Harga Sembako Jatim 1 Agustus 2025 Naik Turun, Cabai Melonjak

Harga Sembako Jatim 1 Agustus 2025 Naik Turun, Cabai Melonjak
Harga Sembako Jatim 1 Agustus 2025 Naik Turun, Cabai Melonjak

JAKARTA - Perubahan harga kebutuhan pokok masih menjadi perhatian utama masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Timur. Pada Jumat, 1 Agustus 2025, perkembangan harga sembako menunjukkan dinamika yang cukup signifikan. Beberapa komoditas tercatat mengalami lonjakan harga, sementara lainnya justru menurun. Di antara semua pergerakan itu, cabai rawit merah menjadi sorotan karena mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.

Fluktuasi harga sembako bukanlah hal baru bagi warga. Harga yang naik turun setiap hari membuat masyarakat perlu terus memantau perkembangan agar dapat mengelola pengeluaran dengan lebih bijak. Dalam hal ini, mengetahui harga sembako terkini menjadi informasi penting, terutama bagi ibu rumah tangga, pedagang pasar, hingga pelaku usaha kuliner.

Sebagai informasi, sembako merupakan kependekan dari sembilan bahan pokok yang menjadi kebutuhan dasar sehari-hari masyarakat. Jenis-jenis bahan pokok yang termasuk dalam kategori sembako antara lain beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang merah dan putih, bahan bakar rumah tangga seperti elpiji dan minyak tanah, serta garam.

Baca Juga

Kementerian ESDM Dorong Literasi Energi Lewat Festival

Namun, kebutuhan dapur yang juga tak kalah vital adalah cabai, mengingat perannya dalam berbagai olahan masakan khas Indonesia. Oleh karena itu, perubahan harga komoditas seperti cabai pun selalu menjadi perhatian.

Berikut ini adalah daftar harga sembako di wilayah Jawa Timur yang dihimpun dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) pada Jumat, 1 Agustus 2025 pukul 09.51 WIB:

Beras Premium: Rp 15.007/kg

Beras Medium: Rp 12.959/kg

Gula kristal putih: Rp 16.525/kg

Minyak goreng curah: Rp 18.513/kg

Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.228/liter

Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.439/liter

Minyak goreng Minyakita: Rp 16.467/liter

Daging sapi paha belakang: Rp 119.340/kg

Daging ayam ras: Rp 31.329/kg

Daging ayam kampung: Rp 66.736/kg

Telur ayam ras: Rp 27.043/kg

Telur ayam kampung: Rp 46.558/kg

Susu kental manis Bendera: Rp 12.430 (370 gr/kl)

Susu kental manis Indomilk: Rp 12.330 (370 gr/kl)

Susu bubuk Bendera: Rp 41.385 (400 gr/dos)

Susu bubuk Indomilk: Rp 40.642 (400 gr/dos)

Garam bata: Rp 1.640/buah

Garam halus: Rp 9.506/kg

Cabai merah keriting: Rp 34.687/kg

Cabai merah besar: Rp 31.978/kg

Cabai rawit merah: Rp 34.078/kg

Bawang merah: Rp 49.370/kg

Bawang putih: Rp 30.699/kg

Gas elpiji: Rp 19.648/tabung

Berdasarkan data di atas, harga cabai merah keriting mengalami kenaikan paling menonjol, yakni 15,94% atau naik Rp 4.770 per kilogram. Di sisi lain, daging ayam kampung justru tercatat mengalami penurunan harga sebesar 2,23% atau turun Rp 1.522 per kilogram.

Faktor-faktor Penyebab Perubahan Harga

Harga sembako yang berubah-ubah tidak lepas dari berbagai faktor yang memengaruhi rantai pasok dan kondisi pasar secara keseluruhan. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap fluktuasi harga di antaranya:

-Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap barang meningkat namun jumlah pasokan tetap atau bahkan menurun, maka harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah tetapi permintaan stagnan atau menurun, harga bisa turun.

-Cuaca dan Kondisi Alam
Perubahan musim, cuaca ekstrem, atau bencana alam dapat mengganggu produksi pertanian. Misalnya, musim kemarau yang panjang bisa menyebabkan gagal panen, sehingga stok komoditas menipis dan harga naik.

-Kebijakan Pemerintah
Regulasi seperti pembatasan impor, perubahan tarif pajak, atau pencabutan subsidi dapat mempengaruhi harga barang pokok. Kebijakan tersebut berdampak langsung pada struktur biaya di tingkat produsen dan konsumen.

-Kenaikan Biaya Produksi
Naiknya harga bahan bakar, pupuk, atau ongkos tenaga kerja menyebabkan peningkatan biaya produksi dan logistik. Imbasnya, harga jual di tingkat pasar ikut terdongkrak.

-Kurs Mata Uang
Untuk komoditas yang diimpor, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh besar. Pelemahan rupiah menyebabkan biaya impor menjadi lebih mahal, sehingga harga barang ikut naik.

-Inflasi dan Stabilitas Ekonomi
Inflasi yang tinggi akan menaikkan harga barang dan jasa secara umum, termasuk sembako. Selain itu, kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti ketidakpastian pasar atau krisis global, turut memperparah kenaikan harga.

-Masalah Distribusi
Hambatan logistik seperti kemacetan, keterlambatan pengiriman, atau pemogokan pekerja distribusi dapat menghambat suplai barang ke pasar, yang pada akhirnya turut menaikkan harga.

Berbagai faktor ini menjelaskan mengapa harga sembako cenderung tidak stabil dan sangat sensitif terhadap perubahan di sektor hulu maupun hilir. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku pasar perlu terus melakukan pemantauan serta penyesuaian kebijakan agar harga bahan pokok tetap terjangkau dan pasokan tetap aman.

Penting untuk dicatat bahwa harga yang tercantum merupakan harga rata-rata di seluruh wilayah Jawa Timur, dan bisa saja berbeda di tiap pasar atau kota. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh jarak distribusi, perbedaan jumlah pasokan, dan kondisi ekonomi lokal masing-masing daerah.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Properti Diuntungkan Insentif PPN 2025

Properti Diuntungkan Insentif PPN 2025

Tarif Transportasi Rp80 Sambut HUT RI ke 80

Tarif Transportasi Rp80 Sambut HUT RI ke 80

Mobil Listrik Jetour X20e Tampil di GIIAS 2025

Mobil Listrik Jetour X20e Tampil di GIIAS 2025

Prabowo Subianto Tambah Libur Usai HUT ke 80 RI pada 18 Agustus 2025

Prabowo Subianto Tambah Libur Usai HUT ke 80 RI pada 18 Agustus 2025

Pelita Air Buka Penerbangan Harian Jakarta Singapura

Pelita Air Buka Penerbangan Harian Jakarta Singapura