
JAKARTA - Di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang cepat, aman, dan ramah lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjawab tantangan tersebut dengan melakukan transformasi besar-besaran pada sistem layanannya. Lima tahun terakhir menjadi momentum penting bagi KAI dalam membuktikan komitmennya menghadirkan transportasi publik yang tak hanya andal secara teknis, tetapi juga berkelanjutan dan berpihak pada kualitas hidup masyarakat.
Transformasi ini meliputi berbagai aspek penting dalam ekosistem layanan kereta api, mulai dari percepatan waktu tempuh, kepastian jadwal, hingga adopsi teknologi digital dan kampanye ramah lingkungan. Semuanya dijalankan dalam kerangka besar mendorong moda transportasi publik sebagai pilihan utama masyarakat di era modern.
Kecepatan dan ketepatan waktu menjadi dua indikator kunci dari perubahan tersebut. KAI mencatat peningkatan signifikan dalam durasi perjalanan sejumlah layanan unggulan. Misalnya, perjalanan KA Argo Bromo Anggrek relasi Gambir–Surabaya Pasar Turi kini dapat ditempuh hanya dalam 7 jam 45 menit, lebih cepat dibandingkan 9 jam pada tahun 2019. Demikian pula KA Taksaka rute Gambir–Yogyakarta yang waktu tempuhnya berkurang dari 7 jam 40 menit menjadi 6 jam 5 menit.
Baca Juga
Selain percepatan waktu tempuh, ketepatan jadwal KAI terus mengalami peningkatan. Data mencatat, tingkat keberangkatan tepat waktu naik dari 99,54% pada 2020 menjadi 99,77% di tahun 2024. Sedangkan kedatangan tepat waktu naik dari 93,11% menjadi 96,05% di periode yang sama.
“Tepat waktu bukan lagi keunggulan tambahan, itu sudah jadi standar layanan kami yang akan terus ditingkatkan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Capaian tersebut tidak terlepas dari investasi KAI dalam modernisasi infrastruktur dan pemanfaatan teknologi canggih. Salah satu inovasi unggulan yang diperkenalkan adalah sistem face recognition, yang membuat proses boarding pelanggan jauh lebih cepat dan efisien. Teknologi ini memungkinkan pelanggan naik kereta tanpa perlu mencetak tiket fisik, cukup dengan pemindaian wajah.
Selama periode Januari hingga Juni 2025, tercatat sekitar 5,4 juta pelanggan telah memanfaatkan layanan ini. Selain meningkatkan kenyamanan, teknologi ini juga turut mengurangi penggunaan kertas, dengan penghematan sekitar 12.953 rol tiket kertas atau setara efisiensi lebih dari Rp194 juta.
“Inovasi kami bukan hanya soal teknologi, tapi soal tanggung jawab sosial dan lingkungan,” kata Anne menekankan pendekatan holistik KAI dalam transformasinya.
Sebagai bagian dari kampanye gaya hidup berkelanjutan, KAI juga menghadirkan Water Station di berbagai stasiun. Fasilitas isi ulang air minum ini mendorong kebiasaan pelanggan untuk membawa botol minum pribadi dan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. Langkah ini memperkuat peran stasiun tidak hanya sebagai titik keberangkatan, tetapi juga sebagai ruang publik yang edukatif dan ramah lingkungan.
KAI juga terus membangun sistem transportasi yang terintegrasi, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat yang makin kompleks. Salah satu bentuk nyata integrasi antarmoda ini terlihat di Stasiun Halim, di mana layanan kereta cepat Whoosh terhubung langsung dengan LRT Jabodebek. Selain itu, jalur Commuter Line Basoetta juga kini terintegrasi dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, memperlancar konektivitas antarwilayah dan antar moda.
Upaya integrasi ini menjadi bagian penting dari strategi KAI Group dalam membangun ekosistem transportasi nasional yang terhubung secara menyeluruh, efisien, dan berbasis kenyamanan pengguna. Dengan konektivitas yang semakin luas, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan moda transportasi yang hemat waktu dan energi.
Bukti nyata dari keberhasilan transformasi tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah pelanggan KAI Group. Pada Semester I 2025, total penumpang yang dilayani mencapai 240.906.117 orang, meningkat 8,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 221.206.420 pelanggan.
“Setiap peningkatan operasional yang kami lakukan adalah cara KAI menghadirkan layanan yang lebih relevan, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat,” tegas Anne Purba.
Melalui kombinasi kecepatan, efisiensi, dan inovasi, KAI memperkuat posisinya sebagai tulang punggung transportasi publik di Indonesia. Komitmen terhadap pelayanan tepat waktu, penerapan teknologi modern, dan kepedulian terhadap lingkungan menjadikan KAI lebih dari sekadar penyedia jasa angkutan—melainkan motor penggerak transformasi mobilitas nasional.
Dengan strategi ini, KAI tidak hanya menjawab kebutuhan transportasi hari ini, tetapi juga mempersiapkan diri untuk tantangan masa depan, di mana keberlanjutan dan digitalisasi menjadi kunci utama dalam mendukung pergerakan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Prabowo Subianto Tambah Libur Usai HUT ke 80 RI pada 18 Agustus 2025
- Jumat, 01 Agustus 2025
Terpopuler
1.
Cara Backup WhatsApp di Android dan iPhone
- 01 Agustus 2025
2.
Daftar iPhone yang Dapat Update iOS 26
- 01 Agustus 2025
3.
Rekomendasi Tablet Samsung Murah Agustus 2025
- 01 Agustus 2025
4.
Harga BBM Agustus: Solar Naik, Bensin Turun
- 01 Agustus 2025
5.
Tarif Listrik Agustus 2025 Masih Stabil, Ini Daftarnya
- 01 Agustus 2025