sebagian kebenaran dalam anggapan ini, tetapi perlu dipahami konteks dan batasnya,” ujar Ria.
Paparan Mikroorganisme Bisa Bermanfaat
Ria mengutip hipotesis higiene, yakni sebuah konsep yang menyebutkan bahwa paparan wajar terhadap mikroorganisme dari lingkungan, seperti tanah atau hewan, dapat mendukung sistem imun anak. Dengan cara ini, risiko terkena alergi, asma, maupun penyakit autoimun bisa lebih rendah.
Namun, Ria menegaskan, hal ini bukan berarti anak dibiarkan kotor tanpa kendali. Membiarkan anak menghadapi risiko paparan kuman penyebab penyakit tentu bisa berbahaya. Oleh karena itu, orang tua tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan kebersihan diri anak terjaga.
Kebiasaan Sehari-hari yang Harus Diajarkan
Menurut Ria, anak-anak perlu dikenalkan pada kebiasaan sederhana yang berhubungan dengan kebersihan pribadi. Contohnya adalah mencuci tangan sebelum makan, serta setelah buang air kecil maupun besar. Kebiasaan dasar seperti ini terbukti mampu mencegah penularan berbagai penyakit menular, termasuk infeksi saluran pencernaan.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Keterlibatan anak dalam hal ini bisa membentuk karakter dan kebiasaan positif yang berkelanjutan hingga dewasa nanti.
Hindari Sterilisasi Berlebihan
Ria mengingatkan agar orang tua tidak terjebak pada penggunaan disinfektan dan antiseptik secara berlebihan di rumah. Menurutnya, hal tersebut justru bisa menghilangkan paparan alami yang sebenarnya bermanfaat bagi daya tahan tubuh anak.
“Yang dibutuhkan adalah kebersihan fungsional, bukan sterilisasi berlebihan,” tegasnya.
Dengan kata lain, cukup menjaga agar anak terhindar dari sumber penyakit berbahaya, namun tidak perlu membuat lingkungan rumah benar-benar steril.
Keamanan Makanan dan Minuman
Selain kebersihan tubuh dan lingkungan, aspek lain yang tak kalah penting adalah keamanan makanan dan minuman. Orang tua harus memastikan bahwa apa yang dikonsumsi anak terjamin kebersihannya. Hal ini menjadi kunci dalam mencegah penyakit yang bersumber dari kontaminasi makanan, seperti diare atau keracunan.
Kebiasaan sederhana seperti mencuci tangan sebelum menyuapi anak, memastikan peralatan makan bersih, hingga menyajikan makanan yang matang sempurna bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif.
Pentingnya Dukungan Lingkungan
Selain panduan dari tenaga medis, pihak pemerintah juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak-anak terbiasa menjalankan pola hidup bersih.
Dina Agoes Soelistijani, Kepala Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, menegaskan perlunya kolaborasi dari berbagai pihak. Menurutnya, perubahan perilaku tidak bisa dilakukan hanya oleh keluarga, tetapi juga perlu dukungan dari masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Kita memang harus bersama-sama berkolaborasi untuk bagaimana kita bisa menciptakan satu kondisi lingkungan yang kondusif untuk terjadinya perubahan perilaku,” ujar Dina.
Keseimbangan Antara Kebersihan dan Paparan Alami
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjaga kebersihan anak memang wajib, tetapi dengan batas yang tepat. Orang tua tidak perlu terobsesi membuat lingkungan anak benar-benar bebas kuman. Sebaliknya, paparan alami dari lingkungan justru bisa membantu membentuk sistem imun yang lebih kuat.
Kuncinya ada pada keseimbangan: anak tetap diajari disiplin menjaga kebersihan diri, namun tidak dijauhkan sepenuhnya dari interaksi dengan lingkungan. Misalnya, membiarkan anak bermain tanah sesekali tetap diperbolehkan, selama setelah itu mereka membersihkan diri dengan benar.
Peran Orang Tua dalam Pendidikan Sehari-hari
Dalam praktiknya, orang tualah yang memegang kendali penuh terhadap pendidikan kebersihan anak. Memberikan teladan langsung, konsistensi aturan, dan pengawasan yang bijak akan membentuk kebiasaan baik sejak dini.
Dengan mendidik anak melalui cara-cara yang seimbang, orang tua bukan hanya membantu mereka terhindar dari penyakit, tetapi juga membangun karakter disiplin, tanggung jawab, dan peduli terhadap kesehatan diri serta lingkungan.
Mengajarkan pola hidup bersih pada anak memang tidak bisa hanya berfokus pada satu sisi, seperti membuat mereka selalu bersih atau justru membiarkan mereka kotor. Keseimbangan adalah kunci. Dengan pemahaman yang tepat, orang tua bisa memberikan perlindungan terbaik bagi anak sekaligus membiarkan mereka tumbuh dengan daya tahan tubuh yang sehat dan kuat.