BMKG: Gelombang Tinggi Berpotensi di Perairan Indonesia

Senin, 11 Agustus 2025 | 13:02:54 WIB
BMKG: Gelombang Tinggi Berpotensi di Perairan Indonesia

JAKARTA - Dalam beberapa hari ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pelaut untuk mewaspadai gelombang laut yang diperkirakan meningkat signifikan di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Dari tanggal 11 hingga 14 Agustus 2025, gelombang laut berpotensi mencapai ketinggian hingga 6 meter, terutama di kawasan-kawasan dengan angin kencang yang berhembus deras.

Menurut Prakirawan BMKG, Soleh Ismail, pola angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara menunjukkan pergerakan dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan berkisar antara 6 hingga 30 knot. Sementara itu, di bagian selatan, angin bergerak menuju tenggara dengan kecepatan antara 4 sampai 25 knot.

Soleh menjelaskan, "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Barat Bengkulu, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik Utara Maluku, dan Laut Arafuru." Dengan kecepatan angin yang demikian, BMKG memperkirakan gelombang tinggi akan berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran di wilayah-wilayah tersebut.

Lebih rinci, gelombang laut dengan tinggi antara 2,5 sampai 4 meter kemungkinan besar akan terjadi di perairan utara Selat Malaka serta wilayah yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Ini mencakup wilayah barat Aceh, Kepulauan Nias, Kepulauan Mentawai bagian barat, hingga Bengkulu dan Lampung bagian barat. Tidak hanya itu, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur juga diperkirakan mengalami gelombang tinggi serupa, begitu pula dengan wilayah selatan Nusa Tenggara dan Bali.

Selain gelombang tinggi, BMKG juga mengidentifikasi potensi gelombang laut menengah dengan tinggi sekitar 1,25 hingga 2,5 meter yang tersebar di berbagai area lain. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, Laut Flores, Selat Makassar bagian utara dan selatan, Laut Sulawesi bagian tengah, Laut Banda, Laut Seram, serta berbagai wilayah di Laut Arafuru dan Laut Bali. Gelombang ini juga terdeteksi di sekitar Samudra Pasifik yang mengelilingi pulau Papua.

Soleh mengingatkan, "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran." Imbauan tersebut menjadi sangat penting mengingat potensi gelombang besar dapat membahayakan keselamatan para pelaut, khususnya nelayan dengan perahu kecil.

BMKG secara berkala mengingatkan para nelayan yang menggunakan perahu kecil untuk selalu waspada jika angin berkecepatan lebih dari 15 knot dan gelombang laut melebihi 1,25 meter. Sedangkan bagi kapal tongkang, waspada perlu ditingkatkan ketika kecepatan angin mencapai lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,5 meter.

Nahkoda ferry juga diharapkan lebih berhati-hati jika menghadapi kecepatan angin di atas 21 knot dengan gelombang setinggi 2,5 meter. Sementara itu, armada kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar harus terus memantau kondisi cuaca, terutama jika kecepatan angin mencapai 27 knot dan gelombang melampaui 4 meter.

Pengingat ini dikeluarkan sebagai bagian dari upaya BMKG untuk meminimalkan risiko kecelakaan laut yang kerap terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Dengan informasi dan peringatan dini yang diberikan, diharapkan para pelaut bisa mengambil tindakan preventif untuk menjaga keselamatan selama beraktivitas di laut.

Selalu mengikuti update prakiraan cuaca dan gelombang laut menjadi hal krusial agar pelayaran dapat berjalan aman dan lancar. Terlebih, sejumlah wilayah laut yang mengalami peningkatan gelombang ini merupakan jalur utama transportasi dan aktivitas nelayan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Dengan adanya himbauan dari BMKG ini, diharapkan masyarakat pelayaran dan nelayan dapat memperkuat kewaspadaan agar keselamatan di laut tetap terjaga, terutama dalam menghadapi gelombang tinggi yang berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan.

Terkini