
JAKARTA - Daun kelor, atau yang dikenal dengan nama latin Moringa oleifera, telah lama dikenal sebagai tanaman dengan segudang manfaat kesehatan. Tanaman yang mudah tumbuh dan sering ditemukan di sekitar rumah ini kaya akan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa daun kelor mengandung sejumlah komponen penting, termasuk protein, kalsium, zat besi, dan berbagai jenis vitamin seperti A, B, dan C. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika daun kelor semakin populer sebagai bahan untuk berbagai olahan yang mendukung kesehatan.
Berbagai manfaat kesehatan dari daun kelor telah banyak dibahas dalam penelitian ilmiah. Selain sebagai sumber antioksidan yang dapat melawan radikal bebas, daun kelor juga terkenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selama masa pandemi, banyak orang mulai menyadari pentingnya menjaga daya tahan tubuh, dan daun kelor menjadi pilihan populer untuk mendukung kesehatan. Salah satu olahan daun kelor yang banyak dicari adalah wedang kelor, sebuah minuman tradisional yang dibuat dengan merebus daun kelor dalam air panas. Minuman ini dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memberikan energi tambahan, terutama selama kondisi yang penuh tantangan seperti pandemi.
Namun, selain sebagai wedang, daun kelor kini juga diolah dengan cara yang lebih inovatif, dengan tujuan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, termasuk anak-anak. Salah satu contoh inovasi tersebut adalah cookie berbahan dasar daun kelor yang dikembangkan oleh dua mahasiswi Indonesia, Stella Alinneshia dan Accesstia Christy. Kedua mahasiswi ini, yang mengambil program studi Master di bidang Food Technology dan Food Safety pada 2015, memanfaatkan daun kelor untuk membuat cookie sehat yang bisa diterima oleh anak-anak.
Baca Juga
Stella dan Accesstia mengembangkan cookie ini dengan menggunakan bahan-bahan lokal khas Indonesia yang kaya akan gizi, seperti ubi jalar, kacang hijau, kacang merah, dan pisang. Dengan menggabungkan bahan-bahan ini, mereka tidak hanya ingin mengedukasi masyarakat tentang manfaat daun kelor, tetapi juga memberikan alternatif camilan yang sehat dan bergizi bagi anak-anak. "Kami ingin membuat daun kelor lebih mudah dikonsumsi oleh anak-anak, karena kandungannya yang luar biasa bermanfaat bagi tumbuh kembang mereka," ujar Stella.
Inovasi yang mereka ciptakan ternyata mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Pada 2016, Stella dan Accesstia berhasil meraih peringkat ketiga dalam kejuaraan dunia Student Fighting Hunger Food Product Development yang diadakan oleh International Union in Food Science and Technology (IUFoST). Keberhasilan ini menunjukkan betapa besar potensi daun kelor, terutama jika diolah dengan cara yang lebih modern dan menarik. Ini juga membuktikan bahwa daun kelor tidak hanya berguna sebagai bahan lalapan atau bahan minuman, tetapi juga bisa menjadi bahan baku produk makanan yang inovatif dan bermanfaat.
Selain diolah menjadi cookie, berbagai produk olahan lainnya juga telah dikembangkan untuk memaksimalkan potensi kesehatan dari daun kelor. Daun kelor kini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari bubuk daun kelor yang bisa ditambahkan ke dalam smoothie atau makanan lain, hingga kapsul suplemen yang bisa dikonsumsi sebagai tambahan nutrisi. Semua ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi daun kelor setiap hari tanpa harus repot memasaknya.
Tak hanya itu, daun kelor juga diketahui memiliki manfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi peradangan, serta membantu menurunkan kadar gula darah. Kandungan antioksidan dalam daun kelor juga dapat membantu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak akibat paparan polusi dan stres. Oleh karena itu, tak heran jika daun kelor semakin banyak digunakan dalam produk kesehatan dan kecantikan.
Namun, meskipun daun kelor menawarkan berbagai manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak. Penggunaan daun kelor sebagai suplemen atau bahan makanan harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan. Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan daun kelor ke dalam diet mereka, terutama dalam jumlah yang lebih besar.
Pengolahan daun kelor menjadi produk yang lebih mudah dikonsumsi seperti cookie atau bubuk daun kelor memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk merasakan manfaat dari tanaman ini. Berbagai inovasi yang dilakukan oleh para ahli dan pengusaha makanan lokal Indonesia menunjukkan bahwa potensi daun kelor sangat besar dan dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Daun kelor adalah sumber daya alam yang luar biasa, dan jika diolah dengan cara yang tepat, bisa memberikan manfaat yang sangat besar untuk kesehatan. Kami berharap produk-produk yang kami kembangkan dapat memotivasi orang lain untuk lebih peduli pada kesehatan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan," kata Accesstia Christy, yang bersama Stella Alinneshia berusaha menghadirkan olahan daun kelor yang tidak hanya bergizi, tetapi juga lezat.
Dengan terus berkembangnya berbagai olahan daun kelor yang inovatif, diharapkan masyarakat semakin terbuka untuk mencoba dan memanfaatkan tanaman ini sebagai bagian dari pola makan sehat mereka. Ini bukan hanya tentang mengonsumsi makanan yang bergizi, tetapi juga tentang mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengandalkan sumber daya alam lokal yang kaya manfaat. Seiring waktu, daun kelor bisa menjadi salah satu bahan makanan utama yang membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Zahra
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Manfaat Tomat untuk Kecantikan: Rahasia Alami Kulit Cerah, Sehat, dan Awet Muda
- Rabu, 16 April 2025