Jakarta Fokus Integrasikan Transportasi Umum ke Banten, Perluasan MRT Jadi Prioritas
- Kamis, 05 Juni 2025

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin serius mengembangkan integrasi sistem transportasi umum untuk memperkuat konektivitas wilayah Jabodetabek, terutama dengan Provinsi Banten. Hal ini ditandai dengan upaya Pemprov DKI Jakarta memperluas jalur Moda Raya Terpadu (MRT) ke wilayah Tangerang Selatan, Banten, sebagai prioritas utama dalam pengembangan transportasi massal.
Langkah ini sekaligus menanggapi berbagai permintaan dari daerah-daerah di sekitar Jakarta yang menginginkan perluasan akses transportasi publik yang lebih mudah dan efisien. Salah satunya adalah permintaan dari Pemerintah Kota Depok yang mengusulkan pengembangan jalur MRT hingga ke wilayahnya.
Permintaan Perluasan MRT dari Kota Depok
Baca JugaFilm Anime Action yang Wajib Ditonton: Petualangan Epik dan Aksi Tanpa Batas
Usulan perluasan jalur MRT ke Kota Depok disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah. Saat peresmian rute Trans-Jabodetabek Sawangan-Lebak Bulus (D41) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, Chandra mengungkapkan kebutuhan warga Depok akan transportasi massal yang terintegrasi dengan MRT Jakarta.
“Permintaan masyarakat Depok untuk memperluas jalur MRT sangat besar. Kami berharap rute MRT bisa menjangkau wilayah Depok agar mobilitas warga lebih lancar dan mendukung pengurangan kemacetan,” kata Chandra Rahmansyah dalam acara tersebut.
Keinginan ini menunjukkan besarnya kebutuhan transportasi umum yang terintegrasi lintas wilayah di kawasan Jabodetabek. Namun, hingga saat ini, pengembangan MRT Jakarta masih berfokus pada perluasan ke wilayah Banten, khususnya Tangerang Selatan.
Fokus Pemprov DKI Jakarta: Perluasan MRT ke Tangerang Selatan
Pramono Anung Wibowo, perwakilan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan bahwa prioritas saat ini adalah memperluas MRT menuju wilayah Tangerang Selatan, Banten. Menurutnya, pembahasan lebih lanjut terkait rencana MRT yang akan menjangkau wilayah Jawa Barat belum dilakukan.
“Untuk saat ini, kami baru membahas perluasan MRT dengan Gubernur Banten Andra Soni. Rencana ke wilayah Jawa Barat seperti Kota Depok belum masuk pembahasan bersama Gubernur Dedi Mulyadi,” ujar Pramono.
Pramono menambahkan bahwa integrasi transportasi dengan wilayah Banten sudah mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov DKI. Hal ini sejalan dengan kebutuhan untuk menghubungkan wilayah penyangga Jabodetabek agar lebih mudah diakses melalui transportasi publik yang nyaman dan cepat.
Integrasi Transportasi Umum Sebagai Solusi Kemacetan
Kemacetan di wilayah Jabodetabek telah menjadi persoalan klasik yang membutuhkan solusi inovatif. Integrasi sistem transportasi umum antara Jakarta dengan Banten dan wilayah penyangga lain diyakini menjadi langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, dalam sambutannya menegaskan komitmen Pemprov DKI untuk mendukung pengembangan transportasi massal terintegrasi. Rano menyebutkan bahwa perluasan trayek Trans-Jabodetabek dan MRT akan membuka akses mobilitas yang lebih efisien bagi masyarakat.
“Trans-Jabodetabek dan MRT merupakan tulang punggung mobilitas di Jabodetabek. Dengan integrasi yang kuat, kita bisa menekan angka kemacetan sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga,” ujar Rano.
Pengembangan Trans-Jabodetabek Rute Sawangan-Lebak Bulus
Salah satu wujud nyata integrasi ini adalah pembukaan rute baru Trans-Jabodetabek Sawangan-Lebak Bulus (D41), yang diresmikan kemarin. Rute ini menghubungkan wilayah Depok dengan Jakarta Selatan melalui titik strategis di Lebak Bulus, yang juga menjadi stasiun MRT.
Rute D41 ini diharapkan mempermudah akses warga Depok untuk berpindah moda transportasi dari bus Trans-Jabodetabek ke MRT Jakarta, tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini menjadi langkah awal mengurangi beban lalu lintas di jalan raya.
Kolaborasi Antar Daerah Jadi Kunci Keberhasilan
Pengembangan transportasi umum di kawasan Jabodetabek membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah. Pramono Anung menegaskan pentingnya koordinasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan pemerintah Banten dan Jawa Barat.
“Kita terus berupaya membangun komunikasi intensif dengan berbagai daerah. Integrasi transportasi bukan hanya tanggung jawab Jakarta, tapi semua wilayah di Jabodetabek harus bergerak bersama,” ujarnya.
Menurut Pramono, hal tersebut juga termasuk menyiapkan infrastruktur pendukung seperti stasiun penghubung, feeder bus, hingga integrasi tiket agar pengguna transportasi bisa berpindah moda dengan mudah dan murah.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Transportasi Massal Jabodetabek
Pengembangan MRT dan Trans-Jabodetabek memang memiliki tantangan besar, mulai dari kebutuhan dana besar, pembangunan infrastruktur di wilayah padat, hingga koordinasi antar daerah yang rumit. Namun, peluang yang didapat juga sangat besar.
Dengan konektivitas yang baik, diharapkan mobilitas penduduk Jabodetabek meningkat, kemacetan berkurang, dan kualitas lingkungan hidup membaik karena berkurangnya polusi akibat kendaraan pribadi. Ini akan meningkatkan daya saing wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.