
JAKARTA - Perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan ke depan diprediksi akan penuh dinamika. Para investor perlu mencermati beragam sentimen penting yang berpotensi mempengaruhi arah pasar dalam periode perdagangan 28 Juli hingga 1 Agustus 2025. Berbagai faktor, mulai dari rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS), perkembangan makroekonomi domestik, hingga laporan keuangan emiten besar, akan menjadi pendorong utama pergerakan indeks.
Dalam kondisi seperti ini, ketelitian dalam membaca arah sentimen dan memahami data ekonomi sangat diperlukan oleh pelaku pasar. Mari simak lebih lanjut sentimen-sentimen kunci yang diperkirakan memainkan peran dalam pergerakan IHSG selama pekan ini.
Fokus Pasar Tertuju ke The Fed dan Ekonomi Amerika
Baca Juga
Sentimen eksternal terbesar pekan ini datang dari Amerika Serikat, khususnya terkait kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). Investor global menantikan keputusan suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) yang akan diumumkan pada 31 Juli 2025. Berdasarkan konsensus pasar, FFR diprediksi tetap berada pada kisaran 4,25%–4,50%.
Konsistensi data tenaga kerja AS yang solid menjadi alasan utama di balik ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini juga dijelaskan oleh Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), dalam riset mingguannya yang dirilis Selasa, 29 Juli 2025.
“Konsensus memproyeksi suku bunga The Fed akan tetap di rentang 4,25–4,50 persen dengan probability 95,9 persen. Sebelumnya probability sempat berada di angka 79 persenan di akhir Juni lalu, namun karena data-data tenaga kerja AS yang solid membuat probability suku bunga ditahan meningkat,” ungkap Imam.
Tak hanya kebijakan suku bunga, data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) AS, khususnya Core PCE, juga menjadi sorotan. Indikator inflasi ini diperkirakan meningkat sebesar 0,3 persen, mencerminkan tekanan inflasi yang masih belum sepenuhnya mereda. Perkembangan ini bisa menjadi panduan penting bagi investor dalam menilai arah kebijakan The Fed selanjutnya.
Peran Data Domestik dan Regional Tak Kalah Krusial
Dari kawasan Asia, rilis data PMI Manufaktur Tiongkok versi Caixin menjadi fokus regional yang tak bisa diabaikan. Angka PMI diperkirakan tetap berada di zona ekspansi pada level 50,3, menandakan aktivitas industri di Tiongkok masih tumbuh.
Sementara itu, dari dalam negeri, perhatian tertuju pada dua indikator utama: PMI Manufaktur Indonesia dan data inflasi Juli 2025. Berdasarkan proyeksi dari TEForecast, inflasi Indonesia pada Juli diprediksi meningkat sebesar 2,1 persen.
Kinerja inflasi tersebut, jika terkonfirmasi, akan menjadi referensi penting bagi Bank Indonesia dalam menentukan arah kebijakan moneternya ke depan. Kenaikan inflasi bisa memicu respons moneter yang lebih berhati-hati dari bank sentral.
Analisis Teknikal IHSG: Potensi Bullish Masih Terbatas
Melihat dari sisi teknikal, Imam Gunadi memberikan pandangannya terkait potensi pergerakan IHSG selama sepekan ini. Menurutnya, indeks berpeluang untuk menguat dalam jangka pendek, meski masih berada dalam kisaran pergerakan yang relatif terbatas.
“Jika melihat secara teknikal analisis, ada potensi IHSG akan bergerak bullish karena konsisten bergerak di atas MA5, namun terbatas dengan rentang support di 7400 dan resistance 7700. Hal ini ditengarai oleh adanya kemungkinan pembelian yang telah jenuh,” jelas Imam.
Ia juga menambahkan bahwa pasar kemungkinan akan mengambil sikap wait and see, terutama menjelang rilis laporan keuangan dari sejumlah bank besar lainnya. Sebelumnya, BNI telah lebih dulu merilis laporan keuangannya.
Rekomendasi Saham dan Obligasi dari IPOT
Dalam suasana pasar yang cukup dinamis ini, Indo Premier Sekuritas menyodorkan beberapa rekomendasi saham dan instrumen pendapatan tetap yang dianggap menarik dan potensial untuk dikoleksi. Berikut adalah daftar rekomendasi IPOT:
Saham
ASRI (Alam Sutera Realty Tbk)
Buy on pullback
Entry: 149–150
Target price: 160
Stop loss: <146
ASRI sedang menyiapkan tiga proyek baru dan mendapat dukungan dari insentif PPN DTP serta pemangkasan suku bunga BI 25 bps.
BRPT (Barito Pacific Tbk)
Buy
Entry: 2480
Target price: 2640
Stop loss: <2400
BRPT mencatatkan net buy asing tertinggi dan menunjukkan sinyal teknikal yang kuat.
WIFI (Solusi Sinergi Digital Tbk)
Buy on breakout
Entry: 2870
Target price: 3040
Stop loss: <2790
Ekspansi agresif melalui akuisisi PT Garuda Prima Internetindo menjadi katalis utama pertumbuhan WIFI di sektor infrastruktur digital.
Obligasi
FR0091 (Obligasi Negara)
Buy di IPOT Bond
FR0091 dinilai menarik karena menawarkan kupon sebesar 6,375 persen per tahun dengan jatuh tempo pada 15 April 2032. Cocok bagi investor yang mengincar stabilitas imbal hasil di tengah ketidakpastian pasar saat ini.
Pekan ini, pergerakan IHSG diprediksi akan bergantung pada kombinasi sentimen global dan domestik. Stabilnya suku bunga The Fed, inflasi AS yang masih hangat, serta data PMI dan inflasi dalam negeri akan menjadi petunjuk penting bagi pelaku pasar.
Di tengah ketidakpastian tersebut, strategi investasi yang selektif dan berbasis data menjadi kunci. Rekomendasi saham dan obligasi dari IPOT bisa menjadi referensi menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang jangka pendek sembari tetap waspada terhadap risiko eksternal.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
MIND ID Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- 31 Juli 2025
3.
KPR BTN Gerakkan Ekonomi dan Perkuat Akses Rumah
- 31 Juli 2025
4.
BRI Fokus UMKM, Kredit Capai Rp1.416 Triliun
- 31 Juli 2025