Nasib Dua Proyek Tol Terpanjang di Indonesia di Era Prabowo: Akan Dilanjutkan, Diprioritaskan, atau Justru Terhenti?

Rabu, 19 Maret 2025 | 11:16:23 WIB
Nasib Dua Proyek Tol Terpanjang di Indonesia di Era Prabowo: Akan Dilanjutkan, Diprioritaskan, atau Justru Terhenti?

JAKARTA - Proyek jalan tol terpanjang di Indonesia, yaitu Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) dan Tol Gilimanuk-Mengwi, tidak masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diumumkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kedua proyek yang sebelumnya masuk dalam PSN era Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan tetap dilanjutkan atau terhenti.

Prabowo telah menetapkan 77 proyek sebagai PSN di periode pemerintahannya, termasuk empat proyek jalan tol. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan era Jokowi yang menetapkan lebih dari 30 proyek jalan tol sebagai PSN. Keputusan ini pun menimbulkan ketidakpastian bagi proyek-proyek yang belum rampung.

Belum Ada Kejelasan Kelanjutan Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai kelanjutan dua proyek jalan tol tersebut. Menurutnya, status PSN era Jokowi belum dicabut, sehingga proyek-proyek yang tidak masuk dalam daftar PSN Prabowo masih berada dalam tahap sinkronisasi dan evaluasi.

“Sampai sekarang PSN-PSN yang ada belum ada keputusan untuk dicabut atau seperti apa. Saat ini, kami sedang melakukan sinkronisasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kementerian Koordinator Perekonomian,” kata Zainal.

Menurutnya, kelanjutan dua proyek tol ini sangat bergantung pada keputusan dari Bappenas dan Kemenko Perekonomian. “Kalau aturannya memungkinkan dan ada anggaran, pasti akan dijalankan. Tapi kalau masih dalam tahap evaluasi, tentu kita harus menunggu keputusannya,” tambahnya.

Proyek Tol Terhambat Lelang dan Pendanaan

Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi sebelumnya menghadapi kendala dalam proses lelang. Pemrakarsa proyek Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi sempat mundur, sehingga proses lelang harus diulang beberapa kali. Hingga saat ini, belum ada kepastian terkait kelanjutan lelang kedua proyek tersebut.

Tol Gilimanuk-Mengwi, yang digadang-gadang menjadi jalan tol terpanjang di Bali dengan panjang 96,68 km, juga mengalami hambatan dalam hal investasi. Pemerintah telah beberapa kali membuka lelang, tetapi belum berhasil menarik investor yang bersedia mendanai proyek ini.

Kondisi serupa juga dialami proyek Tol Getaci. Jalan tol yang dirancang memiliki panjang 206,65 km ini diproyeksikan menelan anggaran Rp 56,2 triliun. Namun, karena kendala lelang dan pendanaan, pemerintah memangkas prioritas pembangunannya hanya sampai Ciamis dengan panjang 108 km dan anggaran Rp 37,64 triliun. Terbaru, muncul kabar bahwa prioritas proyek kembali dikurangi menjadi hanya sampai Tasikmalaya.

Menurut Zainal, pemerintah harus melakukan efisiensi besar-besaran dalam proyek-proyek infrastruktur, termasuk mengevaluasi proyek-proyek tol yang membutuhkan dukungan pendanaan tinggi. “Kami harus memastikan bahwa proyek-proyek yang berjalan benar-benar bisa direalisasikan sesuai dengan kapasitas keuangan negara,” ujarnya.

Peta Jalan Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) dan Tol Gilimanuk-Mengwi awalnya masuk dalam PSN sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024.

Tol Getaci dirancang untuk menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia dengan panjang 206,65 km dan akan menghubungkan Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Namun, karena berbagai kendala, proyek ini dipangkas menjadi hanya 108 km hingga Ciamis dan kini direncanakan hanya sampai Tasikmalaya.

Tol Gilimanuk-Mengwi direncanakan membentang sepanjang 96,68 km, melintasi tiga kabupaten di Bali, yaitu Jembrana, Tabanan, dan Badung. Proyek ini terbagi menjadi tiga seksi:

Seksi 1: Gilimanuk-Pekutatan (53,6 km)

Seksi 2: Pekutatan-Soka (24,3 km)

Seksi 3: Soka-Mengwi (18,9 km)

Tol ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di jalur utama Bali bagian barat dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Namun, hingga kini proyeknya masih terhambat akibat minimnya investor.

Dampak Jika Proyek Tol Tidak Dilanjutkan

Jika Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi tidak dilanjutkan, dampaknya bisa cukup signifikan terhadap mobilitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah terkait. Kedua tol ini dirancang untuk memperlancar arus logistik, meningkatkan konektivitas antarwilayah, serta mendukung sektor pariwisata dan industri di Pulau Jawa dan Bali.

Tanpa adanya tol ini, arus kendaraan masih akan bertumpu pada jalan nasional yang sudah sering mengalami kemacetan, terutama di jalur selatan Jawa dan Bali bagian barat. Selain itu, investor yang sudah mengalokasikan dana untuk studi kelayakan dan persiapan proyek bisa mengalami kerugian.

Pemerintah masih mempertimbangkan berbagai opsi untuk proyek ini, termasuk mencari alternatif pendanaan atau mengubah skema investasi agar lebih menarik bagi investor.

Nasib Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi masih belum menemui titik terang di era pemerintahan Prabowo Subianto. Dengan tidak masuknya kedua proyek ini dalam daftar PSN terbaru, ada kemungkinan proyek tersebut tidak akan menjadi prioritas dalam lima tahun ke depan.

Namun, pemerintah melalui Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kemenko Perekonomian masih melakukan evaluasi dan sinkronisasi sebelum mengambil keputusan final. Jika aturan memungkinkan dan ada dukungan anggaran, proyek-proyek ini bisa tetap berlanjut. Namun, jika tidak, masyarakat dan dunia usaha harus bersiap dengan kemungkinan bahwa kedua proyek tol ini akan mengalami penundaan lebih lama.

“Kami harus melihat dulu bagaimana aturan mainnya. Jika proyek ini masih memungkinkan untuk dijalankan dan mendapat dukungan anggaran, tentu kita akan jalankan. Tapi jika masih dalam evaluasi, kita harus menunggu agar tidak ada pihak yang dirugikan,” tutup Zainal.

Terkini