
JAKARTA - Pemerintah kembali mencatat dinamika signifikan dalam pergerakan harga batu bara global. Pada periode pertama Juli 2025, Harga Batubara Acuan (HBA) melonjak tajam mencapai US$107,35 per ton, mencerminkan kenaikan sebesar 8,86% atau US$8,74 per ton dibandingkan dengan periode sebelumnya di akhir Juni 2025 yang sebesar US$98,61 per ton.
Kenaikan ini terjadi di tengah gejolak pasar energi global yang terus berfluktuasi akibat berbagai faktor eksternal, termasuk kebutuhan energi musiman, perubahan iklim, hingga sentimen geopolitik. HBA terbaru ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batubara.
Meskipun menunjukkan lonjakan dalam periode bulan ke bulan, tren tahunan justru menampilkan hal sebaliknya. Dibandingkan HBA pada Juli 2024 yang mencapai US$130,44 per ton, nilai HBA Juli 2025 justru turun signifikan sebesar US$23,09 per ton atau 17,70% secara year-on-year. Perubahan ini memberikan gambaran bahwa pasar batu bara masih menghadapi ketidakpastian dalam jangka menengah.
Baca Juga
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, menjelaskan bahwa nilai HBA yang ditetapkan kali ini menjadi dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB) untuk batu bara dengan nilai kalori di atas 6.000 kcal/kg GAR, yang berlaku khusus untuk periode pertama Juli 2025.
“HBA Periode Pertama Juli 2025 digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB) untuk Periode Pertama Juli 2025 untuk batubara dengan kalori lebih besar dari 6.000 kcal/kg GAR,” ujar Tri.
Formula Perhitungan Mengacu ke Harga Aktual Transaksi
Tri menambahkan bahwa penetapan HBA saat ini mengikuti formula yang diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 72 Tahun 2025. Metodologi yang digunakan adalah rata-rata tertimbang volume harga jual batubara berdasarkan transaksi aktual dengan spesifikasi kalori antara 6.100-6.500 kcal/kg GAR.
Perhitungan dilakukan pada titik serah Free on Board (FOB) di atas kapal pengangkut, dan merujuk pada data transaksi pada periode pengapalan minggu kedua dua bulan sebelumnya hingga minggu pertama bulan sebelumnya.
“Berdasarkan regulasi ini, formula perhitungan HBA sesuai harga penjualan batubara aktual perusahaan pertambangan batubara di e-PNBP Minerba. Jadi, kenaikan HBA Periode Pertama Juli 2025 karena kenaikan harga penjualan batubara pada transaksi pengapalan Minggu kedua Mei sampai dengan Minggu pertama Juni 2025,” ujar Tri lebih lanjut.
Ragam HBA Berdasarkan Kalori dan Kualitas
Untuk memberikan acuan harga yang lebih spesifik, pemerintah juga menetapkan empat jenis HBA berdasarkan nilai kalori batu bara, yaitu:
HBA (6.322 kcal/kg GAR): US$107,35 — naik 8,86% dari periode sebelumnya.
HBA I (5.300 kcal/kg GAR): US$71,50 — turun 5,47%.
HBA II (4.100 kcal/kg GAR): US$49,78 — turun 0,94%.
HBA III (3.400 kcal/kg GAR): US$35,87 — turun 0,75%.
Nilai-nilai tersebut berlaku untuk periode 1 Juli hingga 14 Juli 2025. Penurunan harga pada HBA I hingga HBA III menunjukkan bahwa kenaikan harga global masih cenderung selektif dan tidak menyentuh seluruh segmen kualitas batu bara secara merata.
Faktor yang mempengaruhi HPB tidak hanya dari nilai kalori, tetapi juga kandungan air, sulfur, dan abu dalam batu bara tersebut. Oleh karena itu, masing-masing kategori kalori memiliki HBA tersendiri sebagai acuan.
Konteks Pasar dan Potensi Dampak
Lonjakan HBA Periode Pertama Juli 2025 diperkirakan akan berdampak pada penerimaan negara dari royalti pertambangan, terutama dari perusahaan batu bara yang memanfaatkan momentum harga tinggi. Selain itu, peningkatan harga ini juga berpotensi meningkatkan ekspor batu bara Indonesia, mengingat masih tingginya permintaan dari negara-negara Asia Timur dan Asia Selatan.
Namun, terdapat tantangan tersendiri jika lonjakan harga tidak disertai dengan peningkatan volume produksi dan penjualan, atau jika pasar internasional menghadapi tekanan ekonomi baru akibat inflasi global, transisi energi, atau kebijakan pembatasan emisi karbon.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM akan terus memantau tren harga global, dan memastikan bahwa penyesuaian HBA tetap mencerminkan realitas pasar, sekaligus mendukung stabilitas dan keberlanjutan industri batu bara dalam negeri.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Dokter Jelaskan Bahaya Skincare Bermerkuri
- 11 Juli 2025
2.
3.
4.
5.
Deras Rezeki 2025 untuk Tujuh Shio Ini
- 11 Juli 2025