Laba Konsolidasi BUMN Turun 7,03 Persen : Wamen Kartiko Wirjoatmodjo Ungkap Penyebabnya

Selasa, 11 Februari 2025 | 14:33:05 WIB
Laba Konsolidasi BUMN Turun 7,03 Persen : Wamen Kartiko Wirjoatmodjo Ungkap Penyebabnya

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru-baru ini mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun buku 2024, yang menunjukkan penurunan laba konsolidasi. Menurut data dari Kementerian BUMN, laba konsolidasi pada tahun 2024 mencapai Rp 304 triliun, mengalami penurunan sebesar 7,03% dibandingkan dengan capaian tahun 2023. Wakil Menteri BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo, atau yang kerap disapa Tiko, memberikan penjelasan mengenai penyebab utama penurunan ini.

Menurut Tiko, salah satu faktor penyebab penurunan laba adalah makin sempitnya selisih antara harga minyak mentah dan harga produk minyak siap pakai atau crack spread dari kilang PT Pertamina. “Prediksi kami, laba bersih tahun buku 2024 akan sedikit turun,” tutur Tiko pada Mandiri Investment Forum 2025 (MIF) yang berlangsung di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025. 

Meski mengalami penurunan laba, pendapatan konsolidasi BUMN sepanjang tahun 2024 malah mengalami kenaikan. Laporan tersebut mencatat pendapatan BUMN mencapai Rp 3.128 triliun, naik 6,6% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2.933 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun laba menurun, pendapatan tetap tumbuh seiring dengan berbagai inisiatif strategis yang dilakukan oleh BUMN.

Tak hanya pendapatan, Kementerian BUMN juga mencatat kenaikan dalam total aset konsolidasi yang mencapai Rp 10.950 triliun untuk tahun 2024. Angka ini meningkat 5,3% dibandingkan total aset tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 10.402 triliun. Tiko juga mengulas pertumbuhan aset konsolidasi yang mencapai 7,1% selama periode 2020 hingga 2024. Dia menambahkan, “Kami mendekati 3% untuk keuntungan dan total aset, serta mendekati 10% pada aspek pengembalian modal.”

Selain itu, total ekuitas konsolidasi perusahaan BUMN pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 3.510 triliun, naik 1,91% dari tahun 2023 yang mencapai Rp 3.444 triliun. Kenaikan ini merupakan bagian dari tren peningkatan ekuitas BUMN yang tumbuh 9,1% selama periode 2020 hingga 2024.

Sejalan dengan data 2024, kinerja BUMN pada tahun 2023 juga menjadi sorotan. Menteri BUMN saat itu, Erick Thohir, melaporkan bahwa laba bersih BUMN mencapai Rp 327 triliun pada akhir tahun 2023. Dari 88 proyek strategis yang dicanangkan, BUMN mampu menyelesaikan 81 proyek. Selain itu, pendapatan BUMN juga meningkat dari Rp 1.930 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 2.933 triliun pada 2023. Hal ini menunjukkan inisiatif dan strategi yang efektif dalam menggenjot kinerja BUMN selama eranya.

Aset BUMN dilaporkan meningkat dari Rp 8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp 10.402 triliun pada 2023. Kementerian BUMN juga mencatat total dividen yang dibagikan BUMN kepada negara selama periode tersebut mencapai Rp 279,7 triliun. Angka ini menunjukkan bagaimana kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara terus meningkat.

Dalam menghadapi tantangan di tahun mendatang, Kementerian BUMN tetap berfokus pada optimalisasi aset dan penyesuaian strategi bisnis agar dapat meningkatkan laba di masa depan. Kartiko Wirjoatmodjo menekankan pentingnya adaptasi di tengah perubahan ekonomi global dan dinamika industri, yang akan memainkan peran penting dalam menentukan arah masa depan BUMN.

Dengan strategi yang tepat dan upaya kolektif untuk mengatasi faktor-faktor eksternal, BUMN diharapkan dapat kembali menguatkan kinerjanya dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Terkini