Timnas U-17 Gagal di Piala Asia, Erick Thohir: Jangan Cemooh Mereka, Fokus ke Piala Dunia 2025
- Selasa, 15 April 2025

JAKARTA - Langkah Timnas Indonesia U-17 harus terhenti di perempat final Piala Asia U-17 2025 setelah kalah telak dari tim kuat Korea Utara dengan skor 0-6. Pertandingan yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City Hall, Jeddah, Senin, 14 April 2025, itu menjadi mimpi buruk bagi skuat Garuda Muda. Namun, di balik kekalahan besar ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan pernyataan menyejukkan dan dukungan penuh kepada para pemain muda Indonesia.
Erick menegaskan bahwa kekalahan ini bukan alasan untuk mencemooh para pemain. Sebaliknya, masyarakat diminta memberi semangat dan terus mendukung mereka yang telah berjuang membela Merah Putih.
“Jangan hukum mereka karena kalah. Mereka masih muda dan jalan mereka masih panjang,” ujar Erick.
Baca Juga
Kekalahan Telak, Tapi Perjalanan Belum Berakhir
Dalam laga melawan Korea Utara, Timnas Indonesia terlihat kesulitan mengembangkan permainan sejak menit awal. Disiplin pertahanan Korea Utara serta permainan cepat mereka membuat Garuda Muda kewalahan. Pelatih Nova Arianto sendiri mengakui bahwa timnya berada di bawah tekanan besar selama pertandingan berlangsung.
Meskipun gagal menembus semifinal sebagaimana pernah dicapai Indonesia pada edisi 1990, Timnas U-17 kali ini tetap mencatat sejarah penting. Mereka berhasil menembus perempat final Piala Asia sekaligus meraih tiket ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Yang istimewa, keberhasilan itu diraih melalui jalur kualifikasi, bukan sebagai tuan rumah seperti pada edisi 2023.
Erick menyebut bahwa prestasi ini patut dibanggakan. “Ini bukan sekadar hasil pertandingan, ini adalah tonggak penting dalam sejarah sepak bola Indonesia. Kita lolos ke Piala Dunia bukan karena jadi tuan rumah, tapi lewat perjuangan dan keringat anak-anak muda kita,” tuturnya.
Garuda Muda Layak Dihargai
Tak bisa dimungkiri, kekalahan enam gol tanpa balas menjadi pukulan berat bagi publik pencinta sepak bola Tanah Air. Namun, Erick Thohir mengajak semua pihak untuk memandang kegagalan ini dari perspektif yang lebih luas. Menurutnya, perjuangan para pemain patut dihargai karena mereka datang dari latar belakang sederhana dan telah berjuang keras membawa nama bangsa di level internasional.
“Beberapa pemain berasal dari keluarga pas-pasan. Ini perjuangan besar mereka sebagai individu dan sebagai anak bangsa. Mereka layak dihargai, bukan dicela,” kata Erick yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN.
Ia menekankan bahwa pembinaan usia muda merupakan investasi jangka panjang. Sebab itu, mental dan semangat para pemain muda harus dijaga agar mereka tetap termotivasi untuk berkembang dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan.
Fokus Menuju Piala Dunia U-17 2025
Dengan hasil di Piala Asia U-17 2025, Indonesia memastikan satu tempat di Piala Dunia U-17 yang akan digelar di Qatar pada November mendatang. Ini menjadi kali pertama Indonesia berlaga di ajang bergengsi itu melalui jalur kualifikasi resmi.
Erick menyatakan bahwa PSSI kini memfokuskan seluruh perhatian pada persiapan menuju Piala Dunia. Mulai dari peningkatan kualitas fisik dan teknik pemain, penguatan aspek mental, hingga penyusunan program uji coba internasional tengah digodok oleh tim pelatih bersama federasi.
“Para pemain dan tim pelatih sudah memberikan kebanggaan. Kami akan mempersiapkan mereka lebih matang agar tampil lebih kuat di Piala Dunia nanti,” tegas Erick.
Dalam waktu dekat, PSSI dijadwalkan akan mengumumkan serangkaian program pemusatan latihan dan pertandingan uji coba internasional sebagai bagian dari roadmap menuju Qatar. Erick menekankan pentingnya pengalaman bertanding di level tinggi bagi pemain muda Indonesia agar tidak kembali mengalami tekanan besar seperti yang terjadi saat melawan Korea Utara.
Perbaikan Total dan Dukungan Jangka Panjang
Pelatih Timnas U-17, Nova Arianto, juga mengakui banyak evaluasi yang harus dilakukan. Ia mengatakan bahwa performa tim tidak sesuai ekspektasi, terutama dalam hal organisasi pertahanan dan respon terhadap tekanan lawan.
Meski demikian, Nova mengapresiasi kerja keras anak-anak asuhnya dan berkomitmen untuk memperbaiki kelemahan yang ada.
“Anak-anak sudah berusaha maksimal. Kami akui ini hasil yang menyakitkan, tapi kami harus tetap menatap ke depan. Fokus kami sekarang adalah Piala Dunia,” kata Nova dalam konferensi pers usai pertandingan.
Sementara itu, pengamat sepak bola nasional, Bima Sakti, menilai bahwa kekalahan telak ini bisa menjadi pelajaran penting untuk perbaikan sistem pembinaan usia muda. Menurutnya, konsistensi program pelatihan dan peningkatan kualitas kompetisi usia dini di dalam negeri harus menjadi prioritas PSSI dan seluruh elemen sepak bola Indonesia.
“Kalau kita mau bersaing di Asia dan dunia, kita harus membangun sistem yang kuat sejak dini. Bukan hanya soal teknik, tapi juga mental dan fisik,” ujar Bima.
Masyarakat Diminta Tetap Dukung
Di tengah derasnya kritik di media sosial, Erick Thohir kembali menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga semangat juang para pemain. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak larut dalam euforia kekalahan, melainkan menjadikan ini sebagai momentum pembelajaran dan pembangunan karakter sepak bola nasional.
“Kita semua punya tanggung jawab. Mereka anak-anak kita. Kalau bukan kita yang dukung, siapa lagi?” tutup Erick.
Kekalahan Timnas U-17 dari Korea Utara di Piala Asia U-17 2025 memang meninggalkan luka. Namun, itu bukan akhir segalanya. Justru, ini bisa menjadi titik awal kebangkitan sepak bola usia muda Indonesia jika disikapi dengan bijak dan penuh semangat membangun.
Dengan tiket ke Piala Dunia U-17 2025 di tangan, tantangan yang lebih besar sudah menanti. Kini saatnya PSSI, pelatih, pemain, dan seluruh masyarakat bersatu dalam satu tekad: membawa Garuda Muda terbang tinggi di panggung dunia.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.