
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kembali terjadi di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Indonesia. Per 1 Juli 2025, empat operator utama—Pertamina, Shell, BP, dan Vivo—kompak melakukan penyesuaian harga. Meski penyesuaian ini menjadi bagian dari kebijakan rutin tiap awal bulan, lonjakan harga membuat konsumen perlu lebih cermat dalam memilih produk BBM yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli mereka.
Perubahan harga ini diumumkan secara resmi oleh masing-masing operator dan berlaku merata di seluruh jaringan SPBU. Secara umum, semua jenis BBM nonsubsidi mengalami kenaikan harga, sementara harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan solar tetap tidak berubah.
Berdasarkan data terbaru per 18 Juli 2025, harga Pertamax (RON 92) di SPBU Pertamina kini berada di angka Rp12.500 per liter. Kenaikan ini cukup terasa dibanding bulan sebelumnya yang masih di Rp12.100. Sementara itu, Pertamax Green (RON 95) mengalami kenaikan menjadi Rp13.250 dari sebelumnya Rp12.800 per liter. Pertamax Turbo (RON 98) pun naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter.
Baca Juga
Untuk BBM diesel, Dexlite (CN 51) kini dijual seharga Rp13.650 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.740. Adapun Pertamina Dex (CN 53) mengalami kenaikan lebih kecil, dari Rp13.200 menjadi Rp13.320 per liter. Di sisi lain, harga Pertalite (RON 90) tetap berada di angka Rp10.000 per liter, dan solar subsidi juga tidak berubah di Rp6.800 per liter.
Kebijakan serupa juga diterapkan oleh SPBU Shell. Harga Shell Super naik dari Rp12.370 menjadi Rp12.810 per liter. Shell V-Power pun tidak ketinggalan menyesuaikan harga dari Rp12.840 menjadi Rp13.300 per liter. Kenaikan signifikan juga terjadi pada Shell V-Power Diesel, dari Rp13.250 menjadi Rp13.830 per liter. Untuk Shell V-Power Nitro+, harga terbaru tercatat sebesar Rp13.540 per liter, naik dari Rp13.070.
SPBU BP (British Petroleum) turut melakukan penyesuaian menyeluruh terhadap harga BBM-nya. BP Ultimate kini dijual dengan harga Rp13.300 per liter, naik dari Rp12.840. Sementara BP 92 yang memiliki kadar oktan serupa dengan Pertamax, kini dihargai Rp12.600 per liter, naik dari Rp12.370. BBM diesel unggulan mereka, BP Ultimate Diesel, ikut terkerek naik menjadi Rp13.800 dari sebelumnya Rp13.250 per liter.
Tak kalah aktif, SPBU Vivo juga menyesuaikan harga seluruh varian BBM-nya. Revvo 90 kini berada di angka Rp12.730 per liter, dari sebelumnya Rp12.260. Harga Revvo 92 juga meningkat dari Rp12.340 menjadi Rp12.810 per liter. Adapun Revvo 95 yang bersaing di kelas RON 95, kini dijual dengan harga Rp13.300 per liter, naik dari bulan lalu yang masih di Rp12.810. Untuk pengguna mesin diesel, Vivo menaikkan harga Diesel Primus Plus menjadi Rp13.800 per liter, dari sebelumnya Rp13.210.
Berikut daftar harga BBM terbaru dari masing-masing operator per 18 Juli 2025:
1. Pertamina
Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter
Pertamax Green (RON 95): Rp13.250 per liter
Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter
Dexlite (CN 51): Rp13.650 per liter
Pertamina Dex (CN 53): Rp13.320 per liter
2. Shell
Shell Super: Rp12.810 per liter
Shell V-Power: Rp13.300 per liter
Shell V-Power Diesel: Rp13.830 per liter
Shell V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter
3. BP
BP Ultimate: Rp13.300 per liter
BP 92: Rp12.600 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter
4. Vivo
Revvo 90: Rp12.730 per liter
Revvo 92: Rp12.810 per liter
Revvo 95: Rp13.300 per liter
Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter
Kondisi ini menegaskan bahwa tren harga BBM di dalam negeri masih sangat dipengaruhi oleh dinamika global dan fluktuasi harga minyak mentah internasional. Lonjakan harga juga berkaitan erat dengan biaya distribusi dan margin penyedia BBM swasta.
Meskipun harga BBM nonsubsidi melonjak, pemerintah tetap mempertahankan harga BBM bersubsidi di angka yang sama. Hal ini memberikan sedikit ruang bagi masyarakat untuk menyesuaikan konsumsi energi mereka dengan kondisi keuangan masing-masing.
Bagi konsumen, penting untuk memahami perbedaan tiap jenis BBM agar tidak hanya menimbang harga, tetapi juga efisiensi dan kecocokan dengan kendaraan yang digunakan. Beberapa pengguna kendaraan bermotor bahkan mulai membandingkan lebih teliti antara satu SPBU dengan yang lain demi mendapatkan harga terbaik.
Dengan harga BBM yang terus menyesuaikan, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam berkendara, menjaga efisiensi bahan bakar, dan bila memungkinkan, mulai mempertimbangkan opsi transportasi yang lebih hemat energi.
Situasi ini juga mendorong konsumen untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengamat cermat terhadap perkembangan harga BBM nasional. Sebab, dari fluktuasi harga ini, masyarakat bisa membaca arah kebijakan energi dan mempersiapkan langkah-langkah penyesuaian gaya hidup yang lebih adaptif.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Tiga Stasiun Kereta Api Terapkan Sistem Pindai Wajah
- 18 Juli 2025
2.
Sri Mulyani Revisi Target Ekonomi 2025
- 18 Juli 2025
3.
Insentif Pajak Kendaraan di Banten
- 18 Juli 2025
4.
Penerbangan Perdana Pesawat Besar Tiba di Nabire
- 18 Juli 2025
5.
Timnas Diingatkan Erick Thohir Jelang Lawan Filipina
- 18 Juli 2025