Industri Otomotif Tancap Gas: Menperin Resmikan Pabrik Baru Mercedes Benz di Cikarang, Investasi Rp500 Miliar Dorong Kendaraan Niaga Ramah Lingkungan
- Rabu, 11 Juni 2025

JAKARTA - Industri otomotif nasional terus menunjukkan geliat positif di tengah tekanan ekonomi global. Terbaru, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan pabrik baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di kawasan industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa, 10 Juni 2025. Pabrik ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia masih menjadi magnet investasi bagi pelaku industri otomotif global, termasuk raksasa Jerman, Mercedes-Benz.
Peresmian ini mengukuhkan komitmen Daimler Truck AG untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan niaga Mercedes-Benz di kawasan Asia. Pabrik baru seluas 15 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp500 miliar ini diproyeksikan mampu memproduksi hingga 5.000 unit truk dan bus per tahun, memperkuat posisi PT DCVMI dalam lima besar produsen kendaraan niaga di Tanah Air.
“Banyak perusahaan multinasional, termasuk dari sektor otomotif, masih melihat Indonesia sebagai negara dengan prospek menjanjikan dalam manufaktur. Ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor industri otomotif kita terus bergerak maju,” ujar Menperin Agus Gumiwang dalam sambutannya.
Baca JugaGoPay Resmi Jadi Metode Pembayaran di Lazada, Ada Promo Diskon hingga 50 Persen untuk Pengguna
Strategi Penguatan Industri Otomotif Nasional
Menperin menyebut pembangunan pabrik baru PT DCVMI sebagai langkah strategis yang mencerminkan keyakinan Daimler Truck AG terhadap prospek industri kendaraan niaga Indonesia. “Kami optimistis Daimler akan menjadi perusahaan yang semakin kuat dan besar bersama Indonesia,” tegasnya.
Menperin juga menyoroti bahwa Indonesia kini tidak hanya ingin menjadi pasar kendaraan, namun juga pemain utama dalam rantai pasok global, terutama kendaraan ramah lingkungan. “Dengan posisi geografis strategis dan pasar domestik yang besar, Indonesia bisa menjadi hub produksi otomotif berorientasi ekspor,” tambahnya.
PT DCVMI yang sebelumnya dibentuk pada 2019, merupakan kelanjutan dari sejarah panjang Mercedes-Benz di Indonesia yang sudah dimulai sejak 1978 melalui PT Star Motor Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang meningkat, pabrik baru ini akan memproduksi berbagai model truk seperti Mercedes-Benz Axor 2528 CH, 4928 T, hingga sasis bus OH 1626 L dan OH 1626 S yang dirancang sesuai kebutuhan pasar Indonesia.
Arah Masa Depan: Kendaraan Niaga Ramah Lingkungan
Pemerintah mendorong agar pabrik baru ini juga menjadi pionir dalam produksi kendaraan niaga ramah lingkungan. Dalam arah kebijakan industri, Kementerian Perindustrian tengah mempercepat transformasi ke era green mobility, termasuk elektrifikasi dan teknologi rendah emisi.
“Kami telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) sektor manufaktur pada 2050, lebih cepat 10 tahun dari target nasional. Ini menunjukkan keseriusan kami dalam mewujudkan industri yang berkelanjutan,” kata Menperin.
Agus juga mengapresiasi komitmen PT DCVMI yang telah mengadopsi teknologi SCR (Selective Catalytic Reduction) dan penggunaan Diesel Exhaust Fluid (DEF) berbasis urea dan air terionisasi. Teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk memenuhi standar emisi Euro 4 dan bahkan disiapkan untuk Euro 5 dan Euro 6.
“Langkah ini sangat positif dan sejalan dengan upaya pemerintah mewujudkan industri otomotif yang berkelanjutan serta kompetitif secara global,” tuturnya.
Fokus Lokal: Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Selain aspek lingkungan, Menperin juga menekankan pentingnya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam produksi otomotif. Saat ini, rerata nilai TKDN pada lini produksi PT DCVMI tercatat sebesar 28,08 persen.
“Peningkatan nilai TKDN dapat memperkuat industri nasional, sekaligus memberikan peluang lebih besar dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah serta memanfaatkan insentif fiskal,” jelas Agus.
Menurut data Kemenperin, neraca perdagangan kendaraan niaga pada kuartal pertama 2025 masih mengalami defisit sebesar USD608,7 juta atau sekitar Rp9,7 triliun. Ekspor tercatat hanya USD75,5 juta, sementara impor mencapai USD684,2 juta. Oleh karena itu, peningkatan kandungan lokal menjadi langkah strategis untuk menekan ketergantungan terhadap produk impor.
“Pencapaian TKDN yang tinggi melalui local supply akan memperkuat daya saing nasional dan memperluas akses ke pasar global,” imbuhnya.
Dampak Sosial Ekonomi: Lapangan Kerja dan Transfer Teknologi
Keberadaan pabrik baru PT DCVMI tidak hanya memperkuat industri, tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi yang signifikan, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sankaranarayanan Ramamurthi, Presiden Direktur PT DCVMI, menegaskan bahwa peresmian pabrik ini adalah bagian dari visi besar perusahaannya di Indonesia.
“Pabrik ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga perwujudan kontribusi nyata kami terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kami akan terus menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekosistem industri lokal, dan berinovasi untuk masa depan Indonesia,” ujarnya.
DCVMI juga berkomitmen mengembangkan rantai pasok dalam negeri untuk mendukung keberlanjutan operasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem otomotif global.
Potensi Pasar Ekspor
Menperin menegaskan bahwa pemerintah berharap DCVMI tidak hanya memenuhi permintaan dalam negeri, tetapi juga memperluas pasar ke luar negeri. “Kami menyambut baik langkah DCVMI untuk meningkatkan volume ekspor kendaraan niaga dari pabrik baru ini,” katanya.
Indonesia sebagai bagian dari rantai nilai global memiliki peluang besar untuk menjadi eksportir kendaraan niaga ke berbagai negara, khususnya di kawasan ASEAN dan Asia Selatan. Dengan standar produksi global dan dukungan penuh dari pemerintah, industri otomotif nasional diyakini akan mampu bersaing di pasar internasional.
Optimisme Terus Menyala
Dengan peresmian pabrik ini, industri otomotif Indonesia memasuki fase pertumbuhan baru. Pemerintah melalui Kemenperin akan terus memberikan dukungan dalam bentuk insentif fiskal dan nonfiskal, serta memfasilitasi pelatihan SDM, inovasi teknologi, dan kolaborasi dengan pelaku industri.
“Kami ingin menjadikan Indonesia bukan hanya pasar otomotif, tetapi juga pemimpin regional dalam kendaraan niaga ramah lingkungan,” pungkas Agus Gumiwang.
Melalui investasi ini, Mercedes-Benz menegaskan keseriusannya untuk tumbuh bersama Indonesia. Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan industri, sektor otomotif nasional dipastikan akan terus melaju, membawa Indonesia menuju era industri yang lebih hijau, mandiri, dan kompetitif di kancah global.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.