JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) belum tertarik memberikan bunga kredit murah di tengah tingginya cost of fund saat ini. Meskipun memiliki porsi dana murah yang cukup besar, BCA tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit guna menghindari risiko gagal bayar dari nasabah.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa pemberian bunga kredit yang terlalu rendah berisiko memancing nasabah dengan kemampuan bayar yang lemah untuk mengajukan pinjaman. "Kalau promo yang kita berikan dalam bentuk bunga kredit terlalu rendah, padahal jujur, bahwa itu adalah tarif promo. Tentu BCA tidak mau rugi, kita akan cari profit," ujar Jahja.
Strategi Menghindari Risiko Gagal Bayar
Jahja menegaskan bahwa kebijakan ini diambil agar bank tidak menjerumuskan nasabah ke dalam kesulitan keuangan. Ia menjelaskan, banyak nasabah yang mungkin mampu membayar cicilan selama periode promo bunga rendah, tetapi ketika suku bunga kembali ke tingkat normal (variable rate), mereka bisa mengalami kesulitan membayar cicilan.
"Nasabah bisa mencicil saat bunga promo, tetapi ketika masuk ke variable rate, ternyata mereka tidak mampu bayar. Ini yang ingin kami hindari," kata Jahja.
Oleh karena itu, BCA menerapkan persyaratan tambahan bagi debitur yang ingin mendapatkan fasilitas kredit perumahan (KPR) maupun kredit kendaraan bermotor (KKB). Salah satu persyaratan tersebut adalah nasabah harus mengendapkan dana murah dalam bentuk tabungan atau giro di BCA untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan bayar yang memadai.
"Nah, kalau memang tidak mau terlalu murah, atau simpanan tabungan atau giro Anda tidak mau di-block, ya maaf, bunganya agak lebih mahal sedikit," jelas Jahja.
BCA Expoversary 2025: Penawaran Khusus Kredit
Meskipun tidak menawarkan bunga kredit yang sangat rendah secara umum, BCA tetap memberikan beberapa penawaran menarik dalam acara Expoversary 2025. Dalam ajang tersebut, BCA menghadirkan berbagai promo kredit, termasuk:
KPR BCA dengan suku bunga 2,68% eff. p.a fix 3 tahun, dengan syarat penempatan sejumlah dana.
Biaya provisi sebesar 0,68% serta diskon 50% untuk biaya administrasi.
Bunga 2,88% flat p.a untuk tenor 2 dan 3 tahun.
DP 0% untuk program KKB BCA dan KSM BCA.
Promo-promo ini diharapkan tetap menarik minat calon debitur yang memiliki komitmen finansial kuat dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank.
Perbankan Hati-Hati di Tengah Tingginya Suku Bunga
Kondisi perbankan saat ini memang tengah menghadapi tantangan berupa tingginya cost of fund, sehingga bank lebih selektif dalam menyalurkan kredit. Menurut data, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih bertahan di level yang cukup tinggi, sehingga bank harus menyesuaikan kebijakan kredit mereka agar tetap menguntungkan dan meminimalkan risiko gagal bayar.
Sebelumnya, berbagai bank juga melaporkan bahwa pertumbuhan kredit masih berada di bawah target akibat kondisi suku bunga yang belum turun signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam mengajukan pinjaman, sementara perbankan juga semakin selektif dalam memberikan kredit.
Dengan kebijakan ini, BCA tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, memastikan hanya nasabah yang benar-benar mampu membayar yang mendapatkan fasilitas pinjaman dengan skema tertentu. Hal ini sekaligus menjadi langkah mitigasi risiko agar rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di level yang sehat.
Di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi, BCA memilih untuk tidak memberikan bunga kredit murah secara agresif guna menghindari risiko gagal bayar dari nasabah yang tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup. Sebagai gantinya, bank menerapkan strategi selektif dengan syarat pengendapan dana murah bagi debitur yang ingin menikmati suku bunga kompetitif.
Namun, melalui ajang BCA Expoversary 2025, bank tetap menghadirkan berbagai promo menarik untuk kredit rumah dan kendaraan dengan skema yang telah disesuaikan. Dengan pendekatan ini, BCA tetap mampu menarik nasabah potensial tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian dalam bisnis perbankan.