
JAKARTA - Digitalisasi sistem pembayaran tak lagi terbatas pada kawasan perkotaan. Langkah konkret menuju inklusi keuangan kini merambah hingga ke pelosok desa. Salah satu bentuk nyata dari upaya tersebut tampak dalam kegiatan sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jember di Kecamatan Ambulu.
Mengusung tema "Bersama Berdayakan Masyarakat Desa", acara yang berlangsung di Aula Kecamatan Ambulu mulai pukul 10.00 WIB itu mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kecamatan hingga desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Bank Indonesia untuk mendorong pemanfaatan teknologi pembayaran non-tunai oleh masyarakat pedesaan yang selama ini masih terbatas akses terhadap layanan keuangan digital.
Dalam acara tersebut, hadir sebagai narasumber utama Agapito Ganesha dari Bank Indonesia Jember. Ia menyampaikan bahwa QRIS kini menjadi instrumen penting dalam mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, inklusif, dan berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk desa-desa. “QRIS bukan hanya milik kota. Kita ingin masyarakat desa pun bisa menikmati kemudahan dan keamanan transaksi digital. Ini bagian dari misi Bank Indonesia untuk mewujudkan sistem pembayaran yang inklusif dan berkeadilan,” kata Agapito dalam paparannya.
Baca Juga
QRIS sendiri merupakan sistem pembayaran digital berbasis kode QR yang distandarkan secara nasional, sehingga bisa digunakan oleh semua penyedia layanan keuangan. Dengan sistem ini, transaksi bisa dilakukan secara cepat, mudah, murah, aman, dan andal, atau yang dikenal dengan prinsip “CeMuMuAH” yang digaungkan oleh Bank Indonesia.
Sambutan hangat juga datang dari jajaran pemerintah kecamatan. Camat Ambulu, Deni Hadiatullah, membuka kegiatan secara resmi dan mengapresiasi langkah BI yang telah turun langsung menyosialisasikan teknologi keuangan digital kepada masyarakat di tingkat akar rumput. "Kami yakin, dengan edukasi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, masyarakat desa bisa lebih mandiri dan berdaya dalam hal ekonomi," ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan narasi mengenai manfaat QRIS dari sisi teoritis, namun juga memberi pengalaman langsung melalui simulasi transaksi digital. Masyarakat diajak mencoba langsung penggunaan QRIS dalam berbagai skenario pembayaran sehari-hari. Sesi tanya jawab interaktif turut membuka ruang diskusi mengenai tantangan dan kekhawatiran masyarakat dalam menghadapi teknologi baru, terutama di lingkungan desa yang belum sepenuhnya melek digital.
Peserta yang hadir pun cukup beragam, mencerminkan pendekatan inklusif yang diambil oleh BI Jember. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala KUA Ambulu, Kepala Puskesmas dari tiga wilayah (Ambulu, Andongsari, dan Sabrang), seluruh kepala desa se-Kecamatan Ambulu beserta perangkatnya, Ketua TP PKK tiap desa, Anggota Laskar Sholawat Nusantara, hingga para Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Komposisi peserta ini menunjukkan bahwa digitalisasi sistem pembayaran menjadi isu bersama yang melibatkan lintas sektor, bukan hanya urusan lembaga keuangan semata.
Agapito menegaskan bahwa salah satu kendala terbesar dalam penetrasi layanan keuangan digital di desa adalah minimnya pemahaman dan kepercayaan terhadap sistem yang berbasis teknologi. Oleh karena itu, selain mengedukasi masyarakat tentang fungsi dan keamanan QRIS, Bank Indonesia juga mengajak masyarakat aktif memperbarui data dan menjaga transaksi agar rekening mereka tidak berstatus dormant, yakni tidak aktif selama periode panjang.
“Ini bukan hanya tentang teknologi. Ini tentang perubahan perilaku dalam bertransaksi, serta bagaimana masyarakat bisa merasa aman dan nyaman saat meninggalkan sistem pembayaran konvensional,” tambah Agapito.
Dalam kesempatan tersebut, BI Jember juga menyampaikan harapannya agar kepala desa dan tokoh masyarakat turut menjadi penggerak literasi keuangan digital. Lewat tangan mereka, pemahaman tentang manfaat QRIS bisa menjangkau lebih luas ke masyarakat desa, termasuk pelaku UMKM, pedagang pasar, dan pelaku usaha rumahan yang selama ini masih bergantung pada transaksi tunai.
Sosialisasi QRIS di Kecamatan Ambulu menjadi langkah awal yang penting dalam membuka akses masyarakat terhadap sistem keuangan formal. Dengan meningkatnya literasi dan partisipasi warga desa dalam penggunaan pembayaran digital, diharapkan ekosistem ekonomi lokal menjadi lebih tangguh, transparan, dan efisien.
Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung transformasi keuangan digital secara menyeluruh, mulai dari kebijakan makro hingga pemberdayaan masyarakat. QRIS menjadi titik masuk strategis, tidak hanya dalam mempermudah transaksi, tetapi juga dalam mendorong inklusi dan kemandirian ekonomi desa.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
MIND ID Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- 31 Juli 2025
3.
KPR BTN Gerakkan Ekonomi dan Perkuat Akses Rumah
- 31 Juli 2025
4.
BRI Fokus UMKM, Kredit Capai Rp1.416 Triliun
- 31 Juli 2025