Kementerian ESDM Beri Sinyal Perpanjangan Izin Ekspor Tembaga untuk PT Freeport Indonesia
- Jumat, 14 Februari 2025

Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sinyal positif terkait perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia (PTFI), meskipun izin sebelumnya telah berakhir pada 31 Desember 2024. Keputusan ini berpotensi mempengaruhi industri pertambangan di Indonesia.
Pada bulan Oktober 2024, fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) PT Freeport Indonesia mengalami insiden kebakaran. Insiden ini mengakibatkan terganggunya proses produksi dan akhirnya mendorong PTFI untuk mengajukan perpanjangan izin ekspor kepada pemerintah. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menegaskan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan dengan serius permohonan perpanjangan ini, Jumat, 14 Februari 2025.
"Dukungan dari kami jelas ada, meski dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," ujar Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025. Menurut Tri, dukungan tersebut sejalan dengan sikap positif yang sebelumnya telah ditunjukkan oleh Kementerian Perdagangan terkait izin ekspor ini.
Lebih lanjut, proses investigasi kebakaran yang terjadi pada smelter terbaru Freeport di Gresik, Jawa Timur, menunjukkan bahwa insiden tersebut bukanlah akibat kesengajaan. "Tidak ada unsur kesengajaan. Kalau misalnya sengaja, asuransi tidak akan cair. Semua itu sudah diasuransikan," ungkap Tri.
Permasalahan ini juga dibahas langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ia mengungkapkan bahwa Freeport telah melobi pemerintah untuk memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga mereka. Menurut Bahlil, pemerintah menunggu komitmen dari PTFI untuk mempercepat proses perbaikan smelter yang rusak.
"Saya sudah menyampaikan kepada Dirut Freeport, Tony Wenas, yang juga merupakan sahabat saya. Saya ini sudah tahu gaya Freeport sejak lama. Perubahan yang diharapkan dari pihak Freeport belum terlihat meskipun saya sudah lama mengikuti perkembangan ini," kata Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum, Selasa, 11 Februari 2025.
Bahlil juga menekankan bahwa perpanjangan izin ekspor bergantung pada seberapa cepat pihak Freeport menyelesaikan perbaikan smelter mereka. Pemerintah meminta kepastian terkait tanggal penyelesaian perbaikan dan apabila Freeport mampu memenuhinya, Bahlil berjanji akan melaporkannya dalam rapat terbatas bersama para pemangku kepentingan lainnya, termasuk Menteri Koordinator Perekonomian dan Presiden Prabowo Subianto.
“Jadi saya bilang sama dia, boleh saya kasih izin, tetapi Anda harus take care, kapan perbaikan ini selesai. Supaya kita fair. Karena di Amman Mineral dan NTB, semuanya sudah berjalan lancar. Jadi, konsentrat tidak ada lagi yang kita ekspor,” tegas Bahlil.
Keputusan mengenai perpanjangan izin ekspor ini menjadi perhatian banyak pihak, mengingat dampaknya terhadap industri pertambangan Indonesia. Dukungan dari berbagai kementerian menunjukkan adanya upaya kolaboratif dari pemerintah untuk memastikan stabilitas produksi dan ekspor tembaga, yang merupakan salah satu komoditas penting bagi perekonomian Indonesia.
SEO fokus untuk artikel ini mencakup kata kunci seperti "izin ekspor tembaga", "PT Freeport Indonesia", "Kementerian ESDM", "proses perbaikan smelter", dan "industri pertambangan di Indonesia". Penggunaan kata kunci ini diharapkan dapat meningkatkan keterlihatan berita di halaman pencarian serta memberikan informasi yang relevan dan terkini kepada pembaca.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025