Dompet Digital Gen Z dan Tantangan Literasi Finansial

Dompet Digital Gen Z dan Tantangan Literasi Finansial
Dompet Digital Gen Z dan Tantangan Literasi Finansial

JAKARTA — Perkembangan teknologi finansial di Indonesia membawa angin segar bagi generasi Z (kelahiran 1997-2012) untuk lebih melek finansial. Dompet digital atau e-wallet kian menjadi andalan mereka bukan hanya sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai sarana menabung, investasi, bahkan mendukung usaha kecil. Meski demikian, tantangan literasi finansial masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi regulator dan pelaku industri.

Fenomena ini tergambar dari pengalaman Aila Khansa Salsabila (17), siswi SMA di Serang, Banten, yang sudah terbiasa menggunakan dompet digital untuk menabung dan belanja kebutuhannya. Aila bahkan membeli novel dari hasil tabungannya di e-wallet, menunjukkan kebiasaan keuangan yang positif sejak dini.

“Rata-rata uang aku disimpan di e-wallet karena bisa dipakai belanja daring, kebutuhan sehari-hari, dan self reward seperti buku,” kata Aila

Baca Juga

Bank Indonesia Catat Modal Asing Masuk Rp2,83 Triliun, Pasar Obligasi dan Rupiah Menguat

Setiap bulan, Aila menyisihkan setengah uang sakunya untuk ditabung di dompet digital. Dari hasil tabungan itu, ia membeli alat gambar yang kemudian digunakan membuat berbagai karya seni yang dijual di media sosial. Hasil penjualannya pun langsung masuk ke dompet digital.

Dompet Digital Populer di Kalangan Gen Z

Kisah serupa juga datang dari Stefanus Albert (22), mahasiswa di Jakarta yang menggunakan empat aplikasi dompet digital untuk berbagai kebutuhan, mulai dari membayar ongkos transportasi, kuliah, hingga berjualan mainan di marketplace. Dompet digital memudahkannya mencatat transaksi dan menyimpan hasil penjualan.

Menurut survei Jakpat, 96 persen responden di Indonesia sudah menggunakan e-wallet untuk pembayaran digital, dengan 31 persen di antaranya juga memanfaatkan layanan paylater. Sementara laporan International Data Corporation yang didukung 2C2P memproyeksikan, pada 2025 akan ada 250 juta pengguna baru e-wallet di Asia Tenggara, dengan 130 juta pengguna berasal dari Indonesia.

Data ini menegaskan Indonesia sebagai pasar utama dompet digital di kawasan, seiring tingginya minat generasi muda memanfaatkan teknologi finansial.

Tak Hanya Transaksi, Kini Jadi Tempat Menabung

Menabung di dompet digital juga kian populer. Survei GoodStats bertajuk “Pola Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat Indonesia 2024” menyebut 28 persen responden menabung di dompet digital, menempatkannya di posisi kedua setelah bank (39,1 persen).

Platform seperti DANA bahkan menawarkan fitur menabung, investasi emas, hingga pembelian Surat Berharga Negara elektronik. Dengan hanya bermodalkan ponsel, generasi muda bisa mulai menabung atau berinvestasi.

“Dengan meluasnya pemanfaatan e-wallet untuk menabung, berinvestasi, hingga menjalankan usaha, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia.

Mendukung UMKM dan Pemberdayaan Perempuan

Dompet digital juga mendukung pelaku UMKM, seperti yang dirasakan Amalia L Pradifera, pemilik usaha Clay Cafe. Lewat program SisBerdaya dari DANA dan Ant International, ia mendapatkan pelatihan bisnis, dukungan permodalan, hingga perluasan jaringan. Amalia bahkan meraih juara ketiga SisBerdaya kategori mikro wilayah Jakarta 2024.

“Saya enggak menyangka, dari transaksi di e-wallet, saya bisa seperti ini, dapat pelatihan dan dana dari DANA. UMKM itu paling membutuhkan pelatihan dan dana,” ungkap Amalia.

Tantangan Literasi Masih Membayangi

Meski pemakaian dompet digital meningkat, literasi finansial masih rendah. Data OJK 2023 menunjukkan indeks literasi keuangan nasional hanya 66,46 persen, di bawah indeks inklusi keuangan 80,51 persen. Ini berarti banyak masyarakat sudah menggunakan produk keuangan tanpa memahami risikonya, terlihat dari kasus pinjaman ilegal hingga judi daring.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menekankan pentingnya literasi digital untuk memperkuat keamanan dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan.

“Pengembangan sektor keuangan digital yang terintegrasi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi pasar keuangan, serta memperkuat daya saing,” ujar Mahendra.

Senada, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pihaknya sudah menyiapkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030 yang salah satunya berfokus pada inovasi sistem pembayaran disertai manajemen risiko dan perlindungan konsumen.

Gen Z: Dari Tabungan Konser hingga Kebiasaan Hemat

Di sisi lain, fenomena menabung untuk hiburan juga marak di kalangan Gen Z. Annisa Fawziyah (16), siswi SMK di Jakarta, misalnya, menabung lebih dari lima bulan untuk membeli tiket konser grup musik Korea Selatan senilai Rp3 juta. Namun, ia belum memanfaatkan dompet digital untuk menabung karena masih terbiasa menabung tunai.

Rayhan Juniorta (22), warga Tangerang Selatan, juga mengaku hanya menggunakan dompet digital untuk belanja dan transportasi karena banyak promo. Ia belum tertarik menabung di dompet digital lantaran masih terbiasa menabung di bank.

Edukasi dan Keamanan Jadi Kunci

Yosephine P Tyas, perencana keuangan dari PINA, menyarankan anak muda mulai menabung sejak dini dengan formula keuangan sederhana: 40 persen untuk kebutuhan harian, 30 persen cicilan, 20 persen tabungan, dan 10 persen untuk asuransi. Ia juga menekankan pentingnya dana darurat sebelum memulai investasi.

Sementara Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda menilai dompet digital berpotensi meningkatkan inklusi keuangan, namun tantangan terkait keamanan data dan risiko penipuan masih perlu diwaspadai.

“Platform dompet digital juga harus meningkatkan kepercayaan masyarakat akan keamanan data dan transaksinya,” ujar Nailul.

Dengan edukasi dan perlindungan konsumen yang terus diperkuat, dompet digital diyakini mampu mendukung generasi muda Indonesia menjadi lebih melek finansial, sekaligus mendorong inklusi keuangan digital yang lebih luas.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Emas di Jogja 28 Juni 2025 Turun, Antam dan UBS Kompak Merosot

Harga Emas di Jogja 28 Juni 2025 Turun, Antam dan UBS Kompak Merosot

AgenBRILink Capai 67 Ribu Desa, BRI Perluas Inklusi Keuangan Nasional

AgenBRILink Capai 67 Ribu Desa, BRI Perluas Inklusi Keuangan Nasional

Peluang Bisnis Pensiunan: 5 Ide Cuan di Masa Purnatugas

Peluang Bisnis Pensiunan: 5 Ide Cuan di Masa Purnatugas

Pajak Toyota Alphard 2025: Daftar Lengkap, Komponen, dan Cara Hitung Denda

Pajak Toyota Alphard 2025: Daftar Lengkap, Komponen, dan Cara Hitung Denda

BTN JAKIM 2025 Hadirkan Perlindungan Asuransi IFG Life untuk 30.000 Pelari

BTN JAKIM 2025 Hadirkan Perlindungan Asuransi IFG Life untuk 30.000 Pelari