Megaproyek Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Solusi Jalur Ekstrem Sumatera Barat
- Senin, 16 Juni 2025

JAKARTA - Sumatera Barat segera memiliki infrastruktur baru yang digadang-gadang menjadi salah satu proyek jalan layang paling megah di Indonesia. Flyover Sitinjau Lauik, yang akan melintasi jalur ekstrem antara Kota Padang dan Kabupaten Solok, mulai direalisasikan sebagai solusi permanen untuk meningkatkan keselamatan dan konektivitas di kawasan tersebut.
Jalur Sitinjau Lauik dikenal luas sebagai salah satu jalur paling berbahaya di Sumatera Barat. Medan jalan yang curam, tikungan tajam, serta kemiringan yang mencapai 45 derajat membuat jalur ini kerap menjadi momok bagi para pengendara, khususnya pengemudi truk dan bus antarkota. Tak jarang, kecelakaan lalu lintas terjadi akibat rem blong, kendaraan terguling, hingga tabrakan beruntun.
Tak hanya itu, kabut tebal yang sering menyelimuti kawasan tersebut semakin memperbesar risiko kecelakaan. Kondisi ini menjadikan Sitinjau Lauik dikenal sebagai "jalur neraka" bagi banyak sopir yang kerap melintasinya.
Baca JugaAxioo Pongo 750 Laptop RTX 4050 Terbaik: Performa Gahar di Balik Harga Terjangkau
Namun di balik tantangannya, kawasan ini juga menawarkan panorama alam khas pegunungan Sumatera Barat yang memikat mata. Keindahan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan, meskipun harus dihadapkan pada risiko besar saat melintas.
Setelah melalui perencanaan panjang, akhirnya pemerintah bersama pihak terkait mulai merealisasikan pembangunan Flyover Sitinjau Lauik. Proyek ambisius senilai total Rp5,8 triliun ini resmi dimulai pada Mei 2025 dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada 2030.
Dua Tahap Pembangunan, Tahap Awal Dimulai 2025
Pembangunan flyover ini akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dinamakan “Panorama 1”, dimulai pada Mei 2025 dengan panjang bentangan mencapai 2,781 kilometer. Untuk tahap awal ini, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp2,8 triliun.
Proyek ini dilaksanakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan pelaksana utama PT Utama Panorama Sitinjau Lauik HPS, perusahaan hasil konsorsium antara PT Hutama Karya dan PT Hutama Karya Infrastruktur.
Sementara itu, tahap kedua yang dinamakan “Panorama 2” direncanakan mulai pada tahun 2027, dengan panjang sekitar 4 kilometer. Nilai investasi untuk pembangunan tahap kedua diproyeksikan mencapai Rp3 triliun, dengan target penyelesaian pada tahun 2030.
Proyek ini dirancang untuk menjadi salah satu flyover terindah di Sumatera Barat, sekaligus menjadi ikon baru infrastruktur transportasi modern di kawasan tersebut.
Manfaat Besar untuk Keselamatan dan Ekonomi
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam hal keselamatan berkendara. Infrastruktur ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan yang selama ini tinggi di jalur ekstrem tersebut.
Selain aspek keselamatan, flyover ini juga diyakini akan mempercepat arus logistik dan mobilitas masyarakat. Dengan jalur yang lebih aman dan lancar, distribusi barang akan lebih efisien, yang pada akhirnya dapat menekan biaya logistik regional.
Tak hanya itu, sektor pariwisata Sumatera Barat juga diprediksi akan terdongkrak berkat kemudahan akses. Para wisatawan yang selama ini ragu berkunjung ke kawasan tersebut karena kendala akses, akan lebih nyaman menjelajahi berbagai destinasi wisata di sekitar Padang dan Solok.
"Pembangunan flyover ini akan menjadi salah satu pilar utama pengembangan sistem transportasi modern di Sumatera Barat," ujar pihak pengembang proyek.
Mengatasi Jalur Neraka Sitinjau Lauik
Pembangunan flyover ini merupakan jawaban atas desakan masyarakat dan berbagai kalangan atas kondisi Sitinjau Lauik yang kerap menelan korban jiwa. Medan ekstrem, ditambah minimnya alternatif jalur, membuat urgensi pembangunan semakin tinggi.
Dengan flyover yang didesain khusus untuk menghindari jalur-jalur curam dan tikungan berbahaya, diharapkan ke depan tidak ada lagi kecelakaan fatal akibat rem blong atau kendaraan terguling di Sitinjau Lauik.
“Selama ini, kondisi jalan yang berbahaya membuat Sitinjau Lauik dikenal sebagai jalur neraka oleh banyak pengemudi. Pembangunan flyover ini menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas,” jelas laporan tersebut.
Langkah nyata ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur vital nasional, terutama di kawasan-kawasan dengan tingkat risiko tinggi.
Proyek Strategis Nasional untuk Kemajuan Sumatera Barat
Proyek Flyover Sitinjau Lauik bukan hanya sekadar proyek infrastruktur biasa. Pembangunan ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa, khususnya di wilayah Sumatera.
Dengan memperlancar konektivitas antara Padang sebagai ibu kota provinsi dan Solok sebagai salah satu pusat pertanian di Sumatera Barat, potensi pertumbuhan sektor ekonomi berbasis pertanian dan industri kecil menengah akan semakin terbuka lebar.
Lebih dari itu, jalur ini merupakan salah satu akses utama logistik dari Pelabuhan Teluk Bayur menuju kawasan pedalaman Sumatera Barat. Dengan adanya flyover, perjalanan barang dan jasa akan menjadi lebih lancar dan efisien.
Jika pembangunan berjalan sesuai jadwal, Sumatera Barat akan memiliki infrastruktur jalan layang yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga monumental secara fungsi. Flyover Sitinjau Lauik diharapkan menjadi inspirasi bagi provinsi lain yang memiliki tantangan geografis serupa.
Dorongan Besar dari Pemerintah dan Swasta
Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus mendorong percepatan proyek strategis seperti Flyover Sitinjau Lauik. Keberadaan skema KPBU juga menunjukkan peran serta sektor swasta yang semakin aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional.
Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan usaha ini merupakan model yang mulai banyak diterapkan di berbagai daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur vital tanpa sepenuhnya mengandalkan anggaran negara.
Dengan target penyelesaian tahap pertama pada 2027 dan tahap kedua rampung pada 2030, masyarakat Sumatera Barat dan sekitarnya optimistis bahwa pembangunan Flyover Sitinjau Lauik akan membawa perubahan besar bagi masa depan provinsi tersebut.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.