Tidak Ada Rencana Penghapusan Subsidi BBM, Fokus pada Penyaluran Tepat Sasaran
- Senin, 24 Februari 2025

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Haryadi, menegaskan bahwa tidak ada rencana penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah. Pernyataan ini muncul di tengah rumor beredar tentang kemungkinan berakhirnya subsidi BBM di masa depan. Melalui konferensi pers, Bambang menekankan pentingnya persetujuan DPR dalam setiap kebijakan subsidi energi, mengingat anggaran tersebut terikat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kami di DPR tidak pernah membahas isu mengenai penghapusan subsidi. Setiap mekanisme subsidi energi harus mendapat persetujuan DPR RI, karena dananya berasal dari APBN. Justru, Presiden Prabowo Subianto mengedepankan perlindungan bagi masyarakat kecil," kata Bambang kepada wartawan.
Fokus Subsidi Tepat Sasaran
Lebih lanjut, Bambang menyoroti instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang urgensi menargetkan subsidi BBM yang lebih tepat sasaran. Dalam upaya mencapai tujuan ini, pemerintah berencana melakukan perbaikan sistem distribusi BBM. Hal ini untuk memastikan bahwa subsidi benar-benar dinikmati oleh rakyat yang berhak, terutama kalangan ekonomi bawah.
"Kita akui, masih ada subsidi yang tidak tepat sasaran, tetapi ke depan kita akan perbaiki. Presiden ingin ‘wong cilik podo gemuyu’, artinya rakyat kecil harus tetap sejahtera. Kami yakin presiden akan selalu melindungi rakyat kecil," tegas Bambang, legislator dari Partai Gerindra.
Klarifikasi Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan
Bambang juga memberikan klarifikasi atas pernyataan Ketua Dewan Energi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, yang sebelumnya dianggap sebagai sinyal penghapusan subsidi BBM. Ada misinterpretasi terkait pernyataan tersebut, yang sebenarnya lebih mengarah pada perbaikan skema distribusi ketimbang penghapusan subsidi.
"Mungkin maksud Pak Luhut bukan menghapus subsidi, tetapi memperbaiki skema agar lebih tepat sasaran. Bahkan dalam Raker 2023, Komisi VII DPR dan Menteri ESDM telah menyepakati BBM bersubsidi, seperti Pertalite, hanya diperuntukkan bagi sepeda motor dan angkutan umum. Sementara solar subsidi akan diberikan kepada angkutan umum, nelayan, petani, dan pengangkut sembako," tambahnya.
Pandangan Luhut Binsar Pandjaitan
Konfirmasi lebih lanjut datang dari pernyataan langsung Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook di Jakarta Selatan, pada 20 Februari 2025. Beliau menjelaskan bahwa dalam dua tahun mendatang, skema subsidi BBM akan dialihkan dari berbasis komoditas menjadi berbasis penerima, berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Mungkin dalam dua tahun kita bisa menuju satu harga. Tidak ada lagi subsidi untuk barang, seperti BBM Solar. Subsidi akan diberikan langsung kepada masyarakat yang memenuhi syarat," jelas Luhut.
Implementasi Subsidi BBM yang Lebih Efisien
Rencana perbaikan subsidi bukan tanpa alasan. Pemerintah melihat adanya kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa subsidi energi tidak sia-sia dan tepat sasaran. Sebagai contoh, Pertalite diprioritaskan untuk sepeda motor dan angkutan umum, sedangkan solar subsidi dialokasikan bagi angkutan umum, nelayan, petani, dan pengangkut sembako.
Pendekatan ini diharapkan dapat meminimalkan kebocoran subsidi yang selama ini terjadi, dimana banyak pihak tidak memenuhi kriteria sebagai penerima subsidi, tetapi tetap mendapat manfaat dari bantuan negara tersebut.
Tinjauan Terhadap Kebijakan Energi ke Depan
Sementara tidak ada rencana konkret untuk menghapus subsidi BBM, pemerintah terus mencari cara dan mekanisme baru untuk memastikan penyalurannya lebih efisien dan tepat sasaran. Hal ini sejalan dengan pandangan untuk menciptakan ketahanan energi yang lebih baik dan adil, mengingat fluktuasi harga minyak dunia dan tantangan yang dihadapi dalam sektor energi.
Dengan adanya fokus perbaikan sistem distribusi, diharapkan subsidi BBM di masa mendatang dapat benar-benar membantu masyarakat yang paling membutuhkan serta mendukung proses pembangunan ekonomi nasional.
Isu penghapusan subsidi BBM yang sempat beredar di masyarakat berhasil diluruskan oleh pihak terkait, memastikan bahwa perhatian tetap pada bagaimana meningkatkan ketepatan sasaran subsidi tersebut. Pemerintah, DPR, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan terus berkolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama golongan ekonomi lemah, melalui kebijakan yang betul-betul berpihak kepada mereka.
Hal ini tidak hanya membantu menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan yang dibuat mendukung pencapaian kesejahteraan sosial bagi semua lapisan masyarakat. Dengan pendekatan yang lebih bijak, kehidupan masyarakat dapat terus sejahtera tanpa kekhawatiran terkait subsidi energi.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.