Bursa Asia-Pasifik Dibuka Beragam di Tengah Kekhawatiran Ekonomi Global

Rabu, 26 Februari 2025 | 15:35:45 WIB
Bursa Asia-Pasifik Dibuka Beragam di Tengah Kekhawatiran Ekonomi Global

JAKARTA – Pasar saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada Rabu, 26 Februari 2025, mengikuti penurunan pada dua indeks acuan utama Wall Street sebelumnya. Pelemahan ini didorong oleh data keyakinan konsumen Amerika Serikat (AS) yang tercatat lebih rendah dari perkiraan, menimbulkan kekhawatiran tentang arah pertumbuhan ekonomi global.

Pasar Saham Jepang Lesu

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix memulai perdagangan dengan pelemahan untuk hari kedua berturut-turut. Nikkei 225 dibuka turun 0,56%, sementara Topix melemah 0,44%, mencerminkan kehati-hatian investor terhadap prospek ekonomi Negeri Sakura. "Investor Jepang tampaknya masih belum yakin dengan kestabilan pasar global, terutama setelah melihat data AS yang kurang menggembirakan," ujar seorang analis pasar di Tokyo.

Tren Positif di Korea Selatan

Di sisi lain, pasar saham Korea Selatan menunjukkan ketahanan dengan tren yang relatif positif. Indeks Kospi naik 0,12% di awal perdagangan, sedangkan indeks berkapitalisasi kecil Kosdaq berhasil menguat 0,25%. Penguatan ini terdukung oleh sektor teknologi dan semikonduktor. "Kami melihat pergerakan positif di Kospi sebagai refleksi dari sektor teknologi yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global," kata seorang analis keuangan di Seoul.

Australia dan Hong Kong Menunggu Kebijakan Baru

Pasar saham di Australia juga mengalami pelemahan dengan indeks S&P/ASX 200 turun 0,47%. Penurunan ini melanjutkan kerugian yang diderita selama dua hari berturut-turut seiring dengan perhatian investor yang tertuju pada data inflasi yang akan dirilis. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, inflasi di bulan Januari diperkirakan naik 2,5% secara tahunan, tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, di Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng berada di level 23.148, menunjukkan indikasi penguatan dibanding penutupan sebelumnya di 23.034,02. Para pelaku pasar Hong Kong menantikan pengajuan anggaran tahunan oleh pemerintah setempat yang dijadwalkan pada hari ini. "Anggaran tahunan kali ini diharapkan bisa memberikan stimulus bagi ekonomi Hong Kong, yang selama ini tertekan oleh ketidakpastian global," kata seorang ekonom lokal.

Wall Street di Tengah Kekhawatiran Global

Sementara itu, di Wall Street, ketiga indeks utama ditutup bervariasi pada sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 mengalami penurunan untuk sesi keempat berturut-turut, melemah 0,47% ke level 5.955,25. Nasdaq Composite merosot lebih tajam, turun 1,35% ke level 19.026,39, dipimpin oleh penurunan saham Nvidia yang mencapai 2,8%. Namun, indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mencatat kenaikan tipis, naik 159,95 poin atau 0,37% ke 43.621,16.

Pelemahan di Wall Street sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global yang masih dibayangi ketidakpastian. Investor memilih bergerak ke aset yang lebih aman, tercermin dari turunnya imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun ke bawah 4,3%, posisi terendah sejak Desember. "Perpindahan ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menghadapi prospek ekonomi global yang suram," jelas seorang ekonom senior dari lembaga investasi di New York.

Proyeksi dan Langkah ke Depan

Di tengah situasi pasar yang beragam ini, perhatian investor global tentunya akan tertuju pada kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah dan bank sentral dalam menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi. Di Jepang, Bank of Japan diperkirakan akan terus memantau dampak kebijakan moneternya guna memastikan stabilitas ekonomi di tengah gejolak global. Sementara itu, para pelaku pasar di AS akan memerhatikan pernyataan dan arah kebijakan dari Federal Reserve mengenai kondisi ekonomi domestik dan global.

Dengan pergerakan yang bervariasi di bursa Asia-Pasifik dan Wall Street, para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan terus memantau perkembangan ekonomi global serta kebijakan fiskal dan moneter yang akan datang. Hal ini penting demi mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah pergerakan pasar selanjutnya. "Di tengah ketidakpastian ini, investor perlu terus memperhatikan data ekonomi dan kebijakan yang diambil oleh pemangku kebijakan di masing-masing negara," ujar seorang pakar analis pasar internasional.

Sejauh ini, bursa Asia-Pasifik dan pasar global lainnya tetap berusaha beradaptasi dan mencari keseimbangan untuk menjalani perdagangan di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Dengan berbagai insentif dan kebijakan yang dipersiapkan, langkah-langkah ini diharapkan mampu mendorong kembali kepercayaan pelaku pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di masa depan.

Terkini