PT Freeport Indonesia Kirim 125 Kg Emas Murni ke ANTAM untuk Tingkatkan Hilirisasi
- Jumat, 14 Februari 2025

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya melakukan pengiriman perdana emas batangan ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), menyusul upaya berkelanjutan dari pemerintah untuk memperkuat hilirisasi industri pertambangan nasional. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam upaya membangun kapasitas industri hilirisasi mineral Indonesia.
Pada hari Rabu, 12 Februari 2025, PTFI mengirimkan sebanyak 125 kilogram emas batangan murni dengan kadar 99,99 persen dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Smelter PTFI. Emas murni ini memiliki nilai ekonomi yang signifikan, yakni mencapai Rp207 miliar.
Pencapaian Strategis bagi Industri Tambang Nasional
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengungkapkan kebanggaannya atas langkah maju ini yang sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui hilirisasi mineral. "Pengiriman emas batangan perdana ini menunjukkan keseriusan PTFI dalam hilirisasi pertambangan. Meski ada insiden di salah satu fasilitas kompleks smelter kami, hal itu tidak menghentikan komitmen kami untuk terus berproduksi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri," ungkap Tony.
Dalam proses pemurnian, fasilitas PMR PTFI berhasil mengolah 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting, menghasilkan total 189 kg emas batangan. Dari jumlah tersebut, 125 kg telah mencapai standar fine gold 99,99 persen. Sementara itu, 64 kg lainnya masih dalam proses casting ulang agar dapat memenuhi kadar kemurnian yang sama.
Kolaborasi Strategis Freeport-ANTAM untuk Kemandirian Nasional
Kolaborasi antara PTFI dan ANTAM tak sekadar memenuhi kebutuhan emas domestik, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada emas impor. Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, menyambut baik kerja sama ini.
“Kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia semakin mandiri dalam industri pertambangan dan pengolahan emas. Dengan adanya pasokan dari Freeport, ANTAM dapat lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan emas bagi masyarakat dan investor,” ujar Nico.
Kerja sama ini juga membantu ANTAM lebih efisien dalam memproduksi dan mendistribusikan emas murni untuk pasar domestik dan global. Kesepakatan ini merupakan bagian dari perjanjian jual beli emas yang ditandatangani pada November 2024, di mana ANTAM berkomitmen menyerap 30 ton emas batangan per tahun dari PTFI. Kesepakatan penting ini turut disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung.
Rencana Hilirisasi Perak dan Logam Mulia Lainnya
Tidak hanya berhenti pada emas, PTFI juga mulai merancang hilirisasi untuk perak dan logam mulia lainnya. Tony Wenas menjelaskan bahwa fasilitas PMR PTFI memiliki kapasitas pemurnian hingga 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun, serta logam mulia lainnya seperti platinum (30 kg) dan paladium (375 kg).
“Kami tidak hanya berfokus pada emas, tapi juga logam mulia lainnya yang memiliki nilai strategis tinggi. Hilirisasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing industri tambang Indonesia di pasar global,” tambah Tony.
Keberhasilan dalam mengolah emas murni di dalam negeri membuat Indonesia semakin dekat dengan target kemandirian industri tambang. Hal ini akan mempercepat pencapaian tujuan hilirisasi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam perdagangan emas dunia. Dengan berbagai langkah strategis ini, Indonesia diharapkan dapat bersaing lebih kompetitif di kancah internasional, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi nasional.
Kolaborasi ini tidak hanya berdampak positif pada sektor pertambangan, tetapi juga merupakan langkah signifikan untuk mendukung perekonomian negara melalui pengurangan impor dan penambahan nilai produksi dalam negeri. Dengan demikian, pengembangan sektor ini sangat diharapkan memberikan kontribusi bersaing bagi kesejahteraan ekonomi di masa depan.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025