Tingkat Bunga KPR AS Hampir Mencapai 7%: Tantangan Baru bagi Pembeli Rumah
- Jumat, 03 Januari 2025

Di tengah pergantian tahun baru, pasar perumahan Amerika Serikat harus menghadapi berita yang kurang menggembirakan. Tingkat bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melonjak tajam mendekati angka 7 persen, menimbulkan kekhawatiran baru bagi para pembeli rumah yang berusaha memasuki pasar yang semakin kompetitif dan mahal.
Menurut data terbaru dari Freddie Mac yang dirilis pada hari Kamis, rata-rata suku bunga hipotek dengan tenor 30 tahun meningkat menjadi 6,91 persen per 2 Januari, naik dari 6,85 persen hanya seminggu sebelumnya. Ini merupakan kenaikan yang signifikan dan menandakan tren suku bunga yang belum menunjukkan batas akhirnya. Lebih lanjut, Mortgage Bankers Association melaporkan kenaikan sebesar 8 basis poin hingga mencapai 6,97 persen pada periode yang berakhir pada 27 Desember, menandai level tertinggi dalam hampir enam bulan terakhir.
Biaya Pinjaman yang Mengerek Harga
Kenaikan suku bunga ini tidak hanya berdampak pada tingginya biaya pinjaman, namun juga mengurangi daya beli calon pemilik rumah. Apalagi, tekanan dari harga yang tinggi juga telah menekan permintaan di pasar perumahan. Indeks aplikasi pembelian rumah dari MBA bahkan dilaporkan turun hampir 7 persen, mencapai titik terendah sejak pertengahan November. Meskipun angka-angka tersebut telah disesuaikan dengan efek musiman, fluktuasi besar tetap terlihat terutama di sekitar liburan akhir tahun.
Ini bukan cara yang bagus untuk memulai tahun baru, ujar Odeta Kushi, Deputy Chief Economist di First American Financial Corp. Para ahli industri sepakat bahwa 2025 akan menjadi tahun yang lebih menantang bagi pasar perumahan. Ini tentu bukan kabar baik.
Pengaruh Kebijakan Federal Reserve
Pergerakan suku bunga hipotek cenderung mengikuti yield obligasi Treasury, yang telah mengalami kenaikan di akhir Desember. Hal ini terjadi setelah Federal Reserve mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga akan berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya, di tengah tantangan inflasi yang membandel belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dibandingkan dengan tahun lalu pada periode ini, suku bunga lebih tinggi dan hambatan ketersediaan pasar terus berlanjut, jelas Sam Khater, Chief Economist Freddie Mac dalam pernyataannya.
Namun, ada secercah harapan di tengah tantangan ini. Jika suku bunga hipotek bisa stabil, meskipun berada di level tinggi, bisa jadi akan membantu memulai pemulihan pasar perumahan. Jika Fed terus melonggarkan suku bunga acuan, ini bisa membantu suku bunga hipotek menurun dari level saat ini, tambah Khater.
Pembeli Rumah Menyesuaikan Diri
Menariknya, meski ada kenaikan akhir tahun pada suku bunga hipotek, data dari National Association of Realtors mengungkapkan bahwa pembeli rumah kini tampaknya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan suku bunga yang tinggi. Pada November, ketika suku bunga rata-rata mencapai sekitar 6,8 persen, indikator tanda tangan kontrak untuk pembelian rumah bekas justru meningkat ke level tertinggi sejak Februari 2023. Kondisi ini didorong oleh peningkatan persediaan rumah yang tersedia di pasar.
Survei dari Mortgage Bankers Association, yang telah dilakukan setiap minggu sejak tahun 1990, melibatkan partisipasi dari bank hipotek, bank komersial, dan bank tabungan, dan mencakup lebih dari 75 persen dari semua aplikasi hipotek residensial ritel di seluruh Amerika Serikat.
Kenaikan suku bunga ini memang menambah tantangan baru bagi pasar perumahan dan pembeli rumah. Namun, dengan adaptasi pasar dan strategi kebijakan dari lembaga moneter, diharapkan pemulihan akan segera terjadi dan memberikan dampak positif bagi ekonomi secara keseluruhan. Sebagai bagian dari strategi mendapatkan rumah idaman, calon pembeli mungkin perlu mempertimbangkan penyesuaian rencana keuangan mereka untuk menghadapi tantangan ini.

Nathasya Zallianty
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.