Kinerja Impresif Perbankan Syariah di Sumatra Barat: Mencapai Aset Rp12,98 Triliun di Akhir 2024

Rabu, 19 Februari 2025 | 12:54:29 WIB
Kinerja Impresif Perbankan Syariah di Sumatra Barat: Mencapai Aset Rp12,98 Triliun di Akhir 2024

JAKARTA - Sumatra Barat sedang menikmati lonjakan pesat dalam sektor perbankan syariahnya, yang ditandai dengan pertumbuhan aset yang signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, aset perbankan syariah di provinsi ini mencapai angka Rp12,98 triliun pada Desember 2024, mengalami kenaikan sebesar 24,8 persen dari Rp10,40 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perbankan Syariah dan Pertumbuhannya yang Menggembirakan

"Perbankan syariah menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan double digit, jauh di atas kinerja perbankan konvensional," terang Kepala OJK Sumbar. Pertumbuhan luar biasa ini tidak hanya terbatas pada peningkatan aset, tetapi juga terlihat dalam penambahan pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Pembiayaan syariah di Sumbar mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 20,2 persen, naik dari Rp8,81 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp10,59 triliun pada 2024. Di sisi lain, penghimpunan DPK juga mengalami peningkatan sebesar 11,9 persen, dari Rp9,73 triliun menjadi Rp10,90 triliun.

Dalam hal kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) dari perbankan syariah di Sumbar berhasil dipertahankan pada level yang relatif rendah, yaitu 1,32 persen. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 2,27 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) perbankan syariah berada di angka 97,13 persen, menunjukkan kemampuan intermediasi yang sangat kuat.

Performa Perbankan Syariah Meningkatkan Optimisme Ekonomi

Secara keseluruhan, kinerja perbankan di Sumatra Barat selama tahun 2024 tetap menunjukkan tren positif. Aset perbankan secara keseluruhan tumbuh sebesar 3,50 persen, meningkat dari Rp81,15 triliun pada 2023 menjadi Rp83,99 triliun di penghujung 2024. Penyaluran kredit juga mengalami kenaikan sebesar 5,27 persen secara year on year (yoy), dari Rp69,68 triliun menjadi Rp73,36 triliun.

Penghimpunan DPK dari perbankan konvensional dan syariah secara gabungan mencapai Rp56,12 triliun, meningkat 4,18 persen dari Rp53,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam konteks pengendalian risiko, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan Sumbar tetap terjaga pada tingkat 2,23 persen, masih di bawah ambang batas yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen.

Tantangan dan Optimisme di Tahun 2025

Meskipun kinerja perbankan di Sumatra Barat tetap tumbuh positif, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2025. Roni menyoroti potensi ketatnya likuiditas dan ketidakpastian ekonomi global sebagai rintangan yang mungkin menghambat perkembangan industri perbankan di tahun mendatang. "Manajemen perbankan harus lebih kreatif dalam mencari sumber dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan," ujar Roni, memberikan peringatan kepada sektor perbankan.

Rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan di Sumbar mencapai 138,82 persen, sebuah indikator bahwa ada banyak dana dari luar provinsi yang diserap untuk membiayai kredit di wilayah ini. "LDR yang tinggi menunjukkan kepercayaan investor dan nasabah terhadap perbankan di Sumbar," tambah Roni, menunjukkan optimisme terhadap sektor perbankan di daerah tersebut.

Meningkatnya Minat terhadap Keuangan Syariah

Pertumbuhan signifikan perbankan syariah di Sumatra Barat yang melampaui kinerja perbankan konvensional menandakan tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk keuangan syariah. Hal ini juga sejalan dengan tren nasional, yang mencatat peningkatan signifikan dalam industri keuangan syariah. Menurut data dari OJK pusat, industri perbankan syariah nasional tumbuh rata-rata 15 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini didorong oleh kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap prinsip-prinsip syariah yang menekankan pada transparansi dan keadilan.

Melihat kinerja mengesankan perbankan syariah di Sumatra Barat pada tahun 2024, dengan angka pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK yang signifikan, sektor ini diprediksi akan terus berkontribusi secara positif terhadap pembangunan ekonomi daerah. Dengan manajemen yang mumpuni dan penerapan strategi yang tepat, perbankan syariah diharapkan dapat menghadapi tantangan serta terus meraih prestasi positif di masa depan.

Secara keseluruhan, walaupun tantangan likuiditas dan ketidakpastian ekonomi global membayangi, optimisme terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah di Sumbar tetaplah tinggi. Masa depan yang cerah diharapkan akan terwujud bagi semua pelaku industri dan masyarakat yang memanfaatkan perbankan syariah sebagai mitra keuangan terpercaya mereka.

Terkini