Menteri BUMN Optimis Target Dividen 2025 Rp90 Triliun Tercapai Meski Hadapi Tantangan Global
- Jumat, 14 Februari 2025

jakarta - Pada awal Januari 2025, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan optimisme tinggi bahwa target dividen sebesar Rp90 triliun pada tahun 2025 dari BUMN akan tercapai. Melalui alokasi dividen awal sebesar Rp20,5 triliun, BUMN hanya butuh mencapai tambahan sebesar Rp69,5 triliun untuk memenuhi target ambisius tersebut. Namun, perjalanan menuju target ini bukan tanpa tantangan.
Erick menyatakan bahwa pada tahun 2026, target dividen akan sangat bergantung pada performa BUMN di tahun sebelumnya. Tantangan yang dihadapi pun tidak terbatas pada efisiensi belanja dalam negeri melainkan juga persaingan global yang semakin ketat, terutama dengan adanya perang tarif internasional. “Untuk dividen yang tahun 2026, saya mohon maaf belum bisa menjawab sekarang karena kami melihat kondisi makronya juga,” ungkapnya.
Kolaborasi Internasional sebagai Strategi Menghadapi Tantangan
Dalam menghadapi tantangan ini, Erick menilai pentingnya membangun kolaborasi dengan beberapa negara strategis seperti Turki, Amerika Serikat, Filipina, India, dan Jepang. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong performa BUMN di tengah persaingan internasional yang semakin ketat dan beragamnya tantangan yang ada. Menurut Erick, hubungan perdagangan dengan Turki sudah menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan surplus mencapai Rp1,5 miliar. “Kemarin yang dengan Turki itu juga (perdagangan) kita surplus kalau tidak salah Rp1,5 miliar,” tuturnya.
Tidak hanya hubungan dengan Turki, Erick juga menyoroti potensi perdagangan south-south sebagai pendorong kinerja BUMN di tahun yang penuh tantangan ini. “Jadi, mungkin ini coba kami lihat potensi perdagangan south-south, juga implikasinya dengan BUMN, tentu konteksnya tidak menyeluruh, tetapi potensi itu yang kami lihat untuk kinerja tahun ini,” tambahnya.
Efisiensi Belanja: Tantangan di Dalam Negeri
Tidak dapat dipungkiri bahwa efisiensi belanja masih menjadi tantangan tersendiri di dalam negeri. Kebijakan ini memicu pertanyaan dari berbagai kalangan, termasuk dari anggota DPR, Ahmad Labib, mengenai dampak efisiensi belanja terhadap pertumbuhan bisnis BUMN. Menurut Labib, belanja negara merupakan salah satu pendukung utama keberlangsungan pertumbuhan bisnis BUMN, sehingga setiap langkah efisiensi harus dipertimbangkan dengan matang.
Meski begitu, Erick tetap optimis bahwa langkah efisiensi yang dilakukan tidak akan menghambat kinerja BUMN secara keseluruhan. Melalui strategi-strategi yang telah dicanangkan, termasuk peningkatan kemitraan internasional, Erick yakin bahwa para BUMN dapat beradaptasi sekaligus memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pentingnya Peningkatan Daya Saing di Pasar Global
Erick juga menekankan bahwa peningkatan daya saing BUMN di pasar global merupakan elemen kunci dalam mencapai target dividen yang diinginkan. BUMN harus terus memperbaiki kualitas produk dan layanannya serta berinovasi agar dapat bersaing secara efektif di kancah internasional. Dengan memperkuat daya saing, BUMN tidak hanya dapat memenuhi target dividen namun juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi nasional.
Sebagai penutup, Erick menekankan komitmen Pemerintah untuk terus memberikan dukungan penuh bagi pengembangan BUMN agar bisa berperan lebih optimal, baik secara nasional maupun global. Dengan kerjasama yang solid dan visi yang jelas, BUMN diharapkan dapat terus berkembang dan memberi kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri BUMN ini pun mengajak seluruh jajaran BUMN untuk terus bekerja keras dan fokus pada upaya peningkatan kinerja demi mencapai target yang telah dicanangkan. Dengan semangat ini, Erick percaya bahwa meski tantangan besar menanti di depan, target dividen BUMN sebesar Rp90 triliun pada 2025 tetap dapat dicapai.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025