
JAKARTA — Pertumbuhan pesat mobilitas masyarakat perkotaan di Jabodetabek mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI melakukan percepatan pengembangan Stasiun Tanah Abang, salah satu simpul transportasi terbesar di Jakarta. Modernisasi stasiun ini menjadi langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang diproyeksikan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengungkapkan bahwa dalam lima tahun ke depan, Stasiun Tanah Abang diprediksi harus melayani sekitar 300.000 pengguna Commuter Line setiap harinya. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding kondisi saat ini yang sudah mencapai rata-rata 215.395 penumpang per hari.
“Modernisasi ini merupakan langkah strategis menghadirkan layanan transportasi publik yang andal, nyaman, dan inklusif di kawasan metropolitan,” tegas Anne,.
Baca Juga
Menurutnya, kapasitas eksisting Stasiun Tanah Abang saat ini hanya mampu menampung 150.000 penumpang per hari, sehingga peningkatan kapasitas sangat mendesak untuk dilakukan. Terlebih, stasiun ini menjadi simpul bagi dua lintas utama KRL Commuter Line, yakni Lintas Bekasi/Cikarang dan Lintas Serpong/Rangkasbitung.
Data menunjukkan, jumlah perjalanan kereta yang dilayani Stasiun Tanah Abang juga terus meningkat. Pada 2024, tercatat 467 perjalanan per hari, sementara pada 2025 jumlahnya melonjak menjadi 485 perjalanan. Lonjakan ini berdampak langsung pada pertumbuhan penumpang di kedua lintas tersebut.
Secara rinci, Lintas Bekasi/Cikarang mengalami pertumbuhan penumpang sebesar 17,8% dari 71,6 juta orang pada 2023 menjadi 84,4 juta penumpang di 2024. Sementara itu, Lintas Serpong/Rangkasbitung mencatat kenaikan 12,7% dari 62 juta menjadi hampir 70 juta pengguna pada periode yang sama. Selama Januari hingga Mei 2025 saja, total penumpang kedua lintas tersebut telah mencapai 64,7 juta orang.
Melalui Feasibility Study yang telah dilakukan, pengembangan Stasiun Tanah Abang akan difokuskan pada peningkatan kapasitas fisik dan infrastruktur pendukung. Nantinya, stasiun baru akan memiliki 6 jalur aktif dari sebelumnya hanya 4 jalur, dan 4 peron dari sebelumnya hanya 2 peron. Perluasan ini diyakini dapat menampung lebih banyak kereta dan meminimalkan waktu tunggu penumpang.
Proyek modernisasi ini juga mencakup pembangunan bangunan stasiun baru yang lebih luas dan modern, penambahan concourse yang memungkinkan pergerakan penumpang lebih leluasa, serta penyediaan berbagai fasilitas pendukung seperti lift, eskalator, dan guiding block untuk mendukung aksesibilitas penyandang disabilitas.
Tak hanya itu, KAI bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), KAI Commuter, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah mengembangkan kawasan sekitar stasiun untuk mewujudkan Transit Oriented Development (TOD). Konsep TOD ini diharapkan dapat mendorong integrasi antarmoda transportasi, mempermudah akses penumpang dari dan menuju stasiun, serta mendukung pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.
Selain itu, area parkir di sekitar stasiun akan ditata ulang, plaza stasiun akan dikembangkan untuk menampung lebih banyak aktivitas pengguna, dan sistem tiket elektronik akan diintegrasikan agar perjalanan masyarakat semakin praktis dan efisien.
“Modernisasi ini bukan hanya soal menambah jalur atau peron, tetapi juga menghadirkan kemudahan akses dan kenyamanan bagi semua lapisan masyarakat,” lanjut Anne.
Pengembangan Stasiun Tanah Abang sendiri bukan tanpa alasan. Posisi strategisnya sebagai simpul transportasi utama di Jakarta menjadikan stasiun ini titik pertemuan arus penumpang dari berbagai wilayah penyangga seperti Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Tidak mengherankan bila peningkatan volume penumpang terus terjadi setiap tahunnya, terlebih dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke transportasi massal.
KAI menargetkan seluruh proses pembangunan, termasuk pekerjaan fisik dan penyesuaian operasional, dapat selesai pada akhir 2025. Target ini dicanangkan agar Stasiun Tanah Abang bisa segera dioperasikan dalam kapasitas penuhnya sebagai stasiun transit modern pertama di Indonesia.
Sebagai informasi, modernisasi Stasiun Tanah Abang sejalan dengan komitmen pemerintah melalui Kementerian Perhubungan yang menempatkan pengembangan transportasi massal perkotaan sebagai prioritas nasional. Upaya ini diyakini dapat mendukung penurunan kemacetan, pengurangan polusi udara, serta meningkatkan produktivitas masyarakat urban.
Selain itu, KAI juga terus mengembangkan sistem informasi perjalanan, termasuk penyediaan aplikasi digital untuk pembelian tiket, pengecekan jadwal, dan informasi posisi kereta secara real time. Inovasi ini diharapkan semakin mendukung kemudahan akses dan pengalaman pengguna dalam menggunakan layanan Commuter Line.
Dengan pembangunan ini, KAI menegaskan komitmennya untuk menghadirkan stasiun yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat naik-turun penumpang, melainkan juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial yang terintegrasi dengan kawasan sekitar.
Melalui modernisasi Stasiun Tanah Abang, diharapkan kualitas layanan transportasi massal di Jakarta akan semakin meningkat, sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan yang aman, nyaman, dan efisien di tengah dinamika perkotaan yang semakin kompleks.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kesempatan Emas Ambrosino: Striker Muda Napoli Jadi Rebutan Klub Serie A
- Selasa, 01 Juli 2025
Berita Lainnya
Garuda Indonesia Segarkan Manajemen, Talenta Internal Pimpin Direksi Baru
- Selasa, 01 Juli 2025