Transformasi Digital Bandara, Angkasa Pura II Tingkatkan Layanan

Transformasi Digital Bandara, Angkasa Pura II Tingkatkan Layanan
Transformasi Digital Bandara, Angkasa Pura II Tingkatkan Layanan

JAKARTA — PT Angkasa Pura II (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan di seluruh bandara yang dikelolanya. Salah satu langkah konkret yang kini tengah dikembangkan adalah penerapan konsep Smart Digital Airport di 15 bandara yang berada di bawah pengelolaan perusahaan. Konsep ini diyakini menjadi kunci untuk menciptakan pelayanan modern yang lebih efisien dan memberikan kenyamanan optimal bagi seluruh pengguna jasa bandara, baik domestik maupun internasional.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan bahwa konsep Smart Digital Airport merupakan langkah strategis yang tidak hanya menonjolkan pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga membangun infrastruktur digital (soft infrastructure) untuk mendukung operasional dan pelayanan bandara.

"Kami terus menyeimbangkan pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure di seluruh bandara di bawah naungan AP II. Soft infrastructure akan diperbaiki secara menyeluruh. Konsep Smart Digital Airport ini sudah menjadi kebutuhan, terlebih melihat jumlah penumpang dan traffic pesawat yang terus mengalami peningkatan," ujar Awaluddin.

Baca Juga

Jasa Marga Tegaskan Pergerakan Tanah Sukatani Belum Berdampak ke Tol Cipularang

Transformasi Soft Infrastructure Jadi Fokus Utama

Dalam implementasinya, PT Angkasa Pura II secara serius membangun soft infrastructure untuk mendukung layanan digital berbasis teknologi informasi. Transformasi ini memiliki beberapa tujuan utama, salah satunya adalah peningkatan customer experience atau pengalaman pengguna. Dengan hadirnya layanan berbasis digital, penumpang dapat melakukan berbagai aktivitas secara mandiri mulai dari check-in, boarding, hingga pemantauan informasi penerbangan secara real-time.

Selain untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, optimalisasi soft infrastructure juga dinilai mampu menekan biaya operasional (efisiensi pembiayaan) dan membuka peluang inovasi dalam layanan berbasis teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya global transformasi digital di industri penerbangan.

"Kami ingin memastikan bahwa bandara-bandara di bawah AP II dapat menghadirkan pengalaman terbaik bagi penumpang. Konsep melayani sendiri (self-service) kini sudah menjadi budaya di berbagai bandara modern dunia, dan Indonesia harus bergerak ke arah sana," jelas Awaluddin.

Pengembangan Indonesia Airport Apps

Sebagai salah satu pilar utama dalam mewujudkan Smart Digital Airport, PT Angkasa Pura II telah meluncurkan Indonesia Airport Apps, sebuah aplikasi digital yang menjadi pusat informasi bagi para pengguna jasa bandara. Melalui aplikasi ini, penumpang dapat mengakses informasi penerbangan, status boarding, fasilitas bandara, hingga layanan komersial seperti transportasi bandara dan tenant di terminal.

"Aplikasi Indonesia Airport Apps sudah diunduh lebih dari 150 ribu pengguna, dan kami menargetkan bisa mencapai satu juta unduhan. Aplikasi ini menjadi salah satu tonggak penting dalam mendigitalisasi layanan bandara," tambah Awaluddin.

Konsep digitalisasi ini tidak hanya sebatas pada sisi penumpang, tetapi juga menyentuh area operasional bandara, termasuk pengelolaan arus pergerakan pesawat, penumpang, dan barang.

Airport Collaborative Decision Making (A-CDM)

Selain Indonesia Airport Apps, PT Angkasa Pura II juga mengembangkan platform Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) yang melibatkan sedikitnya 15 stakeholder utama. Platform ini didesain untuk mengintegrasikan pengambilan keputusan antara pengelola bandara, maskapai penerbangan, otoritas bandara, dan pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah memastikan semua proses berjalan sinkron, mengurangi potensi keterlambatan, dan meningkatkan efisiensi operasional.

"Optimalisasi konsep Smart Digital Airport ini terus kami lakukan agar ke depannya bisa diterapkan sepenuhnya di semua bandara AP II. Kami yakin dengan sinergi dan dukungan semua pihak, hal tersebut akan terealisasi," kata Awaluddin.

Revitalisasi Terminal Bandara Soekarno-Hatta

Selain memperkuat transformasi digital, PT Angkasa Pura II juga gencar melakukan revitalisasi fisik pada infrastruktur bandara. Fokus utama revitalisasi saat ini diarahkan pada Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Proyek yang telah bergulir sejak beberapa tahun terakhir ini ditargetkan mampu meningkatkan kapasitas penumpang secara signifikan.

"Revitalisasi Terminal 1 kini sudah meningkatkan kapasitasnya menjadi 23 hingga 24 juta penumpang per tahun, dari yang sebelumnya hanya 9 juta penumpang di tahun 1985. Sementara Terminal 2, kini memiliki kapasitas 17-18 juta penumpang per tahun, jauh meningkat dibandingkan tahun 1992 yang hanya 9 juta," terang Awaluddin.

Proyek revitalisasi dua terminal tersebut diproyeksikan rampung sepenuhnya pada 2026 dengan alokasi anggaran sekitar Rp3,7 triliun. Kapasitas maksimal dari masing-masing terminal akan mencapai 25 juta penumpang per tahun.

"Pendekatan berbasis teknologi juga diterapkan di program revitalisasi ini. Mulai dari smart mobility, keamanan berbasis digital, hingga penerapan konsep energi terbarukan untuk efisiensi energi," lanjut Awaluddin.

Perkuat Pendanaan Melalui Penerbitan Obligasi

Guna mendukung pendanaan program besar tersebut, PT Angkasa Pura II juga menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun. Dana hasil obligasi digunakan untuk mendukung pembiayaan revitalisasi infrastruktur, transformasi digital, dan operasional lainnya.

"Kami harus memiliki pendanaan yang kuat agar pengembangan bandara ini berjalan sesuai rencana. Target pembiayaan operasional kami mencapai sekitar Rp100 triliun pada 2026, mengingat jumlah bandara yang kami kelola akan terus bertambah," ungkapnya.

Dengan berbagai inovasi tersebut, PT Angkasa Pura II diproyeksikan akan menjadi pionir dalam penerapan Smart Digital Airport di kawasan Asia Tenggara.

Dukungan Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya turut mengapresiasi langkah besar yang dilakukan PT Angkasa Pura II. Menurutnya, transformasi digital dan modernisasi bandara ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata nasional.

"Transformasi Smart Digital Airport yang dilakukan PT Angkasa Pura II menjadi sinyal positif untuk mendukung pariwisata Indonesia. Semakin mudah akses dan kenyamanan bandara, semakin besar daya saing destinasi wisata Indonesia di mata dunia," ujar Arief Yahya.

Langkah AP II dalam mengembangkan konsep bandara pintar berbasis digital diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara dan domestik, sekaligus menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional di era digital.

Dengan kolaborasi erat antara PT Angkasa Pura II, pemerintah, serta pihak swasta lainnya, transformasi Smart Digital Airport diprediksi akan membawa wajah baru pelayanan bandara di Indonesia, lebih modern, efisien, dan mendukung pertumbuhan sektor penerbangan serta pariwisata nasional.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

AAJI: Lonjakan Klaim Kesehatan Tekan Industri Asuransi Jiwa

AAJI: Lonjakan Klaim Kesehatan Tekan Industri Asuransi Jiwa

1 Juta Lebih Warga Bojonegoro Dapat Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

1 Juta Lebih Warga Bojonegoro Dapat Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

BUMN Beralih ke Danantara, Erick Thohir Tegaskan Kementerian Tetap Jadi Pengawas

BUMN Beralih ke Danantara, Erick Thohir Tegaskan Kementerian Tetap Jadi Pengawas

Diskon 50 Persen Tiket Kapal Pelni Makassar Bitung

Diskon 50 Persen Tiket Kapal Pelni Makassar Bitung

KAI Daop 7 Madiun Hadirkan Diskon Tiket Kereta untuk Dosen dan Alumni, Dukung Mobilitas Akademisi

KAI Daop 7 Madiun Hadirkan Diskon Tiket Kereta untuk Dosen dan Alumni, Dukung Mobilitas Akademisi