Menteri BUMN Kaji Merger Tujuh BUMN Sektor Karya
- Jumat, 14 Februari 2025

Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut pihaknya tengah melakukan kajian penggabungan atau merger BUMN sektor karya atau infrastruktur. Ia mengungkapkan, dari tujuh BUMN sektor karya dimungkinkan akan dilakukan merger menjadi satu perusahaan.
Hal ini diungkapkannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR membahas program kerja dan efisiensi anggaran. Erick menilai, merger BUMN sektor karya perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan penguatan anggaran.
"Saya melihat dari tujuh ke tiga sampai hari ini masih bisa kalkulasinya baik, tapi kalau nanti kita lihat dua sampai tiga bulan ini seperti apa. Bukan tidak mungkin efisiensi merger karya dari tiga, bisa saja ke dua, bahkan menjadi satu, tapi ini masih perlu kajian," kata Erick di Ruang Rapat Komisi VI DPR, pada Kamis (13/2/2025).
Baca JugaKemenhub Prioritaskan Keselamatan Perlintasan Sebidang KAI: Respons Atas Maraknya Kecelakaan Fatal
Erick menyatakan, proses penggabungan perusahaan BUMN sektor karya membutuhkan waktu yang lama. Namun, ia berharap dengan adanya UU BUMN yang baru, maka proses tersebut akan berjalan dengan lebih cepat.
"Jadi yang kemarin memakan dua sampai tiga tahun, karena proses banyak kementerian mungkin kita proses mergernya bisa lebih cepat. Kalau memang RUU BUMN itu berlaku," ucapnya.
Adapun Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN Karya dari tujuh menjadi tiga. Sebanyak tujuh BUMN karya yang dimaksud antara lain, PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Serta, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero). Kemudian, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya (Persero) yang nantinya menjadi hanya tiga BUMN karya.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025
Lewat Kolaborasi Inklusif, PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi
- Minggu, 20 April 2025