DPRD Balikpapan Dukung Larangan Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Jumat, 28 Februari 2025 | 20:38:13 WIB
DPRD Balikpapan Dukung Larangan Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah 16 Tahun

JAKARTA  - Penggunaan gawai dan media sosial yang semakin marak di kalangan anak-anak dan remaja menarik perhatian sejumlah pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan. Hj. Iim S, Pd, seorang politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), secara tegas menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah pusat yang berencana untuk melarang penggunaan gadget bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Dalam wawancaranya pada Jumat, 28 Februari 2025, Iim menyampaikan keprihatinannya tentang dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan di kalangan pelajar, terutama mereka yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Kalau saya sangat mendukung sekali kalau memang ada kebijakan larangan penggunaan gadget untuk anak-anak sekolah, khususnya sekolah dasar," kata Iim dengan penuh keyakinan.

Iim menyoroti bagaimana perangkat digital, jika tidak diawasi dengan baik, dapat membahayakan perkembangan anak. "Efek penggunaan gadget ini sangat luar biasa, karena sampai hari ini belum ada perlindungan khusus untuk anak-anak," ujarnya. Menurut Iim, dengan akses yang mudah ke internet, anak-anak rentan terhadap konten yang tidak sesuai usia, termasuk kekerasan dan konten seksual.

Lebih lanjut, Iim menekankan pentingnya peran orang tua dan guru dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. "Penggunaan handphone bagi anak didik bisa diantisipasi sejak dini melalui peran serta dukungan baik dari orang tua dan guru di sekolah," katanya. Ia berharap agar para guru dapat mempertimbangkan untuk mengurangi tugas-tugas yang memerlukan penggunaan internet, dan lebih memanfaatkan buku pelajaran sebagai sumber utama tugas sekolah. "Kalau bisa guru ketika memberikan tugas sekolah sebaiknya jangan ada yang berhubungan dengan internet," imbuhnya.

Meskipun menyadari pentingnya teknologi di era modern, Iim berpendapat bahwa pembatasan penggunaan gadget seharusnya diterapkan berdasarkan batas usia yang tepat. "Gadget itu penting, tapi kalau anak usia sekolah khususnya anak SD yang menggunakan handphone, semua sudah bisa terlihat, karena semua sudah bisa diakses," ucap Iim.

Iim juga mengajak semua pihak untuk mendukung kebijakan yang akan diberlakukan. "Semoga aturan untuk pembatasan usia penggunaan gadget ini bisa diberlakukan, karena kita khawatir dengan dampak dan efek penggunanya, khususnya pelajar," pungkasnya. Harapan ini mencerminkan keinginan agar lingkungan sekolah dapat tetap kondusif dan aman bagi perkembangan anak secara menyeluruh.

Penggunaan gadget oleh anak-anak di bawah umur memang menjadi dilema di era digital ini. Sebagian besar anak-anak sudah sangat familiar dengan ponsel pintar, yang tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga hiburan. Namun, keterbukaan akses ini tanpa pengawasan yang tepat dapat menimbulkan berbagai ancaman baik fisik maupun mental bagi anak-anak.

Selain potensi paparan terhadap konten negatif, penggunaan gadget yang berlebihan pada anak-anak juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Studi menunjukkan bahwa penggunaan gawai secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, gangguan tidur, serta memengaruhi kemampuan sosialisasi. Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi tatap muka dengan teman sebaya.

Meski begitu, bukan berarti teknologi harus sepenuhnya dihindari. Gadget dan internet tetap memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan dan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas jika digunakan secara bijaksana. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menanamkan pemahaman pada anak-anak mengenai penggunaan teknologi yang sehat dan bertanggung jawab.

Untuk mendukung kebijakan ini, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Sekolah bisa mulai dengan mengintegrasikan program literasi digital ke dalam kurikulum mereka. Program ini tidak hanya akan mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga etika digital dan kesadaran akan jejak digital. Di sisi lain, orang tua dapat membangun kesadaran di rumah melalui pengaturan batas waktu penggunaan gadget dan menciptakan aktivitas keluarga yang tidak melibatkan layar.

Senada dengan hal tersebut, pemerintah juga diharapkan dapat memperkuat regulasi terkait pelindungan anak di ranah digital. Ini termasuk pengembangan sistem filter konten yang lebih kuat serta kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembatasan usia dalam penggunaan gadget.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan lingkungan yang lebih aman dan mendukung dapat terwujud bagi anak-anak dalam memanfaatkan teknologi. Keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas offline harus terus dijaga untuk memastikan perkembangan anak yang optimal, baik dari sisi akademis maupun sosial-emosional. Kebijakan ini merupakan langkah awal yang penting dalam memastikan bahwa generasi muda dapat tumbuh dalam lingkungan yang seimbang dan aman di era digital.

Terkini